Catatan Midnight 1 (Debu Bintang)

382 97 19
                                    

Ah. Halo lagi. Ini aku.

Rasanya aneh menulis sesuatu tanpa pembuka yang pantas. Tetapi aku diyakinkan seseorang bahwa hal semacam itu bukanlah masalah besar di sini. Maka aku tidak akan bersikap terlalu resmi. Kuharap kau memaklumi kata-kataku yang kurang sopan (bila ada).

Aku akan menjelaskan sedikit latar belakang dari jurnal pertamaku, kisah mengenai Gianna dan Winston. 

Kapten Winston Carstairs adalah temanku yang baik. Kami bertemu di salah satu kedai minum dan kala itu aku tak sengaja mendengarkan percakapan riuh anak buah kapalnya yang setengah mabuk. Sesuatu seperti, "Demi Odin, semakin sulit menangkap bintang sementara permintaan pasar makin melonjak!" yang membuat indera pendengaranku sontak menajam. 

Menangkap bintang? Para pemabuk itu?

Aku, yang sedang melakukan perjalanan bisnis mencari barang-barang langka, segera memutuskan bergabung dalam meja itu, mengenalkan diriku pada sang Kapten dan menawarkan... ehem, perjanjian yang menguntungkan.

Sang Kapten, untunglah, satu-satunya yang tidak mabuk dan merupakan pria yang berpikiran terbuka, sehingga tak butuh waktu lama baginya untuk setuju, bahkan mengajakku menaiki kapal miliknya, Stormclaws, untuk melihat sendiri perburuan bintang mereka yang sangat impresif. 

Dan ketika itulah aku mengenal Gianna.

Gianna, seperti yang dijelaskan Kapten kepadaku, merupakan teman masa kecilnya. Sebelum ini Gianna tinggal bersama ayahnya di kota dekat pelabuhan, ibunya sudah lama meninggal. Ketika Gianna akhirnya lulus sekolah, sang Kapten (yang kuduga tak mampu berada jauh-jauh dari gadis kesayangan-sejak-kecilnya itu) segera menawarkan posisi di Stormclaws. Ayah Gianna pun merestui proposal Kapten dan meminta agar pria itu menjaga baik-baik anak gadis semata wayangnya. Sayangnya, beliau meninggal tak lama setelah Gianna bekerja di Stormclaws.

Aku menyaksikan secara langsung kisah penyelamatan kapal Gianna dan Winston malam itu, pasangan yang tangkas dan brilian, dan well, menambahkan 'bumbu-bumbu penyedap' pada kisah versiku, karena aku toh tidak sepantasnya mengetahui hingga ke isi pikiran keduanya. Tapi kuyakinkan, ceritanya masih sangat setia dengan kenyataan di lapangan. Dan kumohon jangan mengira diriku bersembunyi di balik salah satu tiang kapal sebagai penumpang gelap. Kuingatkan, aku mendapat restu sepenuhnya dari kapten kapal itu sendiri. Jangan berasumsi!

Tertanda,

Midnight 

Midnight's Journal Of TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang