Jungkook menggerakkan tangannya di atas kanvas guna menyelesaikan lukisannya. Sesekali ia menarik diri ke belakang untuk memastikan pekerjaannya sempurna.
Jungkook sedang serius mengamati lukisannya ketika mendengar grasak-grusuk di depan pintu. Lantas dengan senyum terkembang, ia letakkan kuas di tangannya dan berjalan menuju pintu. Membuka jalan bagi makhluk kecil yang memukul-mukulkan tangannya di pintu.
Daun pintu terbuka perlahan, menampakkan sosok mungil berbalut popok yang kini tersenyum ke arahnya.
"Bbam, mau bertemu Ayah, ya? Dimana ibumu?"
Bayi berusia delapan bulan itu hanya mampu tertawa. Jungkook tersenyum gemas, diraihnya tubuh Beomgyu dalam gendongannya dan ia bawa menuju tempat kerjanya.
Beomgyu adalah putranya dengan Lisa. Yah, sesuai janji, Jungkook pada akhirnya menikahi Lisa lima tahun kemudian. Berjarak tiga bulan setelah Yoongi dan Jennie menggelar upacara pernikahan mereka.
Jungkook menggendong Beomgyu dengan satu tangannya, sedang tangan kanannya ia gunakan untuk memberi sentuhan akhir pada mahakaryanya.
"Bbam mau dilukis juga?" ujar Jungkook ketika bayinya menatap lekat-lekat lukisan yang tengah ia kerjakan.
"Ungggg,"
Jungkook tertawa. Ia biarkan saja Beomgyu melakukan apapun sesukanya dalam gendongannya. Bayi itu memiringkan kepalanya, mengikuti gerakan tangan Jungkook yang ke sana kemari.
Beomgyu bertepuk tangan setiap ada hal yang menarik perhatiannya. Apapun itu. Dan itu membuat Jungkook tidak bisa menahan rasa gemasnya. Ia letakkan kuas dalam genggaman, lantas diciuminya seluruh inchi wajah Beomgyu.
Beomgyu menjerit gembira dan memukul-mukul wajah Jungkook.
"Jungkook! Ada apa?!"
Jungkook mengerjap, menghentikan aksinya menciumi wajah Beomgyu saat pintu ruangannya terbuka dengan keras. Lisa ada disana, berdiri dengan wajah panik dan spatula di tangan kanan.
"Kenapa?"
Lisa menghembuskan napas lega. "Ah, Ya Tuhan. Kupikir terjadi sesuatu dengan anakku. Dan ternyata ini ulahmu, huh?"
Jungkook tersenyum, kembali melanjutkan aksinya. "Anak ini tiba-tiba mengetuk pintu ruang kerjaku. Kurasa dia ingin dilukis juga?"
"Bbam merindukan Ayah, ya? Tidak sabar menunggu Ibu memasak, hm?"
Tidak ada jawaban selain suara tawa Beomgyu yang terdengar menggema di ruangan besar penuh lukisan itu.
"Maaf, Jungkook. Tadinya Beomgyu dan Taehyun sedang bermain di kamar. Aku memasak dan tidak tahu kapan mereka keluar. Yah, salahku juga tidak menutup pintunya."
Lisa mengalihkan pandangan pada bayinya. "Bbam, kemari, biarkan Ayah bekerja. Ayo bermain lagi dengan Hyunie."
Beomgyu memalingkan wajahnya, tangannya semakin erat melingkar di leher Jungkook, enggan dipisahkan. Ia bahkan malah menangis saat Lisa mencoba melepaskan mereka.
"Biarkan saja Beomgyu di sini, Lisa. Dia mungkin hanya penasaran dengan apa yang kukerjakan."
"Tapi dua bocah ini hanya akan mengacaukan pekerjaanmu, Jung."
Dahi Jungkook mengernyit. "Dua? Disini hanya ada Beomgyu."
Mata Lisa membulat, ia edarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Dan benar saja, hanya ada Beomgyu tanpa Taehyun disini.
"Astaga! Dimana anakku yang satunya?!"
"Lisa, tenanglah. Kau yakin Hyunie tidak ada di kamar?" Jungkook berujar sembari menepuk-nepuk punggung Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason || Lizkook ✔
FanfictionBagi Jungkook, Lisa sesederhana angin yang berhembus. Pembawa ketenangan. Pembawa kesejukan. Dan bagi Lisa, pertemuannya dengan Jungkook seperti oase di padang pasir. Memberikannya alasan untuk bertahan. Lisa yakin, setiap hal punya alasannya masing...