11

596 77 1
                                    

Besoknya sehabis pelajaran fikih dan lagi jam istirahat, Mitsuki yang sedang duduk-duduk sama Inojin di bangku panjang depan kelas ngeliatin anak-anak cowok lain main bola yang lupa kalau lagi puasa, ngerasa iphonenya bergetar sebanyak 3 kali. Buru-buru dia ngecek, kali aja ada yang penting.

Sarada
Mitsukiiiii
Jadi lo tnya kan?
09.31

Mitsuki
Belum. Tadi buru2 ke kelas
pelajaran biologi jam 7.30
aku sama ken beda kelas
ntar aku tanyain ya
09.32

Sarada
Sebelum lo tny, gw udh bikin surat buat ken
jmput dong ke celah jendela di gudang
di sayap kiri gedung kelas lo y! gw tunggu
09.33

Mitsuki langsung noleh ke kanan ke kiri. Sayap kiri itu dimana sih?

"Napa lo?" tanya Inojin heran ngeliat Mitsuki dari tadi celingukan.

"Gudang sayap kiri itu dimana?" tanyanya. Inojin langsung nunjuk kearah kanan. Oh jadi bukan kearah kiri?

"Lurus aja, ntar langsung keliatan. Tapi gelap sih disana. Mau ngapain lo? Jangan bilang mau batalin puasa", tuduh cowok pirang itu. Mitsuki menggeleng.

"Aku ada perlu. Sebentar ya", Mitsuki berdiri dan jalan kearah yang ditunjuk Inojin. Ngeliat Mitsuki pergi, Boruto yang sedang main bola langsung berhenti dan ngejar sahabatnya itu.

"Mau kemana?!" tanyanya tersengal-sengal. Mitsuki noleh dan kaget waktu nemuin Boruto udah ada disampingnya.

"Mau ke gudang", jawabnya kalem. Boruto langsung megangin lengan Mitsuki dan duduk berlutut di depannya dengan muka memelas.

"Plissss jangan bunuh diri di gudang ya Allah gue bakal tebus semua kesalahan yang pernah gue lakuin ke lo pliiis jangan tinggalin gue!!!" isaknya. Mitsuki cengo. Bunuh diri?

"Siapa yang mau bunuh diri?" tanyanya lagi.

Boruto membuka mata dan menatap Mitsuki, "jadi lo bukan mau bunuh diri?"

Cowok itu menggeleng, "nggak. Aku mau jemput surat dari Sarada".

Boruto refleks berdiri, wajahnya berubah jadi antusias banget, "seriusan?! surat cinta?! buat lo? YA ALLAAAAH KAPALKU AKHIRNYA BERLAYAAAAR".

Mitsuki buru-buru menyela, "bukan, buat Ken".

Wajah Boruto langsung berubah suram kayak hidupnya.

"Yaudah gue ikut!"

Jadilah mereka berdua pergi ke gudang sayap kiri buat jemput surat itu. Bener kata Inojin, jalan menuju ke gudang tuh gelap banget, nggak ada lampu. Di gudang pun lampunya juga nggak ada. Padahal saklarnya udah dicari-cari sama Boruto.

"Mitsuki! Mitsuki! Itu lo kan?" tiba-tiba ada suara bisikan yang berasal dari arah jendela. Mereka berdua otomatis melangkah kesana. Itu suara Sarada.

"Iya ini gue", malah Boruto yang jawab.

"Loh kok Boruto?!" suara Sarada berubah kesal mendengar Boruto yang menjawabnya. Padahal tadi dia manggil Mitsuki!

"Aku juga ada", Mitsuki buka suara, "maaf ya Sar, Boruto juga ikut. Suratnya mana?"

Di celah sempit yang ada di sudut kiri jendela, Sarada menyelipkan surat cintanya untuk Ken ke tangan Mitsuki.

"Udah kan?" tanyanya memastikan.

"Iye udah iye, sekarang baru lo cinta-cintaan, bilangin ke tante Sakura nih!"

"Apaan sih diem nggak lo Boruto!"

"Ntar kalo lo berhasil pacaran, jangan lupa traktiran makannya", Boruto ketawa.

"Siapa yang pacaran! Dah ah, gue pergi!" suara Sarada pun menghilang, tandanya dia benar-benar sudah pergi. Mereka pun keluar dari gudang dengan tak lupa menutup pintu rapat-rapat.

Boruto narik surat itu dari tangan Mitsuki dan membukanya.

"Eh jangan", Mitsuki mencegah, "nanti Sarada marah".

"Nggak bakal", cowok itu pun membaca suratnya dalam hati. Kalau dengan lantang napasnya udah tinggal satu-satu.

Assalamualaikum Ken Ichijouji.
Perkenalkan, namaku Sarada Uchiha. Waktu itu aku nggak sengaja lihat kamu di kelompok tahfidz sedang ngobrol sama Mitsuki. Kebetulan Mitsuki temanku. Kamu mau jadi temanku juga nggak? ^^
Wassalam.

Satu alis Boruto terangkat, "surat apaan nih? Gaje banget, sama kayak orangnya".

"Memang isinya apa?"

Cowok pirang itu mengembalikan surat tersebut ke tangan Mitsuki. Seketika dia membacanya.

"Jadi ini ya surat cinta?" tanyanya polos.

"Ini namanya surat pdkt! Dah ah, kita sambangin Ken kuy! Gue mau liat reaksinya!"

Mereka berdua pun berjalan kearah kelas 10 E buat bertemu Ken. Sesampainya disana, nggak butuh waktu lama buat nyari, si Ken udah nyamperin mereka duluan.

"Ngapain?"

Mitsuki memberikan surat itu pada Ken yang sekarang bingung.

"Udahlah terima aja, ada surat dari cewek, tadi dia nitip. Kalo lo mau lo boleh buka sekarang, biar kita-kita denger, hehe", Boruto terkekeh.

Dengan ragu Ken membukanya. Seumur-umur dia belum pernah dapat surat dari cewek. Sewaktu membacanya, dia langsung bergidik.

"Astagfirullah, ntar deh gue pikirin lagi di kamar".

Bersamaan dengan itu bel masuk berbunyi.

"Kita cabut ya! Bye!" Boruto dan Mitsuki berjalan kembali ke kelasnya. Kayaknya nggak mungkin Ken pengen tahu siapa itu Sarada Uchiha. Secara kayaknya Ken itu sholeh banget, bau-bau taarufan gitu.

Pelajaran selanjutnya adalah bahasa inggris. Semua sudah masuk kelas kecuali Inojin. Sampai-sampai Shikadai capek nanyain ke anak-anak dimana keberadaannya. Kalau telat ntar ustadz Haykal, guru bahasa inggris mereka, ngamuk, gitu sih kata anak-anak kelas.

"Selamat siang, anak-anak!"

Boruto curi pandang kearah Shikadai, "Inojin mana woi?"

Yang ditanya mengangkat bahu dengan muka resah. Padahal tadi dia lihat Inojin masih duduk di bangku depan kelas, eh pas bel masuk bunyi, malah ngilang tuh anak.

"Absen dulu ya. Abdul Dilan?"

"Ada ustadz", jawab Abdul dari belakang.

"Amir Harun?"

"Hadir, tadz".

"Adipati Dolken?"

"Hadiiir".

"Boruto Uzumaki".

Boruto mengangkat tangan, "hadir dong, ustadz!"

"Cameron Dallas".

"Hadir ustadz", jawab salah satu anak.

"David Beckham".

"Hadiiir".

"Finneas O'Connell".

"Ada ustadz!"

"Harry Styles".

"Present!"

"Inojin Yamanaka".

Kelas tiba-tiba hening. Shikadai menutup wajahnya. Duh.

"Inojin? Inojin tidak datang?"

Tidak ada yang menjawab. Boruto dan Mitsuki saling pandang, tidak tahu ingin menjawab apa.

"Siapa yang paling dekat dengan Inojin?"

Shikadai pun akhirnya berdiri, "saya ustadz".

"Kamu tahu kemana dia?"

Cowok itu menggeleng.

"Sekarang kamu keluar, cari dia di asrama. Kalau sudah ketemu, bawa dia kesini. Saya goreng dia".

Shikadai pun mengangguk gemetar, "baik ustadz", katanya, lalu berlari pergi. Boruto menghela napas.

"Kenapa bukan gue sih yang nunjuk! Kan gue jadi bisa keluar! Ah sial", rutuknya pelan.

Ini si Inojin kemana lagi pake ngilang.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang