15

580 76 17
                                    

Hari sudah menunjukkan jam 2 malam dan Mitsuki belum juga tidur. Tangannya masih asyik ngescroll cerita di wattpad disaat semuanya sudah ngorok. Dan kasurnya juga pindah posisi ke tengah-tengah Boruto dan Inojin.

Yap, Inojin minta pindah ke kasurnya Mitsuki, jadilah Mitsuki tergusur ke tengah, Boruto tergusur ke tempat Shikadai, dan Shikadai karena nggak mau tidur di kasur lama Inojin dengan alasan takut, nyuruh Ken buat pindah posisi. Ken mau-mau aja. Toh dia yang lebih alim dari mereka semua.

Kebiasaan mata Mitsuki kalau sudah malam susah banget diajak kompromi. Dibilang insomnia, nggak juga sih, karena bentar lagi pasti dia ngantuk. Tapi pas sahur, matanya kinclong lagi, dan nggak ngerasa ngantuk sampai malam besok. Rata-ratanya dia cuma tidur 2-3 jam doang.

Tok tok tok.

Tangan cowok itu berhenti mengusap layar. Ia mendengar ada seseorang mengetuk pintu kamar.

Tok tok tok.

Inojin yang tidur menghadap Mitsuki, terbangun karena ketukan itu.

"Mitsuki...." Inojin langsung menarik selimutnya hingga hidung. Sumpah, dia trauma banget dikunjungi hantu.

Ketukan itu hilang selang lima menit.

"Orang iseng mungkin, tidurlah", kata Mitsuki menenangkan Inojin. Cowok itu menarik napas kasar. Dia nyoba buat nutup mata.

Mitsuki melanjutkan bacaan wattpadnya. Hingga ia menamatkan bab yang dibacanya itu, ketukan tadi muncul kembali.

Tok tok tok.

Inojin menurunkan selimutnya.

"Tuh kan ada lagi", lirihnya. Mitsuki pun duduk dan berdiri. Niat mau ngecek, tapi tangannya ditarik Inojin.

"Lo mau ngecek kayak gimana?" bisik Inojin cemas, "jangan buka pintunya".

Mitsuki menggeleng, "nggak, aku nggak akan buka pintu", ia tetap berjalan kearah pintu, matanya mencari-cari apakah ada lubang atau celah yang bisa diintip sehingga dia bisa melihat keluar tanpa perlu membuka.

Ah itu dia. Ventilasi atas.

Cowok itu memanjangkan tangannya dan segera naik ke plafon atap. Tidak tinggi, tidak rendah juga. Dari sini dia bisa melihat siapa yang berani datang ke kamarnya pagi-pagi buta.

Disaat ia mulai mengintip, napasnya tercekat.

"Kenapa nggak ada orangnya?" batinnya bingung. Ia masih mengamati hingga ketukan keempat kembali bergema. Tapi untung aja yang lain tidak ada yang bangun, cuma dia dan Inojin.

Mitsuki memilih untuk duduk di plafon dulu aja, memastikan tidak ada lagi yang menganggu walau kasat mata.

Dan ketika matanya masih menelaah keluar, tiba-tiba muncul bayang putih yang berjalan pelan di luar kamarnya. Terbesit perasaan was-was dan sedikit takut, namun ia ingat perkataan ayahnya,

Kalau kamu takut sama hantu, kamu nggak usah jadi anak ayah.

Yang jadi pertanyaan, kenapa dia juga bisa melihat hantu itu?!

"Mitsuki! Siapa?" Inojin berbisik keras dari bawah. Cowok itu pun turun.

"Hantu bayang putih", lapor Mitsuki. Mendengar nama yang disebut Mitsuki tadi, Inojin langsung ngacir ke bawah selimut. Nggak lupa kasurnya dia dekatin ke kasur Mitsuki.

"Ya Allah jauhkan hamba dari gangguan setan itu ya Allah, hamba mohon", doanya dari balik selimut. Mitsuki juga mengambil selimutnya. Sebelum dia mencoba tidur, cowok itu menyempatkan untuk mengechat sang ayah.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang