Disclaimer : Yoichi Takahashi.
Genre : family, angst, perenthod, memories, friendship.
Rate : General
Warning⚠: Gaje, ranjau typo, AT, AU, OOC, ide pasaran, dan kekurangan lainnya yang pasti ada.
🌻Happy reading to my story🌻
Semua yang tertulis merupakan karangan yang L.A buat sendiri. Jika ada kesalahan maupun penggunaan kata yang sekiranya salah, mohon koreksinya.
⚽ Taro Misaki ⚽
Tsubasa memutuskan untuk mengantar Sanae pulang setelah mendapatkan panggilan dari ayah sang gadis manis itu untuk segera pulang."Maaf ya, aku datang terlambat," ucap Sanae ditengah perjalanan. Rasa canggung ia rasakan, tidak enak rasanya hanya berdua dengan orang yang diam-diam disukainya.
"Tidak masalah. Tapi hari ini kami sangat lelah berlatih," ujar Tsubasa diiringi tawa ringannya. Rasa lelah menyelimutinya mengingat kejadian hari ini.
"Em... Tsubasa-kun, apa Ishizaki-kun menangis karena Misaki-kun?" Terkejut? Tentu saja. Bagaimana bisa Sanae tahu tentang hal itu?
Melihat Tsubasa yang tampak kebingungan, Sanae tertawa pelan dan menghentikan langkahnya. Membuat pemuda yang seumuran disampingnya juga berhenti.
"Mau mendengar cerita?" Tsubasa masih menatap bingung Sanae. Menggeleng pelan, gadis itu menarik tangan Tsubasa dan duduk dibangku panjang yang ada dipinggir jalan.
Masih terdiam, Tsubasa agaknya lebih memilih menunggu gadis yang duduk disampingnya berbicara.
"Pasti kau bingung kenapa aku tahu, bukan?" Masih menatap Sanae, Tsubasa mengangguk.
"Aku dan Ishizaki sudah sangat lama berteman. Didunia ini, ada tiga hal yang mampu membuat Ishizaki menangis. Pertama, segala hal yang berkaitan ibunya. Yang kedua saat Nankatsu mengalami kekalahan dan yang terakhir, segala hal mengenai Misaki, sahabat lamanya,"jelas Sanae. Tsubasa mengangguk mengerti.
"Sanae-chan, apa aku bisa mendengar cerita tentang Taro Misaki-kun darimu? Aku penasaran seperti apa dia," pinta Tsubasa membuat Sanae tersenyum senang.
"Tentu saja," jawab Sanae antusias.
Flashback
(5 tahun yang lalu)
Sudah menjadi sebuah tradisi dari tahun ke tahun kalau Shutetsu dan Nankatsu adalah rival abadi. Apalagi generasi tahun ini dimana Shutetsu unggul dengan kehadiran Wakabayashi dan beberapa pemain hebat. Mengalahkan Nankatsu yang bisa dikatakan sangat payah dalam sepakbola."Yo Ishizaki! Apa kau akan melepas celanamu saat kalah nanti?!" Izawa tertawa setelah mengatakan kalimat yang agak vulgar untuk anak berusia tujuh tahun. Diikuti teman-temannya, Izawa begitu puas saat melihat wajah rival keras kepala mereka, Ishizaki Ryo.
"Awas saja kalian! Aku- aku akan mengelilingi lapangan Shutetsu dan mencium kaki Wakabayashi kalau kalah!" Mulut sialan. Ishizaki merutuki kebodohannya.
"Apa yang kamu lakukan Ishizaki!" Tidak jauh disana, ada Sanae. Gadis yang menjadi pemandu sorak bersama kedua teman lainnya. Disana juga ada Morisaki dan Manabu yang merupakan pemain Nankatsu.
"Baiklah. Berlatihlah selama mungkin. Kita akan bertanding saat kau siap," ujar satu-satunya anak yang tampak acuh, Wakabayashi Genzo.
"Kau yakin kapten? Kurasa butuh lima puluh tahun lagi untuk itu," ucap salah satu pemain Sutetsu yang memiliki gigi kelinci, Taki.
"Bukankah lebih mudah? Dia sudah tua" tawa pun mulai kembali menggelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taro Misaki (END)
FanfictionTawa dan kehadirannya adalah suatu anugerah bagi orang-orang disekitarnya. Misaki hanya ingin menjalani kehidupannya dengan baik. Menghiraukan hidupnya yang suatu saat nanti akan berakhir bahkan tanpa bisa ia tahu, karena itu bisa terjadi kapan saja...