selesai!

1K 139 34
                                    

Abigail Pov

Aku ingin memutar kembali waktu,jika bisa?aku ingin memperbaiki kesalahanku,lebih keras lagi usahaku untuk mempertahankannya,sedikit lebih egois untuk mendapatkan sesuatu yang aku mau.

Sayangnya,waktu tidak bisa ku putar,dan aku manusia yang hidup dalam kenyataan,kenyataannya aku sudah melepaskan dia,aku tidak bisa memiliki dia sebagai seorang kekasih,Mohamad Fawas Ali selamanya akan menjadi anak sulung Papa Mama.

Sekarang kami dalam perjalanan,dari Bogor menuju Jakarta,selama di dalam perjalanan,yang aku lakukan hanya diam dan sibuk dengan fikiranku sendiri.

Aku selalu berusaha menatap jalanan,tidak ingin menatap wajahnya di balik kemudi,aku tidak ingin setelah ini langkahku menjadi berat jika saat ini aku sibuk melihat wajahnya yang tengah fokus menyetir.

"Kenapa diam saja hmm?"tanya Fawas

Aku hanya menggeleng tanpa menatap wajahnya,iyah!saat ini aku benar-benar menghindari kedua mata kami bertemu.

"Sebentar lagi kita sampai,sekarang kita masih jadi suami istri loh,cincin pernikahan kita kan masih ada,belum hilang"ucapnya

Aku tersenyum,tapi hatiku terasa sangat sakit,apalagi setelah aku kembali mengamati jari manisku yang di jemari kiri,ada sebuah cincin yang semalam Bang Fawas gambar,ini cincin pernikahan kami katanya.

"Kamu ingin apa?sebelum kita bener-bener berpisah Bii?"tanya Fawas

Aku masih saja diam,aku tidak tahu sekarang apa yang ingin aku lakukan bersamanya.

"Bang"

"Iyah"

"Nanti turunin aku di halte depan yaa?"ucapku

"Loh?rumah kan masih jauh Bii"balas Fawas

"Iyah,nanti aku naik taksi online,jangan antar aku sampai rumah,nanti mereka curiga"ucapku lagi

Bang Fawas hanya mengangguk,aku melihat wajahnya dari ekor mataku,sekarang wajahnya sudah berubah sendu,tidak seceria tadi.

Ketika mobil Bang Fawas sudah menepi di depan halte,aku ingin segera turun dari mobilnya,namun tanganku di cekal oleh dia,secara otomatis kedua mata kami bertemu.

"Boleh aku cium kamu?sebagai tanda Affair kita sudah berakhir"ucap Fawas

Aku sedikit berfikir sejenak,lalu detik berikutnya aku mencium bibirnya dan segera di balas oleh Bang Fawas,hingga akhirnya ciuman kami sedikit berubah menjadi lumatan.

Aku sedikit berfikir sejenak,lalu detik berikutnya aku mencium bibirnya dan segera di balas oleh Bang Fawas,hingga akhirnya ciuman kami sedikit berubah menjadi lumatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fawas Pov

"Terimakasih"ucapku lirih

Ciuman kami sudah berakhir,itu tandanya permainan affair kami juga berakhir,aku sedikit mengusap pucuk kepalanya,lalu membiarkan Abigail keluar dari mobilku.

Aku segera menjalankan mobilku,tapi tanpa sepengetahuan Abigail,aku putar balik dan berhenti tidak jauh dari halte,aku harus benar-benar memastikan dia selamat sampai rumah.

Hampir 10menit,akhirnya aku melihat Abigail masuk ke dalam mobil,yang aku fikir mungkin itu taksi online yang ia pesan.

Mobil yang Abigail tumpangi,benar-benar sampai di halaman rumah Papa Mama,maka aku putuskan segera kembali ke Apartemenku,sepanjang jalan aku tidak pernah berhenti memperhatikan cincin yang aku gambar dari pulpen di jari manisku.

***

Sesampainya di Apartemen,aku segera membuka ponselku,Dianty mengirimku pesan hingga 50 lebih,kasihan sekali dia,sungguh!aku merasa menjadi pria brengsek yang sudah menyakiti dirinya.

Maka,aku segera menelfonnya,membertahu jika aku baru ada waktu untuk membuka ponselku,selama ini Dianty selalu menjadi kekasih yang sangat baik,dia tidak pernah mengajukan protes apapun terhadapku.

"Fa,aku tuh cemas tahu gak sih?aku juga rindu"ucap Dianty via telfon

"Iyah maaf ty,nanti malam mau dinner gak?"tanyaku

Shiit,apa-apa'an aku ini?beberapa jam yg lalu aku baru saja menikmati lumatan bibir bersama Abigail,sekarang?aku dengan mudahnya menawarkan dinner dengan Dianty,benar-benar jahat sekali aku ini.

"Mau,aku mau banget"balas Dianty

"Okey,nanti malam aku jemput kamu di rumah Mama"ucapku lagi

Dan tak lama aku meminta Dianty memberiku waktu untuk istirahat,sungguh perjalanan Bogor-Jakarta cukup melelahkan,di tambah kemarin siang aku berhasil terguyur hujan,hidungku sedikit tersumbat,badanku lumayan tidak enak,sedikit meriang.

Abigail Pov

Malam ini Mama sedang membujukku untuk periksa ke dokter,badanku demam,flu juga melandaku.

"Selama di Bandung main kemana saja?kenapa bisa flu sih nak?"tanya Mama

"Nonton konser terus keliling kota Bandung Mah"jawabku

"Kalau gak mau periksa,berarti kamu harus minum obat yang mama sediain?"ucap Mama

Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

Mungkin karna kemarin aku hujan-hujanan bersama Bang Fawas,jadi sekarang hidungku betul-betul tersumbat,beruntungnya sekarang aku di dekat Mama,Mama sangat sabar merawatku.

"Ini obatnya,di minum dulu"ucap Mama sembari mengulurkan obat padaku

Tanpa menunggu lama,aku segera turuti perintah Mama,meminum obat yang menurutku cukup besar ukurannya.

"Pahiiit"gumamku

Mama tersenyum,lalu memberikan aku minum lagi,tangan Mama terulur mengusap rambutku,membenarkan anak rambutku ke belakang telinga.

"Leher kamu kenapa?"tanya Mama

Beberapa detik aku hanya terdiam sembari berfikir,hingga pada akhirnya aku sadar,Bang Fawas meninggalkan beberapa jejak ciuman di leher dan punggungku.

"Hah"

"Leher kamu kenapa merah-merah nak?"tanya Mama lagi

"Oh di Bandung banyak nyamuk Ma"jawabku

"Di hotel ada nyamuk?"tanya Mama

"B-bukan,tapi kemarin Aybi sempet ke Lembang,iyah ke Lembang Mah,disana kan alam bebas gitu,terus banyak nyamuk,di bagian tangan aku udah pada ilang sih"jawabku berbohong

"Matiklah kamu Bii,,,Ya Alloh semoga Mama percaya"gumamku dalam hati

"Oh,,yaudah kamu cepetan istirahat,biar demamnya turun yaa?"balas Mama

Aku pun mengangguk,bersyukur sekali,Mama tidak bertanya macam-macam lagi.

Ketika aku sudah memastikan Mama keluar dari kamar,aku segera berlari menuju meja riasku,aku mencoba melihat tanda merah di leherku.

Aku cukup terkejut ketika menyadari tanda merah di leherku,tidak hanya satu,tapi ada beberapa di bagian titik yang berbeda.

"Dia manusia apa vampier sih?"gerutuku dalam hati

Aku berharap Mama percaya,dan tidak berfikir yang macam-macam tentang tanda merah di leherku ini,tapi jika di fikir-fikir lagi,Mama mana mungkin percaya begitu saja?Mama kan lebih berpengalaman daripada aku?

Semoga setelah ini semua akan baik-baik saja,tolong ingatkan aku!jika besok aku keluar kamar dan menjumpai Papa di rumah,aku harus menutupi tanda merah ini dengan sedikit foundationku,sebelum Papa atau orang rumah selain Mama melihat tanda ini.

#tbc,,,
Bagaimana perasaan kalian baca part ini?Affair sudah selesai yaa?jangan nagih loh,Awas!!!

Selamat menunaikan ibadah puasa,Terimakasih untuk kalian yg mau membaca dan menyempatkan waktu memberi vote dan koment.

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang