Jurnal 4 : Sihir Kristal

341 70 63
                                    

Ada dua alasan sederhana mengapa kota ini dinamakan Wyverlotus.

Pertama, kota ini memiliki danau besar yang indah dan banyak terdapat bunga lotus. Kedua, pada momen-momen tertentu setiap pergantian musim, musim hewan berkembang biak atau bermigrasi, akan terdengar raungan menggetarkan tulang yang berasal dari balik pegunungan. Raungan para naga—wyvern.

Selama berabad-abad—bahkan mungkin lebih tua dari itu—kawanan naga sudah mendiami Wyverlotus, bahkan hingga beradaptasi dengan keberadaan manusia. Naga pada hakikatnya bukanlah makhluk yang agresif. Mereka cenderung pendiam. Mereka hanya 'sedikit berang' apabila manusia berada terlalu dekat dengan habitat mereka, atau bila mereka diganggu.

Karena itu, raungan samar di kejauhan yang terdengar pada siang hari yang cerah itu sama sekali tidak mengganggu konsentrasi para penduduk Wyverlotus, maupun Aurora Herschel, seorang gadis berusia enam belas tahun yang sedang asyik merapikan sulur-sulur white clemantis yang ditanamnya beberapa minggu yang lalu. Sepatu bot dan apron kulitnya terkena tanah di mana-mana, namun dia tidak peduli. Terdapat segumpal awan kecil selebar payung yang melayang-layang hanya beberapa inci di atas kepalanya, melindunginya dari terik matahari.

"Aurora!" sebuah suara dari kejauhan memanggilnya. Wanita gemuk paruh baya itu melambaikan tangannya dari balik pagar rendah sebuah bangunan kokoh tak jauh dari kebun tempat Aurora berada. Bellbony. Sesungguhnya panti asuhan Bellbony lebih cocok disebut kastil mini, dengan atap-atap runcing dan dinding-dinding kokoh yang tersusun dari bebatuan abu-abu terang.

Aurora mengecek arloji kulit buatan tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, hadiah dari seorang sahabat baik. Sudah hampir pukul dua belas.

"Aku datang!" sahut Aurora pada Mrs. Yvaine.

"Panggil Allen juga! Anak itu bahkan tidak menyentuh panekuknya tadi pagi!" Aurora mendengar Mrs. Yvaine berseru lagi.

"Oke!"

Setelah melepas apron dan kunciran pada rambut merahnya, Aurora mengembalikan peralatan berkebun ke dalam kabin kayu kecil di dekat situ dan membersihkan tangan, lalu dia menarik tongkat sihir elm dari kantung overall yang dikenakannya dan menjentik ke arah awan di atas kepalanya. Gumpalan kecil itu melayang menjauh dan semakin tinggi, hingga akhirnya mencapai awan yang lebih besar jauh di langit di atas sana dan menyatu dengannya.

Aurora memasukkan kembali tongkatnya, setengah berlari menuruni bukit untuk mendekat ke arah tepian danau besar dan cantik itu, Silver Lake. Saking luasnya, Aurora selalu merasa di manapun dirinya berdiri di kawasan Bellbony, dia akan selalu mendapat pemandangan permukaan berkilauan danau itu. Silver Lake mengelilingi hampir seluruh sisi Bellbony, kecuali sisi Barat, di mana terdapat hutan pinus membentang hingga ke kaki gunung, yang sekaligus menjadi pembatas kota Wyverlotus.

Mata Aurora menangkap sosok tak asing itu, sedang tiduran di atas kano kecil yang mengapung tak jauh dari tepian danau. Satu lengannya berada di bawah kepala sebagai bantal, sementara satu tangan lain terlipat di atas perutnya. Segumpal awan kecil seperti milik Aurora melayang-layang rendah di atas wajah tertidurnya yang tertutupi buku, melindunginya dari terik matahari.

Allen Wolfe. Seperti namanya, dia seperti serigala penyendiri. Si kutu buku yang kebetulan juga sahabat baik Aurora dan asal muasal hadiah arloji kulit itu.

"Allen!" Aurora berseru. Tak nampak reaksi dari cowok itu, maka Aurora berjalan semakin dekat ke tepi, "Allen, sudah waktunya makan siang!"

Cowok itu tetap tak bergerak, tak menunjukkan tanda-tanda mendengar seruannya. Maka Aurora berjalan semakin mendekat ke tepi danau, mengangkat tongkatnya, dan merapalkan mantra di bibirnya. Buku di atas wajah Allen melayang dan mengepak-ngepak liar, menyebabkan wajah tertidur Allen perlahan mengernyit bingung, lalu matanya mengerjap terbuka dan dia terduduk dengan panik sambil mengibas-ngibaskan lengannya dengan gerakan mengusir.

Midnight's Journal Of TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang