16

2 0 0
                                    


Ley yang sejak tadi berkunjung kerumahku terlihat mencuri pandang ke luar kebun, sejak tadi aku membohonginya dengan mengatakan bahwa Sygo akan datang beberapa saat lagi, gesturenya tampak gusar yang sesekali memperhatikan ke arah luar, barangkali Sygo telah sampai.

“Sudahlah, cepat pilih mana yang akan kamu butuhkan,” kataku menyadarkan pikirannya yang sepertinya saat ini dilanda dengan kecemasan.

“Apakah sahabatmu itu akan datang?” jawabnya dengan mengarahkan pandangan ke arah pintu kebun yang terbuka lebar.

“hmm…ku rasa tidak, karena dia tidak punya waktu untuk datang menjumpaiku lagi, Sygo sibuk saat ini, bahkan ditelepon saja dia tidak bisa” ujarku tertawa, aku berhasi membohonginya. Terlihat matanya melotot melihatku tidak percaya.

“oh, berarti dari tadi kamu hanya berbohong menerima telepon darinya!” katanya dengan raut wajah tidak percaya, Bi Lus yang terlihat sedang asik menata pot kaktus yang baru tampak tertawa melihatku yang bersikap sangat usil.

“Ada masalah apa sih dengan Sygo? sampai-sampai ketakutan seperti ini,”tanyaku penasaran

“Sygo dan kakakmu adalah musuhku, tapi tidak disangka adiknya sangat berteman baik denganku, lihatlah kamu bahkan selalu mengirimkan pesan padaku jika kamu merindukanku,”ujarnya dengan percaya diri.

“Ya, aku merindukanmu.” jawabku, dengan refleks, aku mencoba memandangnya melihat respon darinya, kedua mataku bahkan tidak berkedip memandang bola matanya yang tampak terlihat penuh tanya, alis matanya yang tebal sedikit naik diiringi dengan kedipan matanya yang kebingungan.

“Ada apa?, apakah ada yang aneh dengan wajahku?” tangannya memeriksa wajahnya yang tampak baik-baik saja.

“Kamu tidak dengar aku tadi berkata apa?” tanyaku kecewa.

“Tidak, aku tidak dengar, suara kaktus-kaktus ini sangat indah hingga suaramu saja tidak kedengaran,” candanya.

“hahahah…aneh!” kataku meninggalkannya pergi masuk ke dalam rumah.

“Zen memang seperti itu, tidak pernah menutupi sesuatu dihati, jika rindu akan diungkapkan. Saat ini dia kesepian, selama ini hanya ada Sygo dan Eldon dan satu lagi Glo. Tapi saat ini mereka sudah punya kesibukan masing-masing untuk segala cita-citanya dan Glo dengan kehidupan keluarga barunya.” ujar Bi Lus,

mereka berbicara berdua saat aku meninggalkan kebun untuk alasan pergi minum karena kehausan.

“Teman-teman kuliahnya Bi?”

“Ley tau kan? jika Velzen tidak bisa berinteraksi dengan baik karena tidak bisa menatap mata saat mengobrol?, namun Zen bercerita dia sudah punya teman kampus yang mengerti kekurangannya. Dan saat ini dia sedang berusaha untuk selalu akrab agar ketakutannya berkurang dan hingga mereka bisa menjadi teman yang seutuhnya.” Jelas Bi Lus panjang lebar.

“Baiklah aku akan membantunya Bi,” jawab Ley dengan semangat

“Jangan mencoba membantunya, jika selalu datang dan pergi sesuka hati.” kata Bi Lus menyadarkannya.

“Zen selalu memasak cemilan jika kamu datang menjemput pesanan,  tapi kamu selalu terburu-buru untuk pergi  tanpa dia menyempatkan waktu untuk menawari makanan yang sudah dimasaknya.” kata Bi Lus dengan raut wajahnya yang kecewa,

hingga berhasil membuat Ley terdiam mematung .

“Ley, ku harap kamu tidak terburu-buru, ini makan dulu sebelum pergi ya!” Teriakku berjalan mendekatinya membawa nampan berisi makanan dan segelas jus jeruk, sepertinya aku tidak memperhatikan pipa air di depanku, hingga membuaku hampir terjatuh. Untungnya Ley sigap menarik tanganku. Pipa yang membuatku tersandung itu ternyata lepas hingga membuat seluruh airnya meyembur ke seluruh ruangan kebun.

Sendu Gugus AlkilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang