chapter 4.

1.6K 108 5
                                    

Happy Reading

================================

   Sasuke berjalan dengan sempoyongan Melewati hutan belantara sambil memegang luka di tubuhnya yang menganga lebar.
Brak.... Sasuke membaringkan tubuhnya di bawah pohon beringin.
Nafasnya memburu dan bulir-bulir keringat membasahi dahinya.
"Hatake sialan... Akan kubalas kau" Geram Sasuke.
"Aku harus mengobati lukaku dan menyelamatkan sakura dari pria sialan itu" Kata Sasuke .

  Sasuke terus berjalan melewati hutan itu sampai ia tiba di sebuah kampung kecil.
Orang-orang menatap Sasuke takut dan tak ada yang mau menolongnya.
Bahkan mereka terkesan menghindari Sasuke dan memilih untuk menjauhi dan tak meme perdulikan nya.

   Seorang wanita berambut merah menyala dan berkacamata berjalan dengan membawa sayuran ditangannya dan sesekali ia menyapa para warga desa.
Namun saat ia mau pulang ia melihat ada pria terluka parah dan tak ada yang mau membantunya.
Perempuan itu menghampiri Sasuke yang terluka.

   "Tn kau baik baik saja? " Kata perempuan itu khawatir.
"Kau tidak lihat aku terluka huh dan masih menanyakan aku baik baik saja" Kesal Sasuke.
"Maaf. Ikutlah kerumahku aku akan mengobati luka mu" Katanya dengan membopong Sasuke.

******

    Sakura duduk ditaman belakang bersama Hinata dan Ino.
Mereka cuma diam menatap pemandangan ah tidak lebih tepatnya mereka sedang melihat pemandangan para laki-laki yang sedang berlatih pedang .
"Astaga sai keren sekali" Teriak Ino histeris.
Sakura melirik Ino malas, bisa bisanya ia berteriak ditempat latihan.
"Sakura-san apa boleh aku memanggilmu begitu" Kata Hinata.
"Tidak" Balas sakura cuek.
"Apa kau nyaman berada disini? " Tanya Hinata ramah.
"Tidak" Kata sakura lagi.
"Ah a-apa sakura-san mau jalan jalan keliling taman? " Tawar Hinata.
Dan lagi lagi jawaban sakura adalah
'Tidak'
"Tak bisakah kau mengucapkan kata selain tidak hmm" Kata ino sebal
"Tidak" Kata sakura.
Perempatan siku muncul di dahi Ino ia mulai kesal pada sikap sakura.
"Haihhh sabar Ino sabar. Kakashi-sama menyuruh mu untuk menjadi temannya kan. Ck jika bukan perintah dari kakashi-sama pasti sudah ku lempar dia dari sini" Batin Ino kesal.
"Sudah sore nih. Ayo kita masuk sebelum di marahin kakashi-sama" Kata Ino.
"I-iya ayo sakura-san" Ajak Hinata.
"Aku tidak mau" Kata sakura.
"Eh? " Bingung Ino dan Hinata.
Sakura menunduk dan meremas kimono nya.
"Aku ingin pulang. Aku tak mau ada disini dengan pria jahat itu" Kata sakura pelan.
"Sakura kakashi-sama tidak jahat kok. Dia sangat baik malah hanya saja kau masih belum mengenalnya. Aku yakin kau akan berpendapat sama sepertiku jika sudah tau sifat aslinya" Kata Ino dan disahuti anggukan oleh Hinata.
"Aku tidak percaya. Bilang saja kalian berbicara seperti itu agar aku tidak pergi dari sini kan" Kata sakura.
"Ti-tidak kok a-apa yang Ino katakan I-itu benar" Kata Hinata.

    Sasuke mengerang kesakitan saat perempuan itu menjahit lukanya dan memberinya salep.
Perempuan itu begitu telaten mengobati luka Sasuke.
Sasuke menatap perempuan itu diam diam.
"Siapa kau? Kenapa kau mau membantu ku" Kata Sasuke.
"Aku karin dokter didesa ini"kata si wanita berambut merah itu.
" Kau bukan orang sini, dari mana asalmu? "Tanya karin.
" Bukan urusan mu"kata Sasuke.
"Baiklah tak apa. Nee kalau begitu cepat minum obatnya setelah itu kau bisa istirahat" Kata karin.
"Hn" Sahut Sasuke.

     Sasuke menatap bulan lewat jendela kamarnya yang dibiarkan terbuka.
Ia menikmati semilir angin malam yang menerpa tubuhnya.
Sekarang ia berada di tempat yang tidak ia ketahui jauh dari Kerajaan Uchiha dan juga jauh dari keluarganya.
Ia tak menyesal telah membantu sakura dan Kerajaan Haruno tapi yang ia sesali adalah ia tak bisa melindungi sakura dari clan Hatake.
Ini semua gara-gara dia yang terlalu lemah, dia dengan mudahnya dikalahkan oleh Kakashi.
Dulu dia selalu kalah dari kakaknya dan semua orang membandingkan dirinya saat kecil.
Dan sekarang bahkan saat ia sudah 23 tahun pun dia masih saja selalu kalah.
Ia tak bisa seperti ini lagi ia harus berubah dan harus menjadi kuat agar bisa melindungi sakura.
Dia harus berlatih dan yang paling penting ia harus punya antek-antek dan pendukung yang kuat di belakang nya barulah ia bisa melawan Kakashi.

    Sakura tertidur dengan lelap dikamar nya. Ia mengeratkan selimut nya saat angin malam berhembus menusuk kulit nya.
Sedangkan diujung kamar sana Kakashi nampak mengamati sakura yang kedinginan.
Kakashi melangkah mendekati sakura dan dia berhenti didepan nya.
Ia duduk dan mengelus kepala sakura
Lalu tangannya merambat turun ke pipi dan berhenti tepat di lehernya.
Kakashi melingkar kan tangan dan jemarinya dileher jenjang sakura dia mau mencekik lehernya tapi terhenti saat tangannya tiba-tiba kaku dan mati rasa.
Bayangan akan perempuan itu datang lagi menghantui pikiran Kakashi.
Ia melepas tangannya dari leher sakura dan pergi meninggalkan sakura dengan perasaan kacau.

  Kakashi pergi ke ruang kerjanya dan melampiaskan kekesalannya dengan mengerjakan dokumen yang menumpuk di mejanya.
"Kakashi-sama disini kau rupanya" Kata Shikamaru.
"Ada apa kau kemari" Kata Kakashi
"Aku hanya mau melaporkan pergerakan rakyat perbatasan yang memberontak. Tapi kurasa sekarang suasana hatimu sedang buruk ya" Kata Shikamaru.
"Tidak juga" Kata Kakashi dengan membaca fokus dokumen ditangannya.
"Kenapa? Apa gara-gara gadis Haruno itu" Kata Shikamaru.
Kakashi tidak menyahut perkataan Shikamaru.
"Aku anggap jawaban mu adalah iya" Kata Shikamaru.
"Ck kau berisik sekali, pergilah aku mau mengerjakan dokumen ini kau mengganggu saja" Kata Kakashi kesal.
"Astaga aku kan cuma mau membantu mu, dasar merepotkan" Dengus Shikamaru sebal.
"Aku tidak meminta mu untuk membantu ku" Kata Kakashi.
"Ck sudahlah aku pergi saja" Kata Shikamaru.

    Pagi harinya.
Kakashi masih saja sibuk dengan dokumen nya yang tinggal sedikit.
Ia merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku.
Ia meninggalkan tugasnya untuk menjenguk Obito sebentar.
Ia melangkah melewati koridor ruangan dengan langkah lesu.
Ia membuka pintu kamar Obito.
"Obito ini sudah pagi ayo bangun" Kata Kakashi.
Kosong.....
''Obito"panik Kakashi dengan mencari Obito diseluruh kamarnya.
"Kemana Obito itu" Kata Kakashi dengan mengacak-acak rambutnya.
Kakashi bergegas mencari Obito disetiap ruangan sampai ia mendengar teriakan sakura yang kelewatan nyaring.
"KYAAAA...... " Teriak sakura.
Kakashi langsung menuju kamar sakura setelah mendengar teriakannya.
"Kenapa kau berteriak" Kata Kakashi.

  SAKURA POV*
Aku terbangun dari tidurku saat ada suara aneh disamping ku.
Dan saat aku membuka mataku aku terkejut setengah mati saat ada bocah yang kuketahui bernama Obito itu ada di depanku dan tersenyum padaku.
"KYAAAA....... " teriakku kaget.
"Kenapa kau berteriak" Kata Kakashi.
"Kenapa kau ada dikamar ku huh!! " Kata sakura dengan menunjuk Obito.
"Membangun kan hahaue" Kata Obito dengan tersenyum.
"Ciciue datang juga ya" Kata Obito.
Sakura menatap garang Kakashi yang baru datang.
"Cih" Dengus sakura dan pergi meninggalkan mereka menuju kamar mandi.
"Ciciue apa hahaue tak suka jika Obito membangun kan nya" Kata Obito.
"Sudahlah Obito. Cepat kembali kekamar mu" Kata Kakashi
Obito menunduk dan pergi kekamar nya dengan berjalan lesu.

  "Ohayou. Kau sudah bangun " Kata karin dengan membawa sarapan untuk Sasuke.
"Hn" Sahut Sasuke.
"Aku membawakan sarapan untuk mu. Makanlah setelah itu aku akan membuat kan mu obat" Kata Karin.
Karin meletakkan sarapan yang ia bawa di meja kecil samping tempat tidur.
"Bagaimana luka mu? Apa masih sakit" Tanya karin.
"Tidak" Kata Sasuke.
"Syukurlah, kenapa kau bisa terluka separah ini" Kata karin.
"Aku pergi perangkat dan kalah karna mencoba melindungi seseorang" Kata  Sasuke.
"Perang? " Heran karin.
"Oiya kau nampak seperti bukan orang sembarangan. Apa kau seorang bangsawan atau semacamnya? " Kata karin.
"Aku Uchiha Sasuke. Putra kedua dari Kerajaan Uchiha" Kata Sasuke.
Karin terkejut dan langsung menunduk sopan.
"Tidak perlu formal padaku. Terimakasih sudah menolong ku" Kata Sasuke.
"Tidak apa itu adalah kewajiban ku sebagai seorang dokter" Kata karin.



Tbc

TAKDIR BENANG MERAH.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang