Suatu hari, aku bermimpi.
Dari mimpi itu, aku mengetahui kisah seorang Delilah Wright.
Pada dasarnya, Delilah Wright adalah wanita yang sederhana. Namun kesederhanaan itu tercoreng akibat perasaannya terhadap seorang pria. Delilah membuat perjanjian dengan Dewa Dunia Bawah, dan meminta agar laki-laki yang disukainya, Nathaniel Jones, balas menyukainya. Dewa tersebut mengabulkan permohonan Delilah dengan sebuah syarat; Delilah tidak boleh melupakan ritual persembahan yang harus dilakukannya sepanjang sisa hidupnya di setiap malam purnama.
Semuanya berjalan mulus hingga Delilah lupa menjalani ritualnya, melanggar perjanjiannya dengan Sang Dewa. Akibatnya, permohonan Delilah menjadi karma baginya, menyebabkan Nathaniel memperkosa Delilah. Delilah hamil dan Nathaniel meminta Delilah untuk menggugurkan kandungannya, namun Delilah menolak. Wanita itu terpaksa meninggalkan pendidikannya. Ayah Delilah, Edward Wright, melaporkan hal ini ke kepolisian, namun karena tidak ada bukti konkrit untuk melawan Nathaniel, dan Delilah sendiri juga menolak memperpanjang masalah, kasus ini ditutup. Nathaniel kemudian melarikan diri dari kota itu.
Ketika bayi Delilah akhirnya lahir, Nathaniel kembali dan mendatangi wanita itu dan menculik si bayi untuk membunuhnya. Bagaimanapun dia memiliki dendam terhadap kedua Wright yang sudah membuatnya kehilangan masa depan. Pada akhirnya, Edward berhasil mengejar Nathaniel dan hendak menghilangkan nyawa pemuda itu demi menyelamatkan nyawa si bayi. Untunglah, Delilah menyusul tepat waktu dan berhasil mencegah niat Edward. Nathaniel Jones kemudian dipenjara karena penculikan dan percobaan pembunuhan terhadap si bayi.
Kemudian, aku bermimpi lagi.
Aku melihat pasangan nyentrik yang tengah terduduk di lantai sebuah ruangan kecil, berpegangan tangan. Yang satu berpenampilan gelap, berperawakan besar, helai-helai rambut keperakan menghiasi kepalanya. Yang satu lagi berpakaian serba putih, dengan rambut menyerupai kobaran api dan sayap di punggungnya yang patah sebelah.
Kemudian ketika sinar matahari pagi menembus masuk melalui jendela kamar itu, keduanya menghilang.
Anehnya, sebelum keduanya menghilang, aku merasakan aku seolah menjadi bagian dari mereka. Hanya sepersekian detik, namun itu cukup untuk membekaliku dengan pengetahuan ganjil yang melibatkan dua nama; Orcus dan Puriel. Hanya sepersekian detik bagiku untuk memperoleh pengetahuan bahwa Orcus dan Puriel telah dicampakkan ke bumi (atau Dunia Tengah, begitu mereka menyebutnya) karena masing-masing memiliki sebuah kesalahan:
Puriel, Malaikat Penghukum yang berasal dari Dunia Atas ini dinilai sudah bersimpati terhadap manusia dengan meminta Orcus mengeluarkan Edward Wright dari Dunia Bawah, yang meninggal karena membunuh Nathaniel demi melindungi si bayi. Padahal seharusnya, Edward menerima hukuman sebagai budak Dunia Bawah dalam pengawasan Orcus.
Orcus, Dewa Dunia Bawah, dinilai telah menyalahgunakan kekuasaannya dengan memakan jiwa Nathaniel Jones. Nathaniel seharusnya 'hanya' dijadikan budak di Dunia Bawah selama beberapa waktu, karena teknisnya pemuda itu adalah korban dari kekacauan perjanjian Delilah dan Orcus.
Keduanya diturunkan ke Dunia Tengah dan dihukum menjalani Tujuh Pengulangan demi 'memperbaiki' takdir Nathaniel dan Edward. Dan demi menebus kesalahan mereka. Satu peraturan, mereka tidak boleh mengungkapkan jati diri mereka kepada manusia (kecuali Orcus terhadap Delilah, karena memang Delilah yang memanggilnya). Apabila gagal atau melanggar peraturan, mereka akan dimusnahkan dari eksistensi.
Ketamakan Orcus membuat dirinya menerima hukuman dari pemimpin para malaikat; Sang Agung. Sang Agung menimpakan hukuman mutlak baginya, yaitu terbakar oleh api Puriel. Tetapi Sang Agung merahasiakan hal ini darinya. Orcus, yang tidak tahu menahu mengenai hal ini, mengira dia masih memiliki kesempatan bila berhasil melakukan Pengulangannya. Sementara Puriel selalu mendengar suara misterius persis setiap Pengulangan terjadi. Pada akhirnya, Puriel menyadari di Pengulangan Ketujuh bahwa suara itu merupakan petunjuk dari Sang Agung bahwa sejak awal Orcus tidak pernah punya kesempatan untuk berhasil.
Puriel tidak dapat menerima ketidakadilan bagi Orcus, dan beranggapan bahwa perjuangannya hanyalah kesia-siaan semata bila pada akhirnya hanya dirinya yang memiliki kesempatan. Puriel kemudian mengambil keputusan signifikan. Di Pengulangan Ketujuh dia menampakkan wujudnya kepada Delilah dan menggunakan kemampuannya untuk membawa Delilah ke tengah pergumulan Nathaniel dan Edward, demi menyelamatkan nyawa Nathaniel dan mencegah Edward menjadi pembunuh.
Dengan membuka identitasnya dan melakukan campur tangan itu, Puriel telah melanggar peraturan besar dan seharusnya diusir sepenuhnya dari Dunia Atas. Namun Sang Agung kemudian memberi tahu Puriel bahwa peran Orcus yang berada di Pengulangan itu bersamanya ternyata hanyalah sebagai alat penguji untuk mengukur keadilan Puriel. Dan karena Puriel dianggap 'lulus tes', dia bisa kembali ke Dunia Atas.
Puriel merobek sayapnya, sebagai simbol penolakan dan bahwa dia bukanlah lagi Malaikat Dunia Atas, lalu terjun kembali ke Dunia Tengah untuk kembali bersama Orcus.
Di saat-saat terakhir sebelum keduanya menghilang, Puriel memutuskan untuk meninggalkan jejak keberadaan mereka pada bayi Delilah Wright. Memberkati si bayi.
Bayi yang, bila kau cukup teliti untuk menyadarinya, membuatku sadar bahwa mimpi yang kualami ini, rupanya bukanlah sekadar mimpi.
Tertanda,
Midnight
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight's Journal Of Tales
FantasySebuah jurnal berisi koleksi kisah roman-fantasi milik Midnight. Yang mana kisahmu? [Collection of Short Stories, Fantasy-Romance]