Disclaimer : Yoichi Takahashi.
Genre : family, angst, perenthod, memories, friendship.
Rate : General
Warning⚠: Gaje, ranjau typo, AT, AU, OOC, ide pasaran, dan kekurangan lainnya yang pasti ada.
🌻Happy reading to my story🌻
Semua yang tertulis merupakan karangan yang L.A buat sendiri. Jika ada kesalahan maupun penggunaan kata yang sekiranya salah, mohon koreksinya.
⚽ Taro Misaki ⚽
Sudah tiga tahun Misaki ada di Nankatsu, Shizuoka. Dan lagi-lagi, ia harus pindah. Sebenarnya Misaki tidak ingin terus berpindah seperti ini. Apalagi bisa dibilang disini ia mendapatkan keluarga baru. Terutama keluarga Ishizaki yang sangat baik padanya. Wakabayashi dan Mikami juga sudah menjadi keluarganya. Kesebelasan Nankatsu, semua sudah menjadi keluarganya yang berharga."Maafkan tousan Taro. Tapi kita akan berangkat besok" Misaki hanya mengangguk. Dia tidak bisa meninggalkan ayahnya yang sudah membesarkannya. Meskipun Ichiro menawarkannya untuk tetap tinggal jika tidak mau pergi, Misaki tidak bisa melakukannya.
"Iie. Aku akan bicara pada teman-teman besok," ucap Misaki dengan senyumannya. Tidur dengan berbantalkan paha sang ayah, mimpi mulai merenggut kesadarannya, Misaki terlelap dengan elusan lembut disurainya.
-
Hari ini Wakabayashi sakit. Entah apa yang terjadi, anak itu terus mengigau 'Jangan pergi' sepanjang malam. Tentu saja hal itu membuat Mikami khawatir. Bahkan dokter mengatakan Wakabayashi demam parah. Akhirnya putra semata wayang keluarga Wakabayashi itu harus dibawa ke rumah sakit.
"Genzo-niichan, aku akan menemanimu," ucap Misaki begitu Wakabayashi agak mendingan. Tentu saja berkat penanganan cepat dan obat dari dokter. Wakabayashi menatap lemah teman-temannya dan tersenyum lembut begitu melihat wajah imut Misaki yang tampak khawatir.
"Aku baik-baik saja, Taro. Lebih baik kalian pulang dan beristirahat," ucap Wakabayashi. Meskipun ia ingin adiknya menemani, tapi Wakabayashi yakin Misaki juga butuh istirahat.
"Jadi, hanya Misaki saja yang kau khawatirkan kapten!" Ucap Takasugi cemberut. Dan itu berhasil membuat suasana kembali ceria. Mereka mengobrol hingga petang. Keadaan Wakabayashi sudah lebih baik dari sebelumnya.
Satu persatu kesebelasan Nankatsu mulai berpamitan, sebelum malam tiba tentunya. Kini ruang inap yang disediakan khusus untuk Wakabayashi itu menyisakan Ishizaki, Misaki dan Wakabayashi.
"Aku ingin tinggal, tapi kalian tahu, kan? Hah. Ibuku tidak akan membiarkanku," sesal Ishizaki mengingat akan ibunya yang selalu mengingatnya untuk disiplin. Wakabayashi mengangguk mengerti. Ishizaki memang konyol tapi dia anak yang berbakti.
"Aku mengerti. Tidak apa, kau bisa berkunjung dirumah besok," ujar Wakabayashi memaklumi. Ishizaki mulai kembali bercerita. Tentu ia akan menunggu Mikami yang sedang membeli makanan untuk mengantarkannya. Lumayan, tumpangan gratis.
Disisi lain, Misaki kembali memikirkan akan kepindahannya. Apakah tidak apa mengatakan hal seperti ini disaat Wakabayashi, orang yang sudah ia anggap kakak itu sakit? Mengikuti kata hati, Misaki khawatir jika kabar kepindahannya akan semakin memperburuk keadaan kakak beda orangtua itu. Lebih baik ia pergi tanpa memgatakannya pada siapapun.
"Hey! Kau baik-baik saja? Kau tidak seperti biasanya," tanya Ishizaki membuat Misaki tersentak. Melihat sahabat dan kakaknya tampak khawatir, Misaki tersenyum rapuh, "iie. Aku sedih karena tidak bisa menemani Genzo-niichan," ujar Misaki sendu. Itu alasannya, namun bukan alasan utama mengapa ia sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taro Misaki (END)
FanfictionTawa dan kehadirannya adalah suatu anugerah bagi orang-orang disekitarnya. Misaki hanya ingin menjalani kehidupannya dengan baik. Menghiraukan hidupnya yang suatu saat nanti akan berakhir bahkan tanpa bisa ia tahu, karena itu bisa terjadi kapan saja...