BAB 6 - Ran: Double Shock

352 58 11
                                    

"Gimana? Finishing-nya udah kelar?"

Ardi mengangguk lalu mengangsurkan laptopnya ke gue. "Lo cek, deh. Udah pas atau masih ada yang mau diedit ulang."

Gue mengambil alih laptop, sementara Ardi pergi ke arah dapur. Entah beneran ke dapur atau toilet belakang.

Gue memutar video yang udah diedit oleh Ardi, memperhatikannya secara detail kalau-kalau ada hole part yang bikin video gue jadi rada aneh pas ditonton. Tapi sampe detik terakhir, gue rasa semuanya udah oke. Nggak berlebihan tapi nggak biasa-biasa banget. Pokoknya pas sama standar gue dan udah layak upload.

Tapi seperti yang udah gue bilang sebelumnya, gue butuh agreement dulu dari Kim, partner di video gue kali ini. Gue nggak mau ambil resiko seandainya dia nggak suka editing video-nya atau ada yang bikin dia tersinggung, terus dia nuntut gue. No, thanks. Reputasi gue bakal terancam kalo sampe kejadian.

Ya, walaupun Kim kayaknya bukan tipe-tipe orang yang kalo nggak suka langsung main polisi, tapi kan siapa yang tahu? Gue ambil aman aja, bro.

"Udah oke?"

Ardi balik dari dapur sambil membawa dua kaleng cola. Dia duduk di sebelah gue lalu menyodorkan satu kaleng cola ke gue. "Great job, Di. Gue copy dulu ke google drive gue."

By the way, Ardi ini personal assistant yang merangkap sebagai camera man, drone pilot, video editor sekaligus trip-mate gue yang udah kerja bareng gue selama tiga tahun terakhir. Tadinya, gue ngerjain segalanya sendirian, tapi sejak jumlah followers dan subscribers gue melonjak tajam, gue pun dituntut lebih kreatif dan kerja cepet, which is sulit gue lakuin kalo gue tetep maksa untuk kerja sendirian. Makanya gue hire orang, dan ketemu Ardi melalui temen kuliah gue dulu.

"Ran, lo fine-fine aja, kan?"

Denger pertanyaan Ardi barusan, gue langsung noleh dan mengernyit heran, "Maksud lo?"

"Gue denger cerita dari Rei, katanya lo ketemu Leia lagi?" Ardi meneguk cola-nya santai. 

Gue otomatis berdecak. "Bocor banget, sih. Untung adek."

Ardi terkekeh, "Kalo bukan adek pasti udah lo musnahkan, ya?"

"Nggak perlu lo tanya lagi, dah."

Lagi, Ardi terkekeh. "Tapi lo serius fine, kan?"

Kenapa, sih, tiap orang yang tahu masalah gue yang satu ini selalu nanya apa gue baik-baik aja? Gue ini cowok, dan cowok sejati nggak boleh galau-galau amat hanya karena putus, apalagi putus gara-gara diselingkuhi.

"Stop it, Di. Gue bukan cowok berjiwa imut-imut kayak Cherrybelle, dikit-dikit dilema."

Ardi seketika ketawa. "Cherrybelle banget, nih?"

Gue mendengus, yang semakin membuat Ardi tertawa kencang. "Harusnya gue rekam muka kacau lo pas baru-baru kejadian kemarin itu, biar lo nggak lupa kalo lo juga pernah dilema kayak Cheryybelle atau segalau Yovie & Nuno."

"Bangke!"

"Makanya jadi cowok jangan bucin. Ketiban sial, kan, lo?"

Gue menatap Ardi dengan sengit, "Lama-lama lo mirip Rei, Di. Gue jadi pengin nendang lo sampe ke kutub sana."

Gue biarin Ardi ngelanjutin tawanya yang bikin gue pusing dan ngerasa terpojok banget. Ya, gue sadar, sih, gue emang sebucin itu sama Leia. Saking bucinnya gue nggak rela Leia ngikutin gue travelling ke mana-mana biar dia nggak susah. Gue juga nggak terlalu sering update kebersamaan kami karena gue nggak mau dia ribet ketemu orang-orang yang kenal dia sebagai pacarnya Ran. Gue cuma pengin dia hidup dengan normal, aman dan nyaman di deket gue.

Travelove StreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang