Chapter 1

160 34 0
                                        

Tidak seperti biasanya, hari ini pada saat jam istirahat rasanya aku sangat segan keluar kelas. Di muka kelas kulihat seseorang yang tak asing. Itu anita dan keliatannya dia sedang bersama seseorang. Siapa ya dia? Aku pun menghampirinya.
"Nit....."panggilku
"Eh kamu Ra, lagi ngapain?"
"Iseng aja lihat murid murid yang sedang berkeliaran dan cari kamu. Soalnya dari tadi cariin kamu gak keliatan. Aku kira kamu gak masuk."
"Oh, tentu saja aku masuk... kamu maunya aku gak masuk gitu?" "Yuk kita ke kelas...."kata Anita mendistract.
"yuks."
Kami pun menelusuri Lorong demi Lorong untuk sampai ke kelas kami. Sesampai di muka kelas Anita... aku pun melambaikan tangan kepadanya.
"Dah nita"
"Dah"
Aku melanjutkan perjalananku ke kelasku sendiri. Brak... seseorang menabrakku.
"Eh maaf ya..." ucapku.
"Nggak papa kok."kata lelaki itu.
"Loh aku sepertinya mengenalmu." terkaku seraya melihat postur anak itu dari ujung kepala sampai kaki.
"Ya iyalah kamu kenal aku, dulu kan kita satu kelas waktu kelas 11. Aku bono temannya Budi. Kamu lupa ya, Ra?"
"Oh ya ampun, Bono... Kok kamu belum masuk kelas? Mau bareng sama aku...?"
"Boleh banget, Ra. Kebetulan kita searah."
Sampai di depan kelas Bono: "Udah ya, aku duluan, bye..."
"Dah..." Lambaiku dengan senyum ceria.

Perkenalkan, namaku Aura Cinta. Teman-temanku biasa menyeru namaku Aura. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahku bekerja di sebuah stasiun televisi swasta, dan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Aku bersekolah di SMA Tunas Bangsa. Kakakku bernama Dimas Wicaksana. Ia adalah salah satu mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta. Adikku, perempuan, sangat molek bernama Dinda kasih. Adikku bersekolah di SD Cikal Harapan.
Aku ingin mengenalkan kamu dengan sosok yang bernama Bagus. Dia adalah siswa kelas 12 seangkatan denganku. Dia idola seluruh siswi di sekolahku. Jurusan IPS, jago basket dan pintar dalam matematika. Dia juga cakap soal komputer. Tapi sayangnya dia sedikit congkak. Dan aku adalah salah satu pengagum Bagus. Entah kenapa jantungku selalu berdegup lebih cepat saat bersilangan jalan dengannya.

Dulu sewaktu kelas 10, Bagus menjabat sebagai Ketua Kelas dan aku sebagai Sekretaris Kelas. Kala itu aku selalu mencuri perhatiannya dan berharap dia pun memperhatikanku. Tapi sepertinya aku bukan tipe Bagus. Aku bukan murid yang dikenal banyak siswa di sekolah. Aku tidak kerap mengikuti kegiatan sekolah. Tapi sekarang aku mengikuti ekskul menggambar. Rasa percaya diriku mulai terbit setelah aku ikut ekskul itu. Aku memang tipe yang pemalu dan pendiam. Sering kali aku merasa tercela karena aku tidak berani menghampirinya. Jangankan mengajak Bagus ke kantin, sekedar menegur "hai" saja rasanya aku perlu keberanian yang besar.
Sahabatku Anita selalu menasehatiku untuk tidak terlalu berharap untuk dapat mendekati Bagus. Karena Bagus adalah pujaan para gadis. Tapi entah kenapa hatiku tetap tidak bisa melupakan sosoknya. Rasanya hatiku aku telah terpikat olehnya. Tapi aku akan terus berjuang untuk meraih simpatinya. Aku tidak boleh pemalu.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang