Bel pulang berdering nyaris lima menit yang lalu di Saviore High. Koridor ramai oleh murid-murid, seperti biasa, namun tidak bagi seorang gadis berambut pirang stroberi dan bermata hijau yang berdiri mematung di depan lokernya yang terbuka. Sekitarnya seolah menjadi senyap. Telinganya serasa berdenging. Di tangannya terdapat secarik kertas putih dengan tulisan yang tidak dikenalinya.
Arrowfire sudah memihak Electro. Kau sendirian sekarang, Jinx.
Ikuti koordinat yang akan kuberikan besok. Sembilan malam.
Gadis itu membaca kata-kata yang tertera di kertas itu berulang-ulang. Syok melandanya dengan hebat.
Arrowfire merupakan seorang Super berelemen api kepercayaan Saviore City. Sulit dipercaya dia berkhianat dan berbalik menjadi sekutu seorang musuh paling berbahaya di kota ini, Electro.
Siapa yang menyelipkan kertas berisi pesan itu ke dalam lokernya? Dan yang paling penting, orang itu sudah mengetahui identitas rahasianya sebagai Twister Jinx, seorang Super dengan elemen udara sebagai kekuatannya.
Bagaimana?
Beberapa kali dirinya bekerja sama dengan Arrowfire—tentu saja di bawah identitas Twister Jinx—untuk membantu menjaga keamanan Saviore City. Semudah itukah Arrowfire berkhianat?
Beragam hal berkecamuk di otaknya sekarang, membuat kepalanya sakit.
"Lessa Smith!"
Gadis itu tersentak mendengar namanya dipanggil oleh suara maskulin yang sudah tak asing lagi. Dia menegakkan tubuh dan buru-buru menjejalkan kertas itu ke saku celana jinsnya.
"Aku memanggilmu berkali-kali tapi kau tida—wow, Less. Ada apa? Kau seperti habis melihat hantu." Scott Avery, cowok yang sudah menjadi sahabat baik Lessa sejak mereka berdua masih sama-sama mengompol di celana, menghampirinya dan menunduk sedikit, menyejajarkan mata birunya yang bersorot khawatir hingga bertemu mata hijau Lessa.
Entah sampai kapan Lessa harus membiasakan diri mendapatkan tatapan menusuk dari berbagai arah, terutama dari para cewek. Pasalnya, nyaris semua orang di Saviore High mengenal Scott Avery. Dia merupakan badut angkatan. Dia juga menjabat sebagai kapten tim sepak bola sekolah yang bolak-balik memenangi perlombaan. Ditambah, dia tinggi, bertubuh atletis—namun tidak berlebihan—, tampang cute, serta kekontrasan antara rambutnya yang segelap malam dan matanya yang sebiru langit membuatnya semakin sulit diabaikan.
Padahal Lessa berani bersumpah cowok itu sama kurus dan pendek dengannya beberapa musim panas lalu ketika mereka masih sama-sama duduk di sekolah menengah pertama. Pertumbuhan cowok remaja benar-benar luar biasa.
"Nggak kenapa-napa!" Lessa menggeleng cepat, menyunggingkan cengiran ceria yang dia harap dapat mengelabui radar Scott, "...hanya kepikiran kuis Sastra Inggris tadi."
Scott mendengus, "Yeah, kata si ketua klub Jurnalistik sekolah."
"Yo, Scott!" serombongan cowok-cowok klub futbol lewat dan menyapanya.
"Yo!" Scott nyengir dan mengangguk. Lalu tatapannya kembali pada Lessa, cengirannya lebar dan jahil, "Mau menemaniku jalan-jalan di taman? Makan kebab? Menyamar dalam kostum Super dan mengitari kota untuk membagi-bagikan tanda tangan palsu?"
Lessa tertawa. Scott pasti menyadari dirinya sedang banyak pikiran beberapa hari ini. Hanya saja Lessa tidak bisa mengakuinya. Scott tidak tahu menahu tentang identitasnya sebagai Twister Jinx. Oleh karena ulah Electro yang semakin sering belakangan ini, Lessa jadi disibukkan dengan berbagai hal sepulang sekolah dan menyebabkan mereka tidak bisa banyak bertemu. Cowok itu tahu sobatnya tengah bosan dengan rutinitas sekolah dan Lessa pun mengakui dirinya terkadang jenuh berusaha menyelamatkan hari dari marabahaya. Gadis itu terkadang hanya kepingin bersantai di depan televisi sambil ngemil keripik kentang dan soda diet dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight's Journal Of Tales
FantasySebuah jurnal berisi koleksi kisah roman-fantasi milik Midnight. Yang mana kisahmu? [Collection of Short Stories, Fantasy-Romance]