18

3 1 0
                                    

Tidak seperti biasanya Glo datang kerumah untuk bertamu, biasanya jika kami ingin berjumpa aku yang akan menemuinya di warungnya secara langsung. Terlihat dia yang berdiri di depan gerbang rumah yang kebetulan tidak ada siapapun disana, aku, mama dan Bi Lus baru saja pulang dari bandara setelah mengantarkan kepergian Sygo ke Bandung.

“Zen itu kan Glo?” tanya mama melihat Glo yang berdiri di depan gerbang celingak celinguk menunggu seseorang.

“Iya, ma tumben ya.” jawabku sembari turun dari mobil untuk membukakan gerbang rumah dan menjumpainya

“Glo? kamu ngapain disini?” ucapku padanya yang menampakkan wajah yang berantakan, sepertinya dia baru menanggis, setelah melihatku Glo langsung memelukku dan membawanya masuk kerumah.

“Ini diminum dulu Glo, sepertinya kamu sudah lama berdiri menunggu di gerbang.” ujar mama menyerahkan air mineral padanya

“Terimakasih tan,” jawab Glo meminum air mineralnya

“Eh tante tinggal dulu ya, ada pekerjaan yang harus di selesaikan, kamu mengbrol dulu sama Zen.” mama membelai rambut Glo dan berlalu masuk ke dalam kamarnya.

“Kenapa tidak menelepon dahulu Glo? jadi aku bisa lebih cepat pulangnya tadi.” ucapku mengucir rambut ku yang ku biarkan tergerai sejak seharian.

“Aku meninggalkan handpone ku di warung Zen.” jawabnya dengan tatapan nanar ke depan, sepertinya pikirannya sedang entah kemana saat ini.

“Aku sudah menyakiti hati wiliam Zen.” tanggis Glo tiba-tiba, basa-basiku yang singkat itu membuat dia seketika mengungkapkan isi hatinya. Kali ini dia lebih merasa bersalah atas kesalahannya tersebut, sebelumnya aku yang kewalahan untuk mengingatkannya selalu untuk tidak menemui mantannya yang sangat dicintainya di bangku sekolahnya dulu.

“Astaga Glo? apakah kamu masih saja menemui mantanmu itu?” tanyaku tidak percaya padanya, kini dia mulai sadar bahwa Wiliam akan sangat tersakiti jika sudah ketahuan seperti ini.

“Aku tidak menemuinya lagi Glo, tiba-tiba saja dia datang ke warung makan dan Wiliam melihat kami berbincang.” jelasnya membela diri padaku

“Nah, pasti kamu kan yang menyuruhnya datang menemui mu kesana?” tanganku mengelus kepalaku menerka dugaanku yang pastinya akan benar.

“Iya.” tanggisnya kembali dengan isakan, aku beranjak menggapai tissue yang berada di ruang  tamu

“Padahal kamu hari ini ulangtahun, masalah malah menimpamu.”kataku

“Aku merasa bersalah Glo, wiliam datang membawakan bunga lili kesukaanku sementara dia malah meihatku bersama dengan Rion.” ucapnya dengan tersedu-sedu, aku tidak tahan melihat kondisinya saat ini, aku memeluknya dan menenangkannya agar permasalahan ini menemukan titik terang, meskipun di sini posisi dia yang salah.

“Aku bersalah tidak mengikuti kata-katamu untuk tidak berhubungan kembali dengan Rion, aku pikir Wiliam tidak mengingat ulangtahunku karena sejak pagi dia hanya cuek. Namun entah mengapa hari ini aku melihat sisi romantis dan pedulinya kepadaku Zen” Glo menjelaskannya dengan panjang lebar, aku tidak menyangka sahabatku ini baru menyadari bahwa Wiliam bukanlah tipe yang cuek selama ini.

Meski aku tidak pernah mempunyai hubungan di dunia cinta sebelumnya namun aku sedikit mengerti tentang perlakuan seseorang pada orang yang dicintainya. Sudah keberapa kali aku mengatakan pada Glo bahwa wiliam seseorang yang sangat mencintai dirinya, hanya saja dia terlihat dingin karena Glo juga memperlakukannya dengan cuek.

“Ayolah Glo, jika kamu merasa bersalah temui dia dan jelaskan perasaanmu padanya dengan jujur. Aku yakin dia sangat kecewa saat ini. Apalagi kamu menghindarinya dan tidak langsung datang padanya untuk mengakui kesalahanmu.”

“Tapi Glo aku khawatir dia tidak akan memaafkanku Glo, jujur aku sangat merasa bersalah saat ini. Rasa bersalahku sangat besar dan semakin menggingatkanku saat aku diam-diam bertemu dengan Rion. Sungguh aku sangat bodoh Zen.” Glo memelukku dengan sangat erat, tubuhnya bergetar dengan kepalan tangan yang dikepalnya kuat, akhirnya dia merasa bersalah saat ini.

Sendu Gugus AlkilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang