Jan lupa mulmed guys
Jungkook melangkah memasuki gereja. Mengatupkan kedua tangannya di depan dada, lantas menundukkan kepalanya. Merapal doa sepenuh hati.
Matanya memanas. Bayangan Lisa melintas begitu saja dalam sela rintihan doanya. Membuat setitik bulir bening itu menetes, jatuh di atas lantai gereja.
"Tuhan, jagakan dia untukku. Berkati segala hal tentang dirinya. Malaikatku."
Nyatanya, ditahan sekuat apapun, Jungkook tetap saja menumpahkan air matanya. Bersimpuh di hadapan Tuhannya.
****
"Maafkan aku." Jisoo menarik napas. "Waktu kematian, 04.25 KST."
"Tidak!! Aku datang jauh-jauh bukan untuk menghadiri upacara kematian adikku! Lisaku masih hidup!"
Chaeyoung menerobos masuk, tak peduli pada perawat yang menghalangi jalannya. Merengkuh tubuh Lisa yang terbalut kain putih, menyingkapnya, menatap wajah pucat pasi di hadapannya.
Tangisnya pecah seketika. Chaeyoung mengguncang tubuh Lisa, berusaha membangunkannya meski Lisa jelas tak memberikan respon apapun. Chaeyoung menolak menerima kenyataan.
"Hei, Lisa-ya, bangunlah. Kau sedang mengerjaiku, kan? Kau bilang tidak akan meninggalkanku, jadi aku percaya padamu. Kita masih punya mimpi-mimpi, Lisa. Bangunlah, kumohon bangun."
Chaeyoung terisak, mengguncang tubuh Lisa semakin kencang. Hatinya hancur, dia tidak mau kehilangan lagi. Cukup sekali, dan Chaeyoung tidak mau merasakannya lagi.
"Kau bilang ingin berkumpul lagi, tapi kenapa kau justru pergi lebih dulu? Apa aku terlalu buruk untuk menjadi saudaramu? Apa kau terlalu marah hingga tak sudi menatap kami? Aku menyakitimu sedalam itu, ya? Lisa-ya, bangunlah, hukum aku dengan cara lain, tapi bukan dengan meninggalkanku. Bagaimana aku bisa hidup setelah ini?"
Dibelainya wajah cantik Lisa. Terlintas dalam benaknya ketika mereka masih kanak-kanak. Chaeyoung dan Lisa yang ke mana-mana selalu memakai pakaian kembar. Ke mana-mana berdua. Berebut makanan, berebut mainan, berebut segalanya. Chaeyoung ingin terus bersama Lisa. Ingin terus menggenggam jemarinya.
Tapi Lisanya pergi. Lisa meninggalkannya, menjemput janji kehidupan yang lebih baik. Chaeyoung ingin egois, ingin meminta Lisa untuk lebih lama bersamanya. Chaeyoung ingin kesempatan sekali lagi untuk membuktikan dirinya layak menjadi seorang kakak. Ingin merengkuh Lisanya lagi. Chaeyoung ingin Lisa. Itu saja.
"Apa kau sebegitu lelahnya denganku? Kau bertemu siapa di sana, hm? Apa kau menemukan kakak yang lebih baik dariku? Menemukan bidadari yang lebih cantik dari Ibu? Menemukan ibu peri yang tersenyum lebih manis ketimbang Kak Jisoo? Menemukan jelmaan kucing yang lebih cerewet dari Kak Jennie?"
"LISA BANGUNLAH! SAMPAI KAPAN KAU MAU TIDUR, HAH?! AKU SUDAH DI SINI!"
Chaeyoung memeluk tubuh Lisa erat, tak ingin melepaskannya. Menolak mentah-mentah ketika para perawat masuk dan memintanya keluar, hendak memindahkan Lisa ke kamar jenazah.
DEG!
Mata Chaeyoung membola, menajamkan pendengarannya sekali lagi. Mengembangkan senyum kala detakan itu kembali berbunyi. Secepat kilat berlari keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason || Lizkook ✔
FanfictionBagi Jungkook, Lisa sesederhana angin yang berhembus. Pembawa ketenangan. Pembawa kesejukan. Dan bagi Lisa, pertemuannya dengan Jungkook seperti oase di padang pasir. Memberikannya alasan untuk bertahan. Lisa yakin, setiap hal punya alasannya masing...