2 ⚽

495 32 5
                                    

Disclaimer : Yoichi Takahashi.

Genre        : family, angst, perenthod, memories, friendship.

Rate           : G

Warning⚠: Gaje, ranjau typo, AT, AU, OOC, ide pasaran, dan kekurangan lainnya yang pasti ada.

🌻Happy reading to my story🌻

Semua yang tertulis merupakan karangan yang L.A buat sendiri. Jika ada kesalahan maupun penggunaan kata yang sekiranya salah, mohon koreksinya.

Taro Misaki


"Apa Ji-san dan Misaki benar-benar akan pindah?" Ichiro Misaki, ayah Misaki itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari salah satu teman putranya.

"Yosh minna! Jangan rindu padaku ya!" Ucapan semangat membara dari Misaki berhasil terhenti saat Matsuyama menjitak kepalanya keras. Anggota sepakbola Furano pun tertawa melihat kelakuan Matsuyama dan Misaki. Begitu pula dengan Ichiro, pria paru baya itu sangat senang melihat senyum putranya saat berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Tapi, meskipun berat, kali ini ia dan putranya harus pergi.

"Maaf ya, dan terimakasih sudah menerima Taro disini," ucap Ichiro membuat mereka menghentikan tawa dan tersenyum senang.
"Apa boleh buat. Dia selalu saja mengganggu kami, jisan
"Hey! Jadi kalian terpaksa berteman denganku!"
"Hey! Tidak ada yang ingin berteman dengan orang memalukan sepertimu!"
"Enak saja!"
"Dasar payah"
"....!"
"....!"

Matsuyama hanya tersenyum melihat adu argumen antara Misaki dan angota klub Furano. Sedangkan ayah Misaki, Ichiro Misaki menatap mereka sendu. 

-

"Yosh! Sayonara minna!" Sambil melambaikan tangannya, Misaki memasuki bus menyusul sang ayah.
"Jaa...! // Jaga dirimu baik baik, Misaki//Sayonara // jangan lupakan kami // sampai jumpa" Misaki tersenyum senang melihat teman temannya ikut melambaikan tangan dan mengucapkan ucapan selamat jalan.

"Kapten" Matsuda menepuk pundak kanan Matsuyama saat kapten dari kesebelasan Furano itu masih memandang lurus bus yang telah menjauh.
"Ha'i. Karena Misaki sudah pindah, kita harus bisa memenangkan pertandingan dan masuk ke turnamen nasional!" Seru Matsuyama menyemangati timnya yang mungkin akan kehilangan semangat dengan kepergian Misaki.

"Ha'i" seru mereka semangat membuat Matsuyama tersenyum memandangi jalanan yang baru saja dilewati bus.

'Taro-kun, Aku harap kita bisa bertemu lagi, suatu hari nanti'

"Matsuyama-san, bukankah baju latihan Misaki-kun masih ada diklub?" 
"Eh? Benarkah?"
"...."
"..."

'Bahkan mereka tampak sangat bahagia hanya saat membicarakanmu. kuso, Taro-kun! Aku kalah populer darimu!' Batin Matsuyama kesal sekaligus senang melihat betapa bahagianya tim kesebelasan Furano hanya karena membahas Misaki.

-

Hingga bus tidak terlihat dan Misaki juga tidak melihat teman temannya, Misaki yang duduk dibus berhadapan dengan ayahnya tersenyum sendu.

"Nee Tou-san, kita akan pindah kemana?" Tanya Misaki pada ayahnya dengan antusias. Melihat ayahnya yang hanya diam memandang keindahan diluar jendela membuat Misaki akhirnya mengeluarkan bola dari dalam tas.

"Aku penasaran seperti apa kota yang akan kita singgahi. Bagaimana ya?" Dengan wajah cerianya Misaki bertanya pada bola sepak yang ia pegang dipangkuan.
"Kita akan menemui Ibumu" Misaki mendongak melihat ayahnya yang masih memandang keluar jendela.

Taro Misaki (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang