2

27 9 8
                                    




“Tante sama Om udah pergi ya?” tanya Sygo sambil berjalan ke arah pagar membelakangi aku dan mengantongi ponselnya kembali ke sakunya, Sygo yang sejak tadi bermain game di poselnya kembali mengantongi ke sakunya saat melihatku sudah siap untuk berangkat.

“Sudah” Jawabku sambil memakaikan helm yang ku raih dari tangan Sygo saat ia mengambilnya dari kaca spion,

"Si Bro? dia juga udah berangkat?" tanyanya kembali sambil memakai helmnya.

"Ya"  Jawabku singkat

Sesampainya di sekolah, seperti biasanya, warga parkiran disana pasti sudah stand by untuk berlama-lama disamping kendaraannya, ada yang pura-pura memperbaiki dandanannya, vlog secara kebetulan sesaat kami sampai, Bahkan rela semangat piket bergilir untuk membersihkan lingkungan parkiran sekolah, hal hal konyol seperti ini kerap dilakukan siswi yang menjadi penggemar setia Sygo. Sygolovers sudah tidak asing di lingkungan sekolah. 

Sygo sempat hampir pingsan di parkiran saat melihat aku memakai penutup mata perban di sebelah kanan mataku, Ia baru tersadar saat kami telah sampai di tujuan dan melihat mataku yang di perban itu.

Ia bahkan mengira mataku terbang terbawa angin, karena Sygo sejak di perjalanan tidak santuy mengendarai motornya itu.

Sudah lama aku tidak memakai atribut pnutup mata ala bajak laut ini kembali sejak mama mengijinkanku memakai softlens khusus di hari Rabu.

“Seriusan nih, kamu gak perlu pakai softlens? kamu kenapa gak bilang, biar kita mampir dulu belinya, aku khawatir orang-orang terbawa suasana kepo tentang mata kamu itu”

hal-hal yang bersifat perhatian dan kekhawatiran dari Sygo seperti ini malah membuat aku merasa risih mendengarnya, karena jarang-jarang ia akan bersikap manis dan penuh perhatian seperti ini.

“Apaan sih, jijik aku dengar kamu gitu” Ejek ku dan mendaratkan satu bogem ke arah perutnya.

“Awww sakit loh, apa yang salah coba?” Tanyanya heran

"Coba deh kamu khawatirkan saja penggemarmu itu" tunjukku pada salah satu siswi perempuan yang tersipu malu dan melemparkan tanda love dengan tangannya.

Aku pergi berlari meninggalkan Sygo di belakang, melewati koridor tiap koridor menuju kelas.

"Zen" Panggil Glo yang membawa beberapa buku di tangannya, ia menarikku duduk di Gazebo depan kelas.

"Zen, bagaimana dengan belajar privat denganmu? jadi kan Zen?"
tanyanya

"Oh iya aku hampir lupa Glo, nanti ya kita mulai belajar bersamanya" ujarku pada Glo.

"Yeahhhhh, akhirnya kamu nganggap aku teman. Thanks yaa Zen" Bahagianya sambil memelukku dengan erat.

.....

"Ada apa dengan mata kamu Zen, kamu baik-baik saja" Tanya bu Deli, Guru Bahasa Indonesia sekaligus wali kelasku itu, tampaknya ia terusik dengan perban di mata sebelah kananku.

"Tidak masalah bu, dia baik-baik saja.
mungkin semalam dia main kelereng dengan Sygo, kena deh matanya"Bual Dendro membuat suasana kelas menjadi riuh.

"Bukan kamu yang saya tanya Den" Gertak bu Deli geram, dengan keusilan Dendro yang sering menjawab itu.

"Saya baik-baik saja bu" jawabku tanpa tatapan, dan hanya menunduk.

.....

“Brukkkk” Aku terjatuh di depan pintu kelas, saat hendak keluar mencari pertolongan. 3 menit yang lalu saat di jam istirahat hanya ada aku dan pasangan penuh skandal itu, dan mereka dua kembali berlaku iseng padaku. "Sudahlah Den, cukup isengnya, aku takut dia semakin tidak bisa menatap, kasihan ketampanan Sygo tidak akan pernah di tatapnya lagi"Ujar Reira menghentikan keusilan Dendro yang menyakiti Zen dengan memaksanya untuk menatap kedua matanya.

Sendu Gugus AlkilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang