Vanesha Pov
Semua berada disini,di rumah sakit,Abigail di rawat dalam ruang ICU,jadi memang tidak memungkin jika terlalu banyak orang yang berada di dalam ruangannya.
Sedari tadi dia hanya diam,tak bergerak sedikitpun,padahal banyak sekali jarum yang tertancap di tubuhnya.
"Sadarlah nak,apa kamu tidak sakit sama sekali?jarum di tubuhmu banyak sayang"ucapku dalam hati.
Iqbaal,sesekali aku mendapati dirinya menatap Fawas,entahlah dia marah atau kecewa pada Fawas,tapi yg ku lihat dia hanya diam,sama sekali tidak mengajak Fawas berdebat.
Sedangkan Fawas?dia sama sekali tidak memperdulikan Papanya,dia memilih duduk di lantai,air matanya masih saja keluar.
"Ma"
"Iyah"
"Mama pulang saja dulu,besok kesini lagi"ucap Fawas
"Ma-"
"Nanti Mama sakit,Aybi pasti akan marah ke abang kalo Mama sakit"potong Fawas
"Besok pagi,Mama kesini lagi yaa?"lanjutnya
Oh betapa hancurnya hatiku saat ini?Fawas terlihat sangat menyedihkan,dia tidak ingin aku sakit,tapi aku pun sama!aku tidak ingin dia sendiri disini.
"Kita pulang,besok kesini lagi"ucap Iqbaal
Aku segera menatap suamiku,ada guratan lelah di wajahnya,wajar!karna dia baru pulang dari Makassar,dia belum istirahat sama sekali.
Aku marah dengannya,bahkan aku sangat kecewa dengannya,tapi aku ingat!bagaimanapun dia suamiku,dia jembatanku untuk mendapatkan Surga,maka dengan berat hati aku mengangguk,aku menuruti perintah dari suamiku.
"Bang"
"Hmm"
"Masuk ke dalam,ada sofa disana,tidurlah disana"ucapku
Fawas hanya mengangguk tanpa menatapku.
"Besok mau makan apa?"tanyaku
Fawas hanya diam,aku hanya mendengar suara isakannya.
"Mama besok datang kesini,bawain baju gantimu dan masakan untuk kamu,jgn lupa nanti sholat tahajud yaa?berdoa lagi,jgn sampai bosan meminta pertolongan sama Alloh"lanjutku
"I-iyah Ma"balas Fawas dengan terbata-bata,karna tenggorokannya tercekat oleh air mata.
Aku mencium pucuk kepalanya,lalu aku tangkup wajahnya anak sulungku.
Aku masih ingat!pertama kali Fawas bertemu denganku,dia belum bisa memanggilku Mama,dia selalu memanggil tante cantik,usianya baru 2 thn saat itu,dia memang sudah tampan sejak kecil,pantas Abigail jatuh cinta dengan sosoknya.
"Kamu anak Mama,siapapun yang akan menyakitimu,ada Mama yang membelamu,kamu mengerti?"tanyaku dengan suara parau
Fawas mengangguk cepat,lalu dia berhambur memelukku erat.
"Kamu tidak sendiri bang"gumamku dalam pelukannya
Tubuhnya yg dulu kecil,sekarang sudah besar,bahkan lebih besar dari tubuhku,dadanya bidang,pundaknya juga lebar,tapi sampai kapanpun dia tetap menjadi kecil dimataku,sama seperti Abigail juga Javas.
Aku dan Fawas berdiri,kami beranjak dari lantai rumah sakit,Iqbaal sudah beranjak juga dari kursinya.
Fawas mencium tanganku,selanjutnya dia juga mengajak sang Papa berjabat tangan,lalu dia juga mencium tangan suamiku.
"Papa titip Aybi"ucap Iqbaal lirih dengan memukul lengan Fawas pelan.
"Iyah"jawab Fawas
Dan akhirnya aku benar-benar pulang bersama Iqbaal,dia merangkul pundakku cukup erat,kami berjalan bersama menyusuri lorong Rumah Sakit yg sudah terlihat sepi.
Fawas Pov
"Hai bangun,kamu dengar aku?"tanyaku
Aku mencoba mengajak Abigail berkomunikasi,walaupun aku tahu dia tidak akan merespon apa yg aku katakan.
Tapi setidaknya aku tahu,dia bisa mendengar,dia bisa merasakan betapa aku hancur melihat keadaannya sekarang.
Tangan kirinya sudah berada di genggamanku,sesekali aku menciumnya cukup lama.
"Bii,ada bayi di dlm perutmu"gumamku
"Tuhan baik ya?langsung memberikan kita bayi,langsung percaya sama kita,kita akan jadi orang tua,aku tidak sabar meladeni nyidammu sayang"lanjutku air mataku benar-benar tidak bisa berhenti walaupun hanya beberapa detik.
"Mama Aybi,Papa Fawas?kamu mau di panggil apa sama anak kita?"tanyaku
"Jangan tidur lama-lama ah,aku tidak suka melihatmu tidur seperti ini,jelek!kamu kayak robot,banyak kabel-kabel brengsek yang tersalur di tubuhmu"kataku
"Aku suka melihatmu tidur dgn Hotpants dan Kaosku,aku juga suka melihatmu memakai piyama bergambar karakter smurf,apalagi kalau kamu memakai piyama satin bertali kecil hingga tulang punggungmu terlihat?bangun dong Bii"lanjutku
Selanjutnya aku benar-benar tidak tidur,aku selalu mengajak Abigail berbincang,hingga aku sadar ketika suara denting jam yang berada di dinding menunjukan jam setengah 3 pagi.
Aku ingat pesan Mama sebelum pulang,aku di suruh sholat tahajud juga berdoa meminta pertolongan pada Tuhan.
Maka aku segera masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu,selanjutnya aku sholat dua rokaat dengan di tutup sholat witir 3 rokaat,aku berdoa dan memohon pada Sang Pencipta,agar Abigail segera sadar dan janin di dalam perutnya selalu tumbuh sehat.
Hingga rasanya aku lelah,kemudian pandanganku gelap,iyah!pada akhirnya tubuhku menyerah dan memilih tidur diatas sajadah dalam ruang ICU milik Abigail,hanya ada suara dari alat-alat medis yang beradu dengan suara denting jam dinding.
#tbc,,
Hhhuuuuaaaahhh gak kuat aku 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble
RomanceNamaku Mohamad Fawas Ali,anak dari aktor terkenal Iqbaal Diafahri,Ibuku seorang ahli bisnis bernama Vanesha Najwa,aku tiga bersaudara,adik pertamaku bernama Queena Abigail Diafahri,lalu adik bungsuku bernama Mohamad Javas Diafahri. Semua orang akan...