"Bee. Cepetan dikitt. Papa sama Mama pasti udah nungguin di bandara." Teriak Jaemin dari lantai bawah
Tunangannya ini benar-benar menguji kesabarannya. Karena Arel tak kunjung turun, Jaemin segera naik tangga menuju kamar.
Tok tok tok
"Chagi-yaa"
Jaemin yang takut terjadi apa-apa pada Arel segera membuka pintu kamar gadis itu.
Terlihat Arel sedang memandangi dirinya di depan cermin. Dan Jaemin hanya menghela nafasnya pelan
"Kenapa? Udah cantik bee. Orang tua kamu keburu sampe loh"
"Na. Sini bentar deh di samping aku"
Jaemin menurut, dia berjalan mendekat
"Kenapa?"
"Coba liat bayangan kita di cermin. Pinjem tangan kamu dulu"
Mereka berkaca sambil menunjukkan jari mereka yang memakai cincin tunangan berwarna silver. Cincin yang sudah 6 tahun ini menghiasi jari mereka.
"Kamu kenapa?"
Arel yang tadinya fokus pada bayangan mereka di cermin, kemudian menatap Jaemin dalam, dan begitupun sebaliknya.
"Masih nggak percaya aja, aku sama kamu akan hidup dalam satu atap rumah. Setelah melihat kenangan waktu dulu kamu lupa sama aku, ini semua masih terasa seperti mimpi. Mimpi yang indah"
"Hmm, waktu memang cepat berlalu. Maaf dulu aku sempat lupa"
"Gwenchanayo,, aku yang berterimakasih karena kamu udah berusaha mengingat aku"
Jaemin mengukir senyumnya, lelaki itu menatap Arel dengan tatapan tulus.
"Bahkan setelah 8 tahun berlalu kamu tetap Rereku yang sama. Gomawo chagiya, udah mau ngurusin aku setelah bunda nggak ada. Saranghae♡" ucap Jaemin lalu menarik Arel ke dalam dekapannya
"Nado saranghae Jaemin ah. Nomu nomu saranghae"
Tringg tringgg
Arel segera melepaskan pelukannya dengan Jaemin lalu mengangkat telefon dan menyalakan loudspeaker karena Jaemin juga ingin dengar.
"Ne appa? Udah di bandara kah?"
"Ne.. tapi Papa sama Mama mau ke restaurant dulu. Laper. Kesininya nggak usah buru-buru. Hati-hati."
"Siyap laksanakan☺️" ucap Arel dengan gaya sok ketentaraan kemudian di susul suara ketawanya dan Jaemin.
"Oh iya Jaemin ada di situ? Iya pasti ada sih. Jaemin ah, kesininya hati-hati nggak usah ngebut. Jaga anak Papa"
"Tentu Pa"
"Yasudah sampai nanti"
Tuut tuut tuutt
"Hmm Papa tuh selalu aja ganggu" cerewet Arel
"Re"
"Hm?"
Arel terkejut saat akan mendongakkan kepalanya Jaemin menarik pinggangnya dengan cepat hingga menghapus jarak antara keduanya.
"Na ngapainn?!"
Jaemin hanya diam menatap Arel.
Kemudian
...
"Cium dulu" Jaemin menunjuk bibirnya
Arel tersipu. Tetapi gadis itu tetap mendekat, kembali menghapus jarak pendek antara keduanya. Miris kena. Argh. Gemes gua sebagai author.
"Hei. Inget perjanjian Nanaa. Kek gini aja." Arel mencium jarinya kemudian menempelkannya pada bibir merah pudar milik Jaemin.
"Ih gue udah nungguin bgst. Udah terlanjur deg degan. Eh di php in"
Jaemin mencemberutkan bibirnya dan mengalihkan pandangan
"Hei kok ngomong kasar sih. Kamu akhir-akhir ini ketemu Jeno lagi ya??"
"Nggak usah ngalihin pembicaraan"
"Udah ah, yuk buruan jemput Papa Mama sekarangg"
"Oh iya hampir lupa." Ucap Jaemin sebelum akhirnya kami berlari takut di omelin
~~
"Mama!"
Arel berlari memeluk Mamanya.
"Hm Papa nggak di peluk nih?"
"Hehe, Papa, kangeen" Arel berganti memeluk Papanya. Sudah 6 tahun terakhir sejak pertunangan Jaemin dan Arel mereka tidak mengunjungi putri tunggalnya.
Jaemin datang sehabis membawakan koper mertuanya ke dalam bagasi mobil. Ibu mertuanya tersenyum melihat Jaemin. Padahal lelaki itu hari ini harusnya bekerja. Tapi dia sempatkan untuk menjemput kedua orang tuanya.
"Calon menantu yang baik, makasih ya"
"Hehe, udah tugas Ma"
"Yaudah yuk pulangg. Papa sama Mama pasti capek" ucap Arel dan diangguki oleh keduanya.
..
Sesampainya di rumah
"Kalian masuk dulu aja, biar aku yang turunin kopernya"
"Nggapapa Jaem, sini biar Papa bantu"
"Nggak usah Pa. Serius. Mending Papa sama Mama istirahat aja."
"Hmm kalau gitu Papa sama Mama masuk ya"
"Iya Pa" ucap Jaemin dengan senyum manisnya
"Yaudah sini biar aku bantu" ucap Arel lalu berjalan ke arah bagasi tapi di cegah oleh Jaemin
"Nggak, kamu juga harus istirahat bee"
"Ih nggakpapaa. Aku juga belum ngelakuin apa apa hari ini Na"
"Hmm. Bandel banget di bilangin. Yaudah bawa yang enteng enteng aja"
"Aku bawa ransel yang ini ya"
"Jangan, itu berat sayang"
"Nggak berat kok ini, cuma ranselnya aja yang besar"
"Enggak ah, kamu bawa tas oleh oleh aja nih."
Memang seperti itu Jaemin sekarang. Padahal Arel niat bantuin tapi selalu aja ditolak. Hmm. Akhirnya Arel dan Jaemin masuk ke rumah. Terlihat kedua orangtua mereka sedang duduk di sofa dan menyalakan televisi.
"Jaemin" panggil Mama
"Iya Ma?"
"Kamu udah siapin semua yang Mama sama Papa bilang kan?"
"Udah beres Ma. Eh tapi masih ada satu lagi. Baju pengantinnya belum aku pilih. Karena untuk satu hal ini aku mau minta pendapat Rere"
"Hah?? B-baju pengantin?? Maksudnya gimana??"
"Awal bulan depan kalian menikah. Sebenernya Mama mau ngasih tauu. Cuman Jaemin ngelarang karena katanya- ekhem- dia nggak mau kamu kecapekan"
"Bulan depan??? Ini udah pertengahan bulan Ma" Arel menatap Jaemin yang tersenyum kepadanya. "Jadi akhir akhir ini kamu pulang larut karena nyiapin itu??"
Jaemin mengangguk, "Nanti setelah kita pilih baju, semua udah beres."
"Demi apa" ucap Arel Speechless
~~~
Kebayang nggak sih kalian. Nggak tau apa-apa tiba-tiba di kasih tau kalau kalian akan menikah sekitar 15 hari lagi. Syok nggak tuh. Pingsan kalau author mah.
~~
Nih spesial part buat kalian🤗 makasih yang udah mau dm aku❤
Luvv yu alL!Lily🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE || Jaemin x Mina ✔
Fanfiction[COMPLETED] Lelaki dingin itu milikku, dari dulu❤ "Bahkan disaat kamu melupakan aku, aku tau kamu akan mengingatku kembali" [Coretan 1] Jangan lupa vote and comment yaa🐰 Ingatt, hanya cerita hasil halu semata :D Aku tunggu kritik saran dan dukung...