BAB 20 - Ran: No Kidding

260 41 4
                                    

Begitu kami tiba di Manhattan, Acha nggak butuh waktu lama buat menyeret kami bertiga keliling kota. Acha dengan keantusiasannya itu jelas nggak akan membuang waktu untuk memuaskan matanya.

Huh, untung gue sayang dia. Kalau nggak, mana mau gue diseret-seret cuma buat jadi pengawal kayak gini.

Iya pengawal. Dia enak-enakan gandeng tangan Ardi, gue sama Kim cuma bisa ngelihatin mereka dari belakang.

Gue jadi pengin gandeng Kim juga. Hehehe.

"Jadi ini yang namanya Times Square..." Acha berdecak kagum.

"Iya. Keren,ya. Kamu suka?" Sahut Ardi.

"Banget! Ini jauh lebih keren daripada yang di film-film."

Gue udah mau nyahutin omongan Acha barusan pas gue nggak sengaja nengok ke Kim yang kelihatan terperangah. Kim emang diem aja, tapi gue tahu kalo dia terpesona dengan pemandangan di hadapannya.

Jangan tanya gue tahu dari mana. Mata dan ekspresi Kim nggak bisa menutupi apa yang dia rasain sekarang.

"Takjub?" Tanya gue.

Kim terkesiap, lalu menoleh ke gue dengan sorot mata antusiasnya. Ah, dia sukses bikin gue nggak tahan buat nggak senyum ke dia. "Iya. Gue nggak percaya kalo gue ada di sini, tempat yang cuma bisa gue lihat lewat film atau berita-berita Amerika."

Gue mengangkat alis, "Kenapa nggak percaya? Lo kan selalu punya kesempatan."

Kim tersenyum lebar. "Lo bener. And thanks to you, yang udah kasih jalan ke gue buat ambil kesempatan ini."

Hati gue mendadak hangat. Entah gimana caranya, Kim selalu bisa bikin gue ngerasa seneng cuma karena ucapan-ucapan sederhana dan senyumnya.

Fix. Nggak salah lagi. Kim beneran udah jadi orang yang spesial di hati gue.

"Ran, misah ya? Gue mau jalan-jalan berdua sama Acha." Ardi tiba-tiba udah balik menghampiri gue, ninggalin Acha di depan yang masih sibuk mengagumi billboard-billboard super gede yang terpajang di seantero persimpangan jalan tersibuk di dunia ini.

"Mau ke mana?"

"Belanjain pacar gue di 5th Avenue, lah." Tukasnya.

Gue menyeringai, "Sok banyak duit lo."

Dia terkekeh pelan, "Kapan lagi gue bisa jajanin pacar Prada ori dari 5th Avenue."

"Sinting! Udah pergi sana. Inget balik jangan kemaleman, hape harus aktif."

"Iya, iya. Bye, Ran." Lalu dia noleh ke Kim, "Have fun with Ran, ya, Kim."

Ardi sempat mengerling ke gue sekali sebelum dia kembali nyamperin Acha dan menggandengnya ke arah 5th Avenue.

Oh, sekarang gue tahu maksud terselubung Ardi selain kencan berdua sama Acha. Jelas dia lagi berusaha ngasih gue waktu berdua untuk jalan-jalan sama Kim.

Well, untuk yang satu ini Ardi nggak sinting. Gue malah niat sungkem ke dia karena ngasih gue kesempatan buat ngabisin waktu sama cewek cantik di sebelah gue ini.

"Lo pengin belanja juga?"

Kim mengangguk, "Tapi nggak sekarang. Belanja ada di daftar hari terakhir gue di sini."

"Jadi sekarang lo pengin ke mana? Gue temenin."

"Patung Liberty?"

Gue menyeringai, "Selera lo boleh juga."

"Yah, Ran. Gini-gini gue masih tertarik lihat patung Liberty secara langsung, bukan di buku sejarah doang."

Spontan, gue terbahak. Kim dan selera anehnya itu emang sesuatu banget di mata gue.

Travelove StreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang