19 ⚽

265 17 7
                                    

Disclaimer : Yoichi Takahashi.

Genre        : family, angst, perenthod, memories, friendship.

Rate           : General

Warning⚠: Gaje, ranjau typo, AT, AU, OOC, ide pasaran, dan kekurangan lainnya yang pasti ada.

🌻Happy reading to my story🌻

Semua yang tertulis merupakan karangan yang L.A buat sendiri. Jika ada kesalahan maupun penggunaan kata yang sekiranya salah, mohon koreksinya.

Taro Misaki


Hari ini tim Musashi bertanding melawan tim Naniwa, salah satu tim yang waktu itu Misaki ceritakan. Sesuai dengan apa yang orangtua Misaki amanatkan padanya, Misugi hanya menahan tawa melihat Misaki yang terus saja merancau melihat pertandingan tim Musashi dan Naniwa.

"Tenang saja, tim Musashi pasti akan memenangkan ini dengan mudah," tegur Misugi membuat Misaki menghentikan ocehannya dan menoleh kearahnya yang duduk tepat disamping Misaki. Yah, mereka berada dibangku cadangan.

"Aku masih marah!" Memalingkan wajahnya, Misaki begitu ketus mengucapkan perkataannya. Mengacak rambut Misaki, Misugi sangat gemas melihat tingkah manja Misaki. Adiknya memang benar-benar imut. Setidaknya ia tahu karena dibangku penonton yang tidak jauh dari mereka banyak penonton yang malah menatapnya.

"Baiklah. Maafkan aku, tapi kau hanya bisa menonton," ujar Misugi dengan senyumannya yang menawan. Berhasil mendapat jeritan dari penggemar yang melihatnya dari bangku cadangan.

-

Dari bangku penonton, Wakabayashi menatap sinis Misaki yang ada dibangku cadangan tim Musashi. Ia tahu betul Misaki tidak bisa hanya diam saat teman-temannya berjuang di lapangan. Lalu kenapa dia ada dibangku cadangan?

Disampingnya, Ishizaki juga tidak jauh berbeda. Dia menatap sendu Misaki yang tengah tersenyum senang dengan Misugi. Apa yang dikatakan Tsubasa kemarin benar, Ishizaki merindukan sahabatnya, Misaki.

"Aku merindukan Misaki-kun," ucap Kisugi tiba-tiba. Membuat Izawa dan Urabe yang ada disamping kanan kirinya menoleh.
"Aku juga," sahut Taki.
"Aku tidak peduli betapa kecewanya saat Misaki-kun meninggalkan Nankatsu. Tapi aku benar-benar merindukannya," ujar Kishida menambahkan.

"Apa yang kalian bicarakan! Dia sudah melupakan kita dan mendapat teman-teman baru. Jangan mengatakan hal yang akan kalian sesali nanti. Kalian tidak ingat bagaimana dia seenaknya sendiri mempermainkan perasaan kita?! Meninggalkan Nankatsu begitu saja?!" Seru Wakabayashi begitu dingin dan ketus. Berdiri dengan tangan yang mengepal kuat dan pergi begitu saja melewati para penonton lainnya.

"Wakabayashi-san!"
"Biarkan saja. Semua orang punya caranya sendiri menyembunyikan emosi," cegah Sanae saat Morisaki hendak menyusul Wakabayashi.

"Dia merindukan Misaki-kun. Kita semua tahu akan hal itu," lanjut Sanae membuat pemain Nankatsu lainnya mengangguk mengerti. Yah, mereka punya cara sendiri dalam menghadapi perasaan mereka. Termasuk Ishizaki yang kini ikut pergi.

"Tapi ucapan Wakabayashi-san juga benar," lirih Taki membuat yang lainnya menunduk sedih. Sedangkan Tsubasa hanya diam mendengarkan. Mereka benar-benar menyiksa diri sendiri.

-

Disisi lain, kesebelasan Meiwa juga menonton jalannya pertandingan Musashi dan Naniwa.

"Sejak pertandingan dimulai, kapten tidak memperhatikan pertandingan, tapi melihat kearah Misaki-kun. Apa dia baik-baik saja?" Bisik Sawada melihat Hyuga yang tidak jauh duduk didepannya.

Taro Misaki (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang