10. Bertemu dengan Lisa

5.2K 672 51
                                    

Yoongi mendorong kursi roda Jungkook masuk ke ruang fisioterapi. Sudah ada Namjoon dan Jisoo yang duduk manis disana menunggu kedatangannya. Jungkook gugup, tentu saja. Ini terapi pertamanya. Dia tidak tahu apakah yang ini nanti akan terasa sakit atau tidak. Yoongi mengusap pelan bahu adiknya, mencoba memberi ketenangan.

"Kau sudah siap, Jungkook?" Jisoo mendatangi Jungkook, mengulas senyum terbaiknya. Sedang yang ditanya hanya menganggukkan kepala.

"Ini tidak akan sakit, percayalah." Namjoon menyahut.

Lagi-lagi Jungkook menyahut. Setelahnya Namjoon dan Jisoo mulai melakukan fisioterapi sesuai dengan prosedur. Sementara Jungkook berusaha menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang bersarang di kepalanya. Mencoba memfokuskan diri seperti yang diperintahkan oleh Jisoo. Menurut ketika Namjoon mulai melakukan tahapan-tahapan fisioterapinya. Dimulai dari berbaring, memiringkan tubuh ke kanan dan kiri, duduk, berdiri, dan yang terakhir mencoba berjalan. Meski poin yang terakhir itu belum bisa dilakukan dengan sempurna oleh Jungkook.

Fisioterapi pertamanya selesai dalam 20 menit. Jungkook menghembuskan napas lega. Ia menolehkan kepalanya ke pintu ruangan, membulatkan mata ketika mendapati presensi gadis berponi yang dicarinya. Jungkook hendak memanggil, tapi urung ketika Lisa menggelengkan kepalanya.

"Kook, aku ingin ke toilet sebentar," pamit Yoongi bersamaan dengan Namjoon yang juga hendak meninggalkan ruangan.

"Jungkook-ah," panggil Jisoo.

Jungkook menoleh. "Ya?"

"Kakakmu bilang, kau ingin menjenguk adikku. Benar begitu?"

"Kak Seokjin yang bilang?" Jungkook balik bertanya.

"Ya, tentu saja."

Jungkook mengulum bibirnya. "Memangnya boleh?"

"Tentu saja boleh. Kau mau berkenalan dengannya sekarang? Kurasa kalian seumuran, mungkin bisa menjadi teman," balas Jisoo.

Jungkook mengangguk, tepat ketika Yoongi kembali dari panggilan alamnya.

Jisoo menghembuskan napas pelan. Ucapan Seokjin pagi tadi sedikit banyak mempengaruhinya. Ia melirik Jungkook yang tampak tidak terganggu sedikitpun. Jisoo ingin membuktikan ucapan Seokjin. Sama seperti Seokjin yang penasaran, Jisoo pun merasakan hal yang sama. Maka sekarang, dengan penuh pertimbangan, Jisoo lantas mendorong kursi roda Jungkook menuju kamar nomor 152.

****

Yoongi menatap langit kota Seoul yang terlihat cerah hari ini. Setelah mempersilakan Jisoo meminjam adiknya, Yoongi lantas melangkahkan kaki menuju taman rumah sakit, sekadar menghirup udara segar.

Pertanyaan Seokjin kemarin, juga dokumen yang diserahkan Hoseok terkait penyelidikannya, membuat kepala Yoongi serasa hampir pecah. Yoongi membenarkan ucapan Seokjin bahwa Appanya memang mencintai Eommanya melebihi apapun. Tapi bukti akurat yang dibawa Yoonji ke hadapannya tiga tahun lalu juga bukan hal yang bisa disepelekan.

Belum sempat Yoongi memejamkan matanya, dirinya dikejutkan dengan kedatangan Yoonji yang tiba-tiba. Disertai isakan pula. Yoongi meraih dagu Yoonji, menyibak rambut yang menghalangi wajahnya.

"Bibi melakukannya lagi?" tanya Yoongi kala mendapati lebam yang tercetak di pipi Yoonji.

Yoonji mengangguk. "I-ibu pulang dalam keadaan mabuk, dan dia langsung memukulku, memarahiku. A-aku takut, aku mendorongnya dan berlari keluar."

Reason || Lizkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang