chapter 8.

1K 92 5
                                    

 

  "Hoy bocah kau sudah sadar? " Tanya seorang pria berambut putih panjang yang diikat asal dan memiliki garis warna merah dikedua sisi wajahnya.
"Siapa kau? Dan dimana aku sekarang? " Tanya Kakashi dengan memegang kepala nya yang berdenyut sakit.
Baru saja dia mendudukkan tubuhnya ia kembali merasa nyeri di seluruh badannya dan di ulu hatinya.
Ah ia ingat sekarang tadi ia pingsan saat orang-orang itu membawa ayahnya pergi dan meninggalkan Kakashi yang pingsan.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau sampai bisa pingsan? " Tanya Jiraiya dengan memberikan segelas obat herbal pada Kakashi.
Kakashi cuma terdiam sambil menatap pantulan dirinya dari air obat yang berwarna keruh itu.

''Ceritalah padaku anak muda. Aku akan membantu mu sebisa ku"kata Jiraiya dengan mengusap rambut perak Kakashi yang melawan grafitasi

"Ayahku dipenjara karena dituduh telah berkhianat pada Kerajaan" Kata Kakashi lirih dengan menunduk tak berani menatap mata Jiraiya.

"Ceritakan lebih detail padaku. Aku masih belum mengerti" Kata Jiraiya.
Kakashi menghela nafas panjang dan menatap Jiraiya lama.
"Kurasa tak apa jika berbagi cerita dengan mu" Kata Kakashi.
Setelah cerita panjang yang Jiraiya dengar dari Kakashi sekarang dia sudah tau permasalahan nya.
Jadi Sakumo dijebak oleh seseorang dan membuatnya dituduh sebagai seorang penghianat Kerajaan.
Cih, jaman sekarang memang orang-orang terlalu kejam pada sesama manusia.

"Sepertinya aku bisa membantu mu untuk bertemu ayahmu sebentar. Tapi aku tidak menjamin akan bisa melepaskan ayahmu. Kau tau sendiri kan betapa ketat nya penjagaan penjara kerajaan Konoha" Kata Jiraiya

Kakashi mengangguk mengerti dan bangkit dari duduknya untuk menyusul Jiraiya yang sudah pergi terlebih dahulu.
°°°°°°°°°°

  "Saat di dalam nanti kau jaga sikap mu. Jangan membuat kekacauan disana. Jika kita gagal sekarang gara-gara kau aku tidak akan membantu mu lagi" Kata Jiraiya masih tetap dengan posisi waspada .
"Baik" Kata Kakashi.
"Ayo masuk. Aku punya seseorang yang bisa membantu di dalam" Kata Jiraiya dengan berjalan mengendap-endap sambil melihat situasi disekitarnya.

   Setelah mereka memasuki jalan rahasia menuju penjara bawah tanah tempat ayah Kakashi ditahan seoarang perempuan berambut pirang menghampiri mereka.
Dia adalah Tsunade senju yang merupakan teman Jiraiya dan juga sekaligus mata-mata yang menyamar sebagai kepala dayang di istana.

    Jiraiya dan Tsunade adalah orang yang sama-sama berasa dari negeri sebelah yang sudah dihancurkan oleh pemimpin Konoha terdahulu.
Dan sekarang mereka berdua datang kemari untuk balas dendam dan merebut kerajaan Konoha.
Dan ditengah rencana mereka entah karena kebetulan atau takdir mereka bertemu dengan Hatake Kakashi yang nantinya akan membantu mereka dalam merebut kerajaan Konoha dari para pejabat dan raja kotor seperti mereka.
0o0o0o0

  "Aku sudah memastikan semuanya aman" Kata Tsunade dengan menatap Jiraiya lalu pandangannya mengarah pada Kakashi kecil yang ada dibelakang Jiraiya.
"Kau punya waktu dua menit untuk bertemu dengan ayahmu sebelum para pasukan kerajaan datang kemari" Kata Tsunade.
"Baik" Kata Kakashi.

  "Ayah.... " Panggil Kakashi pelan.
Sakumo menoleh Kearah Kakashi dan duduk dihadapan jeruji besi yang menghalangi jarak nya dengan sang putra tersayang nya.
"Maafkan ayah. " Kata Sakumo dengan mengelus pucuk kepala Kakashi dan tersenyum lemah.
"Katakan padaku. Ayah tidak mungkin melakukan semua ini kan" Kata Kakashi.
"Pergilah dari sini Kakashi. Ayah tidak mau kau terlibat dengan dunia gelap orang dewasa" Kata Sakumo.
"Tapi ayah.... -/ tn. Tolong bawa putra ku pergi dari sini" Kata Sakumo dengan menatap Jiraiya.
"Ayah jangan lakukan ini padaku hiks.. " Kata Kakashi kecil dengan menagis.
"Pergilah Kakashi. Kau masih terlalu kecil untuk melihat kejamnya dunia ini. Setelah usiamu dewasa nanti kau akan tau alasan ku melakukan semua ini" Kata Sakumo dengan senyuman yang terlihat sangat menyakitkan.
"Tidak ayah.... Kumohon jangan tinggalkan aku" Kata Kakashi saat tubuhnya diangkat oleh Jiraiya dan dipaksa pergi dari tempat itu.
"Terimakasih. Aku percayakan putra ku padamu" Kata Sakumo pada Tsunade yang sejak tadi berada diantara mereka.
"Tolong didik dia dengan benar. Juga..... Balaskan dendam ku pada Danzo" Kata Sakumo dengan menatap Tsunade.
"Dasar. Kau kan kuat kenapa kau tidak melakukannya sendiri" Kata Tsunade kesal.
"Aku tidak bisa karena sebentar lagi aku akan mati" Kata Sakumo dengan senyum pasrah.
"Apa maksud mu sakumo-san" Kata Tsunade heran.
"Sebelum kau datang kemari untuk melihatku Danzo sudah memberikan ku minuman berisi racun dan racun itu sudah bekerja pada tubuhku. Hanya menunggu waktu untuk kematian ku" Kata Sakumo dengan menatap tangannya yang memucat.
"Kenapa kau tak bilang dari awal. Aku bisa membawakan dokter untuk mu" Kata Tsunade kesal.
"Itu sia-sia saja. Daripada mengurus ku lebih baik kau jaga saja putra ku dan jadikan dia sebagai senjata andalan kalian" Kata Sakumo.
"Kau..... -/siapa disana! "

TAKDIR BENANG MERAH.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang