Hoseok menyambangi ruang rawat Jungkook, membuat yang lebih muda menampilkan ekspresi senang luar biasa.
"Kak Hoseok!" Jungkook tersenyum lebar, memamerkan gigi kelincinya.
Hoseok mendekati Jungkook, mengacak pelan surai milik namja manis di hadapannya itu. "Bagaimana keadaanmu?"
"Baik. Kakak tidak rindu padaku, ya? Kenapa baru datang?"
"Maafkan aku, ya? Banyak sekali yang harus kuselesaikan belakangan ini." Hoseok meletakkan sebuah paper bag di nakas. "Tapi sebagai gantinya, aku bawakan figur Iron Man limited edition untukmu."
Mata bulat Jungkook berbinar, tangannya segera meraih paper bag yang diletakkan Hoseok, membuat pemuda dengan senyum secerah matahari di dunia Tabi itu tertawa.
"Kapan kau pulang? Tidak bosan di sini terus?"
Jungkook mengedikkan bahunya. "Tidak tahu, tanyakan saja pada Kak Yoongi."
Hoseok menoleh, mendapati Yoongi yang duduk santai di sofa tanpa terganggu.
"Dia sudah punya kekasih di sini, jadi tidak pulang juga tidak masalah sepertinya," ujarnya santai.
"Eh? Benarkah?"
"Enak saja! Jangan dengarkan Kak Yoongi, dia selalu asal bicara," sanggah Jungkook.
Hoseok tertawa. Inginnya tidak mempercayai ucapan Yoongi, tapi semburat merah muda di pipi Jungkook membuat Hoseok melupakan sangkalannya.
Hoseok menghentikan tawanya, teringat tujuan utamanya datang kemari selain menjenguk Jungkook. Hoseok menatap Yoongi, membuat pemuda itu mengalihkan atensinya dari layar ponsel.
"Eum, Kak Yoongi, sebenarnya ada yang harus kubicarakan denganmu," tuturnya.
"Ada apa?"
"Tidak di sini. Bisakah kita keluar?"
"Ya." Yoongi berdiri. "Kak Seokjin, lagi-lagi aku harus menitipkan Jungkook padamu."
"Ya, tenang saja. Anak bayi itu sedang asyik dengan mainan barunya, tidak akan terlalu merepotkanku."
****
Jungkook itu mudah bosan, itulah kenapa sekarang dia berada di taman rumah sakit setelah meminta—ah, lebih tepatnya memaksa Seokjin untuk membawanya keluar kamar. Inginnya menemui Lisa, tapi terlalu malu mengatakannya pada Seokjin. Lagipula Jungkook selalu lupa bertanya dimana kamar rawat Lisa.
"Kak, di sana pertama kali aku bertemu Lisa." Jungkook menunjuk sebuah bangku panjang yang ada di tengah taman.
Seokjin menoleh mengikuti arah telunjuk Jungkook. Jujur saja, mendengar nama Lisa keluar dari mulut Jungkook, yang ada dalam benak Seokjin adalah Lisa yang sama dengan yang terbaring koma di kamar nomor 152.
Seokjin berusaha menyangkal isi kepalanya. Jungkook bisa melihat Lisa, bisa bicara dengan Lisa, bahkan bisa minta dikupaskan nanas oleh Lisa. Jadi katakan, bagaimana orang koma bisa melakukan semuanya? Mustahil sekali, bukan? Tapi sekeras apapun Seokjin menyangkal, justru malah semakin membuatnya yakin kalau yang diceritakan Jungkook adalah Lisa yang sama. Lisa. Lalisa. Ah, Seokjin jadi pusing sendiri memikirkannya.
".... Kak?"
Seokjin tersentak saat kepala Jungkook mendongak menghadapnya.
"Y-ya? Kau bilang apa barusan?"
"Jadi sedari tadi aku bicara panjang lebar tapi hyung justru melamun? Apa-apaan itu." Jungkook mendengus, menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason || Lizkook ✔
Fiksi PenggemarBagi Jungkook, Lisa sesederhana angin yang berhembus. Pembawa ketenangan. Pembawa kesejukan. Dan bagi Lisa, pertemuannya dengan Jungkook seperti oase di padang pasir. Memberikannya alasan untuk bertahan. Lisa yakin, setiap hal punya alasannya masing...