28. Firasat Buruk

4.7K 532 62
                                        

Jungkook menepati janjinya, membawa Yoonji ke hadapan Lisa setelah berhasil menghubungi anak itu. Membuat Yoonji hampir tak berkedip ketika melihat visual Lisa terpampang nyata di depan matanya. Tersenyum menyambut kedatangannya.

Jadi tanpa aba-aba Yoonji segera berlari mendekati brankar, memeluk Lisa erat seolah tak ingin lepas. Membuat Lisa terkekeh karena tingkahnya.

"Hei, kau mencuri start!" tuding Jungkook. "Aku saja belum memeluknya, kau malah sudah peluk-peluk."

"Biarkan saja. Lagipula Kak Lisa juga pasti tidak mau dipeluk olehmu." Yoonji menjulurkan lidahnya, mengejek.

Jungkook mendengus.

"Kook-ah, bisa tinggalkan kami berdua? Sebentar saja," pinta Lisa.

Jungkook mengangguk dengan berat hati. Melangkah keluar lantas menutup rapat-rapat pintunya. Menghalau Chaeyoung yang kebetulan juga ingin masuk.

"Jadi, Yoonji-ya, kau mau cerita padaku sekarang?"

"Bagaimana Kakak bisa tahu kalau aku ingin cerita?"

Lisa mengedikkan bahu. "Aku dengar semuanya, loh."

Lantas Yoonji melepas pelukannya pada Lisa. Berangsur menatap wajah cantik bak boneka di hadapannya itu. Mengagumi gurat sempurna pahatan Tuhan. Lisa cantik sekali, dan Yoonji baru menyadarinya.

"Aku membongkar semuanya, Kak. Aku mengatakannya, di depan kakakku."

Yoonji menunduk, memainkan jemarinya. Sedang tangan Lisa terulur mengusak surai Yoonji, menyalurkan setitik ketenangan. Lisa tahu semuanya. Yoonji sering mendatanginya diam-diam hanya untuk menceritakan harinya yang berat. Mengungkap fakta yang belum berani dilantangkannya. Seringkali membuat Lisa terkejut, hingga ingin sekali merengkuh tubuh rapuh itu secara nyata.

"Lalu bagaimana tanggapan Kak Hoseok?"

"Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya, aku begitu beruntung terlahir sebagai adiknya. Kukira dia akan marah, akan membenciku, lebih buruknya tidak akan mengakuiku. Tapi dia tidak melakukannya. Justru menerimaku dengan tangan terbuka, meminta dipertemukan dengan Ibu. Rencananya hari ini kami akan bertemu, bicara sebagai keluarga. Apa menurut Kakak aku sudah melakukan hal yang benar?"

Yoonji mendongak, maniknya menatap lekat iris Lisa. Meminta jawaban. Meminta pembelaan. Bagaimana bisa Lisa tidak menyayangi anak itu?

"Kau sudah melakukan hal yang benar, Yoonji-ya. Selalu ada pelangi setelah hujan, kau akan menjemput pelangimu, kan?"

Lisa mengusap lengan Yoonji, meringis saat goresan memanjang itu samar-samar masih terasa nyata di telapaknya. Lisa menatap mata Yoonji, seolah berkaca, Lisa bisa melihat dirinya sendiri disana. Kesakitan demi kesakitan, tangisan demi tangisan. Seluruhnya terpancar disana. Beruntungnya Yoonji tidak pernah berniat mengakhiri hidupnya seperti Lisa.

"Setelah ini, kuharap tidak ada lagi bekas-bekas seperti ini. Hiduplah dengan baik, Yoonji, hiduplah dengan bahagia. Kau punya Kak Hoseok sebagai pegangan, jangan sia-siakan. Jangan ulang hal bodoh yang kulakukan. Aku ingin melihatmu bahagia. Mau berjanji padaku?"

"Aku sudah bahagia, Kak. Aku bahagia bertemu denganmu. Aku bahagia sempat menjadi bagian dari Kak Yoongi dan Kak Jungkook meski tak nyata. Aku bahagia bertemu orang-orang baik seperti kalian. Sungguh, aku bahkan tidak bisa menggambarkannya dengan lisan." Yoonji memainkan jemari Lisa dalam genggamannya.

"Kak Hoseok mengajakku pergi setelah ini, Kak. Sudah mengatur rencana untuk membuka lembaran baru. Hanya bertiga, karena Ayah lebih dulu berada di sisi Tuhan. Aku akan merindukanmu, merindukan kalian. Meski setelah ini aku tidak yakin masih memiliki muka untuk bertemu Kak Yoongi dan Kak Jungkook."

Ada getir yang coba disembunyikan. Ada sesak yang berusaha ditahan. Yoonji ingin terlihat tegar, meski hatinya berontak ingin menyuarakan rasa. Yoonji tidak mau pergi, sudah terlalu nyaman dengan orang-orang baik hati yang baru dikenalnya.

Meski begitu, Yoonji sadar bahwa hidup akan terus berjalan. Kehadirannya hanya akan menimbulkan luka bagi Yoongi dan Jungkook. Dirinya hanya akan mengingatkan Yoongi dan Jungkook atas kematian orang tuanya. Menambah beban bagi dua orang yang terlanjur disayanginya itu.

Tidak. Yoonji sudah berjanji untuk pergi, kan? Yoonji sudah berjanji untuk tidak lagi mengusik mereka. Dan itu yang sedang coba ia lakukan. Menjauh perlahan, mengabaikan panggilan Yoongi dan Jungkook karena hatinya serasa diremas setiap kali nama itu terpampang di layar ponsel.

Yoonji tidak siap meninggalkan mereka, tapi lebih tidak siap lagi menjadi alasan kesedihan mereka.

"Kak Yoongi dan Jungkook sudah tahu tentang ini?"

Yoonji menggeleng, semakin dalam menundukkan wajahnya. "Hoseok Oppa yang akan mengurusnya."

"Kau anak yang hebat, Yoonji, aku tahu. Bagaimana bisa kakak-kakakmu akan membenci anak manis sepertimu? Berjanjilah untuk tetap menjadi kuat, ya? Kalau bukan untuk dirimu, maka berjanjilah untukku. Aku hanya bisa mendukung keputusanmu, aku ingin melihatmu bahagia atas hidupmu."

"Terima kasih, Kak, aku menyayangimu."

****

Hoseok berlari kesetanan, menyambar kunci dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Yoonji baru saja menghubunginya, tapi alih-alih merasa senang, Hoseok justru dilanda kepanikan luar biasa.

Nada bicara Yoonji memang terdengar santai, terdengar begitu bahagia. Awalnya baik-baik saja, hingga Yoonji mengatakan bahwa ibunya ingin bicara berdua dengan mereka. Hoseok mengiyakan, menanyakan lokasi mereka, berjanji akan datang secepat mungkin.

Namun jawaban selanjutnya justru membuat jantung Hoseok dipaksa bekerja dua kali lipat.

Mereka ada di atap rumah sakit. Hanna ingin bicara secara privasi, katanya. Sebagai ibu dan anak. Yoonji terdengar riang, terdengar tidak keberatan dengan lokasi yang ditentukan. Tapi insting Hoseok sebagai detektif tidak bisa dibohongi.

Dengan seluruh bukti kejahatan Hanna yang ada di tangannya, Hoseok sangsi kalau wanita itu hanya ingin bicara. Dengan analisanya selama ini, Hoseok menyimpulkan bahwa Hanna adalah sosok yang nekat. Yang rela melakukan apapun demi tercapainya keinginan.

Lalu dengan tangan gemetar, Hoseok mendial nomor Seokjin. Mendesah lega saat Seokjin mengangkat panggilan pada dering kedua.

"Kak Seokjin, tolong aku!"


______

Nemu editan ini di instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nemu editan ini di instagram. Kiyowo sekali 😭 jadi membayangkan kalau Yoonji bener sodaraan sama Yoongi di real life bakal se-uwu apa mereka 😭

Reason || Lizkook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang