Prolog

278 40 3
                                    

Tidak seperti biasanya, hari ini pada saat jam istirahat rasanya aku sangat segan keluar kelas. Hitam sudah merata di langit dan sesaat lagi sepertinya akan turun hujan. Aku duduk di bangku kelas paling muka, berhampiran dengan pintu, merasai angin semilir dan sesekali memperhatikan murid yang lalu lalang di depan kelasku.

Entah sudah berapa lama aku bermenung-menung. Tangan kiriku bertelekan pada meja. Sementara tangan kananku menumpuk pada tas di kolong meja. Tiba tiba ruas-ruas ujung tanganku merasai ada lembaran kertas yang menempel di sudut dalam laci. Pelan kupautkan kertas itu dalam telapak tanganku. Kutarik keluar dari laci. Amplop surat merah muda telentang pada tapak tanganku.
Surat? Punya siapa? Untuk siapa? Runtutan pertanyaan menyesaki pikiraku. Lancangkah jika kubuka amplop ini dan kubaca isi suratnya? Tapi amplop ini tidak ber-lem. Jadi aman jika kukeluarkan lembar suratnya, kubaca, kulipat dan kumasukkan lagi ke dalam amplopnya seperti semula. Rapi seperti sedia kala. Aku memekur sejenak. Tapi keingintahuanku menggerakan tanganku membuka lipatan kertas dalam amplop. Lambat-lambat kubaca isinya :

"Hai..Aku penggemar beratmu. Aku mulai mengenalmu saat hari pertama sekolah. Saat melihatmu, aku merasa tenang sekali. Aku merasa kan ketenangan yang tidak biasa kurasakan. Aku sangat menyukaimu.."

Yang Mengagumimu

Aku sangat terperanjat. Apakah surat ini tertuju padaku? Isi kepalaku berkerawang. Andaikan surat itu dari Bagus......

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang