81

335 61 5
                                    

Pada akhirnya makanan yang dipesan oleh Boruto dan Shikadai disuruh bungkus sama ustadz Abu buat makan di bus aja. Lagian mereka berdua di kamar mandi lama banget, hampir sejaman. Nggak mungkin juga yang lain nungguin, mereka kan dikejar waktu.

Nggak lupa duo maut itu nukerin tiket poin dan voucher makan gratis 2 orang, jadilah makanan mereka berdua dicoret dari tagihan alias emang beneran gratis. Mereka berdua juga dapet 1 kotak fettucini carbonara, 1 cup gede apple mojito, 2 buah merchandise kaos dan 2 kotak banana split. Tapi yang nggak enaknya, muka Boruto masih keliatan suram walaupun udah dapet hadiah bejibun.

"Buat lu", Boruto meletakkan kotak makanannya yang berisi chicken steak with potatoes, kotak fettucini, kaos dan kotak banana split di pangkuan Mitsuki. Dia lagi nggak mood menyentuh itu semua. Laper aja nggak.

Mitsuki natapin Boruto heran. Dia belum berani ngeluarin sepatah kata mengingat ekspresi muka cowok berambut kuning itu lagi nggak biasa diajak negosiasi.

Anak uler itu meletakkan kotak fettucini, kotak chicken steak dan kaos di sebelah kanannya deket dinding bus, lalu membuka kotak banana split. Daripada entar es krimnya cair, mending dia makan.

Boruto masih asik berpikir keras, nggak peduli Mitsuki mau makan atau ngapain. Mukanya ditekuk, kedua tangannya terkepal. Apa apaan dia dipermainkan di kamar mandi tadi? Kenapa dia juga nggak bisa ngeluarin jutsu? Apa yang sebenernya sedang terjadi?!

Detik kemudian dia menoleh ke belakang.

"Inojin", panggilnya, "shintenshin gue".

Inojin yang sedang nyobain apple mojito nya Shikadai, mendongak, "tumben manggil gue pake nama".

"Cepetan shintenshin gue", buru Boruto nggak sabar. Shikadai dan Mitsuki cuma natapin Boruto bingung.

"Lo kenapa?" tanya Inojin nggak paham.

"Buruan. Ntar gue jelasin", ujar Boruto lagi. Inojin menghela napas. Dia membalikkan apple mojito yang ada dalam genggamannya ke Shikadai, lalu membentuk jari jari tangannya melingkar dan dihadapkan ke Boruto.

"Shintenshin no jutsu", gumam cowok pirang itu pelan. Mata Mitsuki bolak balik mengarah ke Inojin dan Boruto. Dia kira Inojin bakal pingsan kayak biasa kalau dia ngelakuin shintenshin, tapi kenapa sekarang matanya masih kebuka?

"Hah?" dahi Inojin berkerut, "bentar, bentar, sekali lagi. Shintenshin no jutsu!"

Boruto menggigit bibir. Hm, ternyata yang nggak bisa ngelakuin jutsu bukan cuma dia seorang.

"Kok ndak bisa sih?" refleks cowok itu ngeliatin kedua telapak tangannya. Shikadai menatap Boruto.

"Lu tau sesuatu?" tanyanya.

Boruto menarik napas, "di kamar mandi tadi, gue kayak kena genjutsu", ucapnya pelan. Mitsuki mendekat. Shikadai dan Inojin memajukan duduknya.

"Shikadai, gue udah manggil lu berkali kali, tapi lu ngerasa nggak dipanggil. Gue udah gedor gedor pintu, udah teriak teriak. Gue ngintipin lu dari celah pintu, lu nya ngilang. Gue udah nyoba juga bukain pintu pake futon, tapi pas abis gue make segel tangan, nggak ada yang terjadi, sama kayak Inojin tadi! Zonk men! Zonk! Untung aja pas gue dobrak lu dateng bukain".

Shikadai nyoba buat tetap tenang, "woi curut, gue itu nggak kemana mana, gue stuck di kamar mandi nungguin lu keluar. Sumpah gue nggak denger teriakan lu atau lu yang gedor gedor pintu. Lu nya aja diem di kamar mandi malah gue kira lu udah mati. Makanya gue ngerasa aneh kok lu nggak keluar keluar mana hampir sejaman pula. Paniklah gue. Pas itu baru gue lari keluar nyari karyawan buat minta kunci toilet. Tapi yang gue makin heran, nape kalian nggak bisa ngeluarin jutsu?" tanyanya ke Boruto dan Inojin.

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang