1. Konspirasi Ajudan

4.4K 217 121
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Sebelum mulai, mari kita doakan supaya novel ini bermanfaat :)

Ada yang kenal aku?

Selamat datang di kisah Para orang tua Irwan dan Sabiya, selamat datang di kisah mereka ❤️

Sebelum baca kisah ini di sarankan membaca IRWAN DAN SABIYA dahulu ya.

Insyallah kisah nya seru dan menguras emosi :)
Ada Sabi's di sini?

Ini adalah kisah prajurit ku, kesayangan ku yang selalu ku rindu. Singaku, Regara Bagaskara
( Zuhroh )

Dan ini adalah kisah Tentaraku, sang pejuang bangsa sekaligus cinta. Bucin ku, Hamdan Dirgantara.
(Fania)

Mari kita baca bersama-sama, semoga bermanfaat :)

Kasih emot dulu di part ini?

Kalian umur berapa? Dan dari daerah mana?

Duh, kisah ini enak nya si sebut apa ya? Kalo Irwan dan Sabiya kan Sabi's, menurut kalian ini apa?

Seorang pria dengan rambut tipis-tipis tengah menikmati pemandangan sore di pojok Kafe ruang terbuka. Bersamanya, ada Rian kawan semasa SMA yang tengah pendidikan Dokter Spesialis.

Senyum cerah tak lepas dari wajahnya, sesekali ia bersiul pada gadis-gadis yang hendak masuk Kafe bagian dalam. Bola mata coklat nya berbinar menghirup udara segar."Yan."Panggilnya.

Rian yang sedang membersihkan kacamata mengangkat wajah, memasang kembali kacamata nya sebelum menjawab teman nya."Kenapa?"

"Ada yang cakep tuh, di belakang Lo."Katanya, nyengir-nyengir."Ngeliatin gue aja pula, ambyar di sini kan malu."Cerocos nya."Kegantengan gue emang nggak ada obat nya ya."

Rian menoleh kebelakang, memutuskan untuk melihat gadis yang di maksud. Ada tiga orang perempuan, tapi Rian tebak yang di tengah jadi incaran kawan nya. Karena memang dia cantik dan manis sekali.

Kembali Rian menatap kawannya yang sedang mengedipkan satu mata pada gadis itu, lalu pura-pura menyugar rambut."Kepala Botum aja sok-sokan mau ngelus rambut, yang ada Lo kayak ngelus lampu!"Sinis Rian."Radar Lo soal cewek cantik kenceng banget ya, Hamdan. Kelamaan di hutan pas bebas otak mesum Lo itu langsung berkerja."

"Jangan gitu lah, ini tuh ajang hiburan buat Gue. Empet banget tau nggak selama misi yang Gue liat kepala plontos semua, kaga ada seksi-seksi nya."Hamdan cengengesan."Devon nggak ke sini?"

Rian menggeleng, Devon itu sama seperti Hamdan. Sejak dulu cita-cita nya mau jadi Abdi negara, namun Devon mengambil jalur kepolisian."Nggak bisa datang katanya, ada misi."Rian menaikan alis karena suasana mendadak ramai, gadis-gadis saling tatap terpesona dan sesekali memekik."Ada apaan sih?"

Hamdan memutar bola matanya malas, menunjuk sosok tegap yang hendak berjalan menuju Kafe. Sosok itu baru saja memarkir motor sport nya."Biasa, si cabe rawit kalo tiba di manapun pasti bikin cewek-cewek histeris."Hamdan mencibir."Apa ganteng nya coba? Muka datar jidat lebar, mending gue kemana-mana."

Rian ikut ternganga saat melihat yang di maksud sedang menatap sekeliling. Kaus hitam yang di balut Hoodie abu-abu terlihat pas sekali merangkap tubuhnya. Celana jeans pendek warna senada juga menambah kesan santai tapi maskulin, apalagi saat pria itu memadupadankan dengan topi distro yang ciamik. Rian memperhatikan dengan detail sampai ke bagian kaki, lalu mendengus sebal. Tetap saja yang di pakai sendal jepit! Dasar, merusak gaya saja."Hei!"Rian melambai pada sosok yang mencari-cari mereka."Di sini."

Di bawah Pintu Pengabdian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang