8

10 0 0
                                    


"Ley!" teriakku memanggil

Aku yakin, laki-laki yang ingin kujumpai yang sedang menutup kepalanya dengan jaket hoodie itu adalah Ley . Ia terdiam sesaat mendengar teriakan yang memanggil namanya membelakangi aku yang datang dari pintu masuk gedung megah yang penuh lukisan indah itu.

"Zen?."

"Hei, kamu kok gak jawab telepon dariku. Maaf ya aku datang menghampirimu kesini." senyuman ku yang bahagia seketika berubah melihat wajah Ley dengan luka lebam yang masih memerah.

"Kamu mau balikin itu?"
pandanganku teralih dengan pertanyaan ley, aku pun tersadar dengan rencana awal datang menjumpainya.

"Makasih." ucapnya beralih pergi

Aku masih melihat kepergiaannya, meninggalkanku dengan helm yang sudah ku kembalikan pada pemiliknya. Ada rasa ingin lebih lama berada dengannya, namun Ley tampaknya tidak mengerti perasaanku yang sudah dalam padanya, banyak hal yang ingin ku tanyakan namun apa daya ia lebih beralih pergi mengakhiri pertemuan singkat ini.

"Ayo!" ajak Ley, entah mengapa saat ini ia datang kembali dari kelasnya itu.

"Kenapa diam, ayok naik!"ujar Ley yang sudah menyalakan motornya itu.

"Ke..kemana?" tanyaku curiga

"Ley!" teriakku memanggil

Aku yakin, laki-laki yang ingin kujumpai yang sedang menutup kepalanya dengan jaket hoodie itu adalah Ley . Ia terdiam sesaat mendengar teriakan yang memanggil namanya membelakangi aku yang datang dari pintu masuk gedung megah yang penuh lukisan indah itu.

"Zen?."

"Hei, kamu kok gak jawab telepon dariku. Maaf ya aku datang menghampirimu kesini." senyuman ku yang bahagia seketika berubah melihat wajah Ley dengan luka lebam yang masih memerah.

"Kamu mau balikin itu?"
pandanganku teralih dengan pertanyaan ley, aku pun tersadar dengan rencana awal datang menjumpainya.

"Makasih." ucapnya beralih pergi

Aku masih melihat kepergiaannya, meninggalkanku dengan helm yang sudah ku kembalikan pada pemiliknya. Ada rasa ingin lebih lama berada dengannya, namun Ley tampaknya tidak mengerti perasaanku yang sudah dalam padanya, banyak hal yang ingin ku tanyakan namun apa daya ia lebih beralih pergi mengakhiri pertemuan singkat ini.

"Ayo!" ajak Ley, entah mengapa saat ini ia datang kembali dari kelasnya itu.

"Kenapa diam, ayok naik!"ujar Ley yang sudah menyalakan motornya itu.

"Ke-kemana?" tanyaku curiga

......

Hari ini terasa lebih panjang bagiku, banyak yang sudah terlalui dan memberikan kesan terbaru bagi kenangan perjalan hidup. Akhirnya aku tau arti menatap seseorang dengan penuh rasa cinta dan ketulusan, bagiku bisa memandang Ley dengan lama adalah hal yang sangat baru bagiku untuk dikenang. Awal pertama aku bertemu dengannya, aku langsung terbiasa dengan tatapannya. Padahal sebelumnya banyak mata yang bisa aku tatap meski itu butuh waktu yang lama untuk beradaptasi.

"Kamu ngapain ngajak aku kerumahmu?" Tanyaku dengan rasa curiga, aku mengenali wilayah yang kami lewati karena sebelumnya aku pernah datang kerumahnya, rumah sang pelanggan yang tidak disangka adalah Ley itu.

"Aku mau kerja dirumah, ayo masuk anggap aja rumah sendiri ya." Ajaknya mempersilahkan aku yang sudah tampak penuh dengan kecurgiaan.

"Kamu jangan macam-macam ya Ley!" bentakku padanya dan memukul punggungnya agar pikirannya tersadar.

"Sstttt cukup satu macam aja kok." Ditutupnya mulutku dengan jari telunjuknya.

Aku semakin bergidik dan enggan untuk masuk kerumahnya, entah mengapa pikiran ku saat ini campur aduk karena sikapnya itu.

Sendu Gugus AlkilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang