mengungkap kebohongan

1K 160 70
                                    

Abigail Pov

Cara mencintai seseorang itu berbeda-beda,ada yang setia mendampingi hingga menua,ada yang memilih mundur demi menyenangkan beberapa pihak.

Seperti aku,mungkin aku salah,karna aku memilih mundur dengan cara sepihak,mengingkari janjiku untuk menemani Bang Fawas memperjuangkan hubungan kami,tapi tak apa?aku bahagia sekarang,Papa tidak terbebani dengan kami,juga dia yang sekarang sudah memilih Dianty sebagai masa depan.

Seperti aku,mungkin aku salah,karna aku memilih mundur dengan cara sepihak,mengingkari janjiku untuk menemani Bang Fawas memperjuangkan hubungan kami,tapi tak apa?aku bahagia sekarang,Papa tidak terbebani dengan kami,juga dia yang sekarang sudah m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu sudah mundur Ay,tapi sebenarnya kamu stuk di situ-situ saja"ucap Omara

Saat ini kami berada di beranda kamarku,disana ada beberapa kursi panjang dari kayu.

"Maksud kamu?"tanyaku

"Kamu sudah mundur dr Bang Fawas,hanya langkah kakimu saja,tapi hatimu masih tertinggal,benarkan?"balas Omara

"Ini keputusan yang aku ambil sendiri,kamu harus mendukungku"ucapku

"Iyah,aku selalu dukung kamu,tapi aku juga tidak membenarkan kalau kamu mencintai Bang Fawas yang sebentar lg akan bertunangan,aku juga tidak membenarkan jika kamu terus-terusan menganiaya perasaanmu sendiri,lama-lama kamu bisa menjadi pembunuh"balas Omara

Aku segera memandang sahabatku,sungguh!ucapannya terlalu sadis bukan?

"Membunuh mentalmu sendiri"lanjutnya

Sekarang aku faham,apa yang di ucapkan Omara memang benar,dia tidak salah.

"Kamu tidak ingin istirahat?"tanyaku

"Rumahmu terlalu nyaman,sampai aku lupa kita habis melakukan perjalanan jauh hahaha"jawab Omara

Aku tersenyum,lalu melemparnya dengan bantal kecil yang berada di kursi.

"Aku tidur dulu yaa?"kata Omara

"Iyah,biar aku antar turun ke bawah,kamu kan tamu disini"balasku

                                    ***
Setelah aku mengantar Omara hingga depan pintu kamar tamu,aku segera kembali ke kamarku,tetapi langkahku sedikit terhenti ketika melihat sosok Bang Fawas yang sedang berada di dapur,sepertinya dia sedang meracik kopi,karna mesin penggilingan kopi mini nya terdengar.

"Kenapa dia terlihat kurus?"tanyaku dalam hati

"Mungkin karna rambutnya yang sekarang gondrong,jd membuat wajahnya terkesan tirus"lanjutku dalam hati

"Ah"

Aku terpekik karena kaget, ketika sebuah tangan menyentuh lenganku,ternyata itu Mama.

Mama tersenyum padaku,lalu dia menggandeng tanganku menuju meja makan,kepalaku menggeleng memberi isyarat pada Mama,jika aku tidak mau mendekat pada Bang Fawas,namun Mama mengabaikanku,beliau tetap mengajakku duduk disana.

"Bang''

"Eh Ma-"kalimat dari Bang Fawas terputus

"Ada apa ma?"lanjutnya bertanya

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang