Ketika pertama kali membaca cerita ini, temanku langsung mendeklarasikan bahwa ini adalah cerita favoritnya. Dia mengatakan sesuatu seperti, 'Oh! Mereka tidak berakhir bersama tapi astaga, kemistri mereka!' dengan bersemangat dan mata berbinar-binar.
Lain halnya denganku, ini adalah cerita yang hingga kini menjadi dilema terbesarku.
Alasan pertama, aku tidak menyaksikan cerita ini secara langsung.
Alasan kedua, cerita ini membuat temanku, Noah Bentley, berbalik mengkhianatiku dan memutuskan untuk mengabdi sepenuhnya terhadap keluarga Lynden.
Alasan ketiga, aku tidak pernah menyukai penghisap darah.
Aku tahu kau pasti punya banyak pertanyaan tentang alasan-alasanku di atas.
Pertama-tama, kujelaskan bahwa pada masa itu, keberadaan kaum penghisap darah menjadi semacam momok menakutkan di tengah-tengah masyarakat, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang tak punya cukup kekayaan atau koneksi untuk bernegosiasi dengan para makhluk terkutuk itu sehingga tak punya pilihan lain selain melawan sebisanya atau menjadi korban.
Oleh karena itu, aku mengumpulkan beberapa tokoh berpengaruh, petinggi-petinggi kaya raya, serta pemburu-pemburu handal demi membentuk perkumpulan ini, semacam kultus yang memerangi kaum penghisap darah. Kami melatih para pemburu, membekali diri dengan senjata terkuat yang dipercaya mampu melumpuhkan musuh kami, dan melacak keberadaan mereka ke seluruh pelosok negeri.
Termasuk Swingate.
Pertama kali menginjakkan kaki di kota itu, keberadaan keluarga konglomerat tua Lynden sangatlah mencolok. Maka aku berusaha mencari celah, dan menemukan titik lemah itu pada diri seorang Noah Bentley, pesuruh keluarga Lynden. Keluarga Bentley sendiri dikenal warga desa sebagai keluarga yang turun-temurun mengabdi pada Lynden, karena itu pada awalnya kupikir dia akan sulit diyakinkan.
Namun dugaanku salah. Noah bersedia datang ke markas kami dan mendengarkan rencanaku. Dia mengungkapkan bahwa selama ini dia mencari-cari alasan untuk melepaskan ikatan sepenuhnya dari keluarga Lynden, namun tak kunjung mampu membuat keputusan, karena baginya tak pernah ada darah manusia yang tumpah dengan sia-sia di tangan setiap Lynden. Mereka bergerak seefisien dan serahasia mungkin, hanya mengambil darah dari pelaku kejahatan, dan jika kehabisan pasokan, mereka mulai melakukan perburuan hewan. Memang bukan menu favorit, tetapi cukup untuk bertahan hidup.
Sejujurnya, akupun sempat goyah. Tetapi lagi-lagi, apakah mereka berhak mengambil nyawa para pelaku kriminal tanpa pengadilan yang sepatutnya?
Noah akhirnya setuju dengan hal ini dan bersedia menjadi mata-mataku selama beberapa waktu. Kami menunggu waktu yang tepat untuk menyerang kediaman Lynden, melakukannya di siang hari. Kami berhasil meringkus mereka dan membawa mereka ke markas, dengan harapan dapat menjadi senjata kami melawan klan penghisap darah lainnya melalui negosiasi. Betapa naif.
Wendell James Lynden, keturunan termuda Lynden berhasil melarikan diri dan bersembunyi di rumah seorang gadis desa, Ms. Everberd. Saat itu aku belum tahu keberadaannya, namun pada tahap ini, Noah sudah bersikap mencurigakan. Salah satu teman pemburuku, yang temperamen dan tidak sabaran, menginterogasi Noah, mengancamnya untuk buka mulut soal keberadaan Wendell. Saat itulah dia mengutus beberapa anak buahnya untuk menyerbu pondok kecil Ms. Everberd tanpa berdiskusi dengan kami. Mereka kalah, Wendell lolos, dan malam berikutnya, sel-sel tahanan di menara kami kosong melompong.
Aku mengancam para anggota di markas, bahwa apabila mereka melakukan sesuatu terhadap Noah Bentley atau Ms. Everberd, mereka akan berurusan langsung denganku. Aku juga menggunakan alasan bahwa para Lynden sudah meninggalkan Swingate sehingga dia sudah tidak memiliki kegunaan. Untunglah mereka memahami ini, walaupun harus menelan kedongkolan karena kehilangan satu keluarga sebagai target.
Aku dan Noah berpisah dengan baik, dia mengakui bahwa alasannya mengkhianatiku dan pasukanku adalah karena hal yang mungkin sepele bagi orang lain.
Noah tak dapat melupakan satu malam ketika ibunya, satu-satunya Bentley yang tersisa selain dirinya, meninggal dunia, dia begitu terpuruk dan pergi ke kedai minum di desa hingga mabuk dan membuat keributan. Saat itu dia tak peduli lagi akan masa depannya, hidupnya, karena tidak ada lagi keluarga yang menunggunya di rumah. Namun saat terkapar di lantai kedai dengan keadaan mengenaskan dan bersimbah darah akibat pergulatannya dengan pria-pria berbadan besar yang sudah pergi dari situ sambil marah-marah, Wendell datang menjemputnya.
Walaupun tuannya, Wendell James Lynden, adalah makhluk malam terkutuk yang hanya dapat bertahan hidup dengan cara meminum darah manusia, pemuda itu sudi memapah pesuruh rendahan yang berlumur darah dari kedai minum hingga kembali ke rumah kecilnya di pinggir desa. Bahkan menyempatkan untuk membersihkan badan Noah dan merawat luka-lukanya, sambil mengatakan dengan emosi agar Noah segera menguasai diri, dan kalau Noah tidak berhenti bersikap kekanakkan dan masih menolak masuk kerja seperti biasanya, dia sendiri yang akan datang menyeretnya tiap sebelum subuh.
Memori itu seperti sebuah tamparan keras bagi Noah. Alasan itulah yang paling membuatnya merasa berhutang budi terhadap keluarga Lynden. Tak satupun dari mereka pernah menyakiti keluarganya, Bentley, bahkan tidak di saat jumlah kriminal menurun drastis dan tidak ada yang bisa diburu selain tikus parit.
Tetapi apa balasan Noah? Dia yang menjadi mata-mata kami dan mengkhianati kepercayaan para Lynden.
Noah juga mengatakan padaku dia mulai mempertanyakan sisi manusiawinya karena menganggap apa yang diperbuat keluarga Lynden sangat mulia, dan mengakui bahwa dia kagum pada fakta bahwa tidak semua klan penghisap darah memegang prinsip seperti para Lynden.
Kutegaskan kembali bahwa aku tidak pernah menyukai kaum penghisap darah.
Namun lagi-lagi, akupun goyah.
Tertanda,
Midnight
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight's Journal Of Tales
FantasySebuah jurnal berisi koleksi kisah roman-fantasi milik Midnight. Yang mana kisahmu? [Collection of Short Stories, Fantasy-Romance]