40

500 70 17
                                    

WOILAA UDAH CHAP 40 AJeeEE




Setelah sholat zuhur, semua warga pesantren kembali berkumpul karena bakalan ada satu lomba lagi yang akan diselenggarakan, yaitu lomba nasyid.

Btw Ken udah balik dari lomba bacaan sholat. Dia cerita kalo Sarada juga ikutan lomba itu dan tuh cewek dapet nomor lot 1 lagi. Emang langganan tuh anak nomor 1. Dan dia juga cerita kalo hari ini Sarada cantik banget. Boruto auto muntah dengernya.

"Mata lu peyang", komentar Boruto nggak terima Sarada dipuja puji.

"Kan Sarada memang cantik", tambah Mitsuki. Boruto langsung mendelik.

"Apa lu bilang? Apa? APAAAA? GUA MAU DENGER SEKALI LAGIIII".

Mitsuki auto nutup mulut dengan telapak tangannya. Aduh, salah ngomong adik bang.

"Iya kan. Tapi gue ngerasa hari ini dia cantik banget gitu, nggak tau apa bedanya, ntah lah, pokok e cantik", kata Ken lagi. Boruto menghela napas.

"Fix kalian korban susuk Sarada".

Obrolan mereka terhenti ketika ustadz Abu sudah mulai berdiri di depan mimbar sambil ngetuk ngetuk mic.

"Tes tes", beliau mulai membuka acara, "assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Kembali lagi kita berkumpul di rumah Allah yang suci setelah menunaikan sholat zuhur. Sudah siap dengan lomba keduaaaaa?!"

"Berasa anak TK gue", gumam Boruto sambil senderan di punggung Mitsuki.

"Baiklaaaah, sekarang langsung saja kita buka... Lomba nasyid! Dipersilahkan perwakilan kelompok untuk maju ke depan mengambil nomor lot", kata ustadz Abu, kemudian balik duduk di mimbar menunggu anak anak mencabut nomor lot.

"Ken lu ambil dah", suruh Boruto, "mager nih".

"Kok gue sih", balas Ken merengut, "kan lu yang lomba".

"Yaela ambilin plis. Mitsuki lagi jadi tempat senderan gue", sambung cowok itu. Ken pun akhirnya berdiri dan berjalan kearah ustadz Abu untuk mengambil nomor lot kelompok yang berada di dalam akuarium bulat.

Setelah beberapa saat dia memutar mutar tangannya di dalam akuarium, barulah dia mengambil satu gulungan kertas dan membukanya. Alhamdulillah bukan nomor 1 lagi, tapi nomor 3. Cowok berambut biru itu pun balik duduk ke sebelah Boruto setelah ngasihin gulungan kertas tersebut kepada ustadz Abu.

"Nomor berapa?" tanya Boruto.

"Tiga", jawab Ken. Muka Boruto auto berseri seri. Dia langsung meluk Ken.

"MAKASIH BROTHEEEER", katanya keras. Yang lain cuma liatin cengo.

"Woi! Woi! Psssst!" Shikadai berusaha manggil manggil Boruto sambil mencoba menggapai gapai anak itu. Boruto menoleh ke kelompok sebelah, dimana ada Shikadai disitu.

"Gue punya nama sat, nama gue bukan woi", katanya sinis.

"Iye iye sayang. Nomor berape lu?" Shikadai ngesot hingga dia sampai ke dekat Boruto.

"Tiga, lu?"

"Dua. Tapi bukan gue yang lomba. Gue rencana mau ngetawain lu. Kirain lu nomor satu hehe".

Saking kesalnya tuh cowok langsung ngejitak Shikadai.

"Heh yang ganggu itu dimana mana namanya setan!" ujar Boruto sambil memberikan sentilan terakhirnya di dahi kawannya itu, "punya kawan kok kek bangsat".

Shikadai mencibir lalu balik ke kelompoknya dengan ngesot lagi. Boruto juga balik senderan ke Mitsuki sambil liatin tuh anak baca bacain replyan akun twitter Area Julid. Dan sekarang dia lagi buka bukain replyan yang ada meme nya. Salah satunya ada yang ngereply dengan ini,

[1] Lost in Pesantren ㅡ BORUTO: NARUTO NEXT GENERATIONS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang