chapter 10

50 36 0
                                        

Aku baru terbangun dari tidurku yang lelap, sampai tiba tiba aku mendengar ada suara berisik di rumah, ternyata itu suara ayah dan Dinda sedang bergaduh kecil.

"Ayah, aku maunya di sekolah kakak dulu waktu SMP. Aku ngga suka sekolah yang Ayah pilih. Aku ngga mau tau." Rajuk Dinda dengan sedikit kesal.

"Iya nak, nanti Ayah usahakan untuk kamu bersekolah di SMP kakakmu". Kata Ayah mengalah.

Oh ternyata mereka membicarakan tentang sekolah. Aku jadi teringat dulu waktu aku awal masuk SMA, aku dan Ayah berdebat soal sekolah yang aku pilih. Awalnya kita saling berargumen. Akhirnya sampailah pada titik dimana kita setuju untuk memilih SMA-ku sekarang ini. Dan aku senang sekali.

Pelan-pelan aku bangkit dari tempat tidur. Lalu aku mandi dan bersiap siap ke sekolah. Sesampai di gerbang sekolah aku bertemu dengan Bagus. Lantas aku menyapanya.

"Hai Gus, kamu mau ke kelas? Bareng yuk.?"kataku memberanikan diri.

"Hmmm... ok yuk takut telat ke kelas nih... abis ini aku pelajaran bu ningsih"

"Loh.... Kita kan ngga sekelas Bud.. " kataku.

"Kok Budi? Kamu pikirin Budi ya? Coba cerita ke aku. Kamu suka ya padanya.?"Tanyanya dengan senyum lebar.

"Upss.. Maaf Gus, maksud aku Gus bukan Bud". Sanggahku mencoba memberikan pendapat lainku.

Apa sih aku ini? Kenapa aku memikirkan Budi... Kenapa ya aku hari ini? Mungkin aku sakit kali ya? Coba aku cek dulu. Nggak ah.... Aku baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Jasmani dan rohani.


Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang