Ah. Cerita tragis pasangan muda yang selamanya akan melekat diingatanku.
Aku sedang berjalan pulang menuju apartemenku, ketika tidak sengaja melihat insiden penusukan Samuel Morgan.
Kejadiannya begitu cepat, suara-suara ribut di gang gelap itu, kemudian tahu-tahu seseorang berlari menubrukku dari belakang, meneriakkan "REGAN!" dengan begitu keras dan cemasnya, sebelum berlari menerjang tiga pemuda asing yang berhasil melumpuhkannya.
Samuel yang malang.
Aku mendengar sirine mobil polisi di kejauhan, namun ketiga pemuda itu sudah melarikan diri ke ujung gang yang lain, meninggalkan Regan Vance yang panik dan Samuel yang sekarat.
Dan satu pemuda yang rupanya luput dari perhatian juga berhasil melarikan diri. Seutas kalung tergantung di salah satu tangannya yang mengepal.
Jesse Evans.
Merasa dungu dan tidak berguna karena hanya mampu mematung di tempatku menyaksikan semua itu, aku memutuskan mengikuti kasus mereka. Dan menemukan ketiga pemuda tengik yang berhasil meloloskan diri itu cukup menyita waktuku. Dan ketika menemukan mereka, aku juga harus mencocokkan deskripsiku dengan deskripsi Jesse, juga bekerja sama dengan Kyle, polisi yang menangani kasus ini. Ketika yakin dengan penemuanku, aku harus memastikannya langsung dengan Jesse. Satu-satunya cara adalah bertemu langsung dengannya. Di rumah sakit. Waktu yang sesuai.
Normalnya, aku tidak mengizinkan diriku sendiri untuk menyelami isi pikiran orang lain. Itu tidak beretika. Seperti... menggali kuburan dan mencuri pakaian yang dikenakan si jenazah. Atau mengintipi pasangan yang sedang bercumbu di kamar mereka... intinya, itu amat sangat tidak pantas. Aku kesulitan mengendalikannya dan tidak tahu sampai sejauh mana aku perlu menggali untuk menemukan hal yang perlu kuketahui. Dan itu luar biasa mengesalkan.
Tetapi kali ini aku membuat pengecualian. Terhadap isi pikiran Jesse dan Regan. Karena aku ingin pelakunya ditemukan, dan keadilan untuk Samuel dan kedua orangtuanya dapat ditegakkan.
Sebagai 'bonus' dari usaha penyelamanku, aku jadi tahu bahwa Jesse baru saja memberitahu Regan bahwa sahabatnya, Samuel, sudah lama ingin mengajak Regan ke pesta dansa Halloween, yang berarti anak itu sudah cukup lama memendam perasaannya terhadap Regan, namun tak kunjung bisa mengungkapkannya karena dia terlalu pemalu. Sayang takdir berkata lain, Samuel terbunuh demi melindungi Regan sebelum sempat menyatakan perasaannya.
Aku masih rutin mengunjungi makam Samuel tiap hari kematiannya. Membawa seikat lili yang kuharap dapat menjadi penawar rasa bersalahku terhadap kejadian naas yang menimpanya. Karena aku tidak bisa lebih berguna malam itu, di gang sempit yang gelap itu.
Tertanda,
Midnight
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight's Journal Of Tales
FantasySebuah jurnal berisi koleksi kisah roman-fantasi milik Midnight. Yang mana kisahmu? [Collection of Short Stories, Fantasy-Romance]