"Bang, dandanan aku nggak aneh, kan?"
"Nggak, Cha."
"Serius?"
"Iya, sayang. Kamu cantik kayak biasanya, kok."
Gue cuma memutar mata dengan males pas gue dengerin obrolan Ardi sama Acha. Gue berasa obat nyamuk, sumpah. Kalau aja ini bukan di Bandara, pasti udah gue ributin mereka.
"Ih,kamu bikin aku malu, tahu."
"Lha? Kan emang kenyataan. Aku nggak bisa bohong, lho."
Nggak bisa dibiarin, nih. Mereka mesti ditegur biar nggak bikin orang-orang yang alergi public romance kayak gue ini mendadak mual. Ya kali, dipikir dunia milik mereka berdua terus yang lain cuma ngontrak, gitu?
"Gaes, kalo kalian lupa, ini tempat umum. Kurangin dikit gombal-gombalnya."
Mendengar teguran gue, Acha seketika meringis malu, sementara Ardi cuma nyengir-nyengir tanpa dosa. Hah, nyengir kuda aja bangga!
"Sorry, bro. Gue lupa kalau adegan barusan bisa bikin para jomblo ngamuk."
Eh, si anjir! Mau nyari ribut sama gue?
Gue baru aja mau nyahut omongan Ardi barusan, tapi dia udah keburu nyela omongan gue. "Nah, itu Kim."
Kim? Mana, sih?
Gue langsung menoleh ke arah tatapan Ardi barusan, lalu menemukan Kim datang bersama Krisna dan seorang Ibu-ibu. Pasti Ibu mereka.
"Oh, itu yang namanya Kim? Dari jauh aja udah cantik, ya."
"Iya, saking cantiknya bisa bikin Abang kamu ini jadi mendadak diam. Kayak sekarang, nih."
Sial. Kenapa sih Ardi sama Acha selalu mengganggu pendengaran gue?
"Ran, kedip dong."
"Ih, lo norak banget, sih, Bang."
Cepat-cepat gue menoleh pada mereka berdua dengan tatapan nggak nyantai, "Berisik!"
Acha dan Ardi serentak tertawa, "Yee, nge-gas dia."
Detik berikutnya Kim udah muncul di hadapan kami. Ya ampun, kapan sih Kim kelihatan nggak cantik?
Maksud gue, hari ini style-nya beneran casual tapi tetep cantik. Dia cuma pakai skinny jeans, hoodie sama sneakers. Terus rambut sebahunya yang abu-abu kebiruan itu dibiarin messy gitu aja dengan poni yang menyamping. Muka? Walau nggak senatural pertama kali gue ketemu dia, tapi dia tetap kelihatan fresh dan sama sekali nggak berlebihan. Semuanya pas di mata gue.
"Hai." Dia menyapa kami dengan senyum simpul khas-nya.
"Hai, Kim." Jawab gue.
Gue lihat Bang Krisna udah menyapa Ardi dan adek gue duluan. Sementara Ibunya Kim cuma ngelihatin gue dalam diam.
Astaga, gue hampir lupa kalau ada Ibunya Kim di sini.
"Pagi, tante. Saya Ran." gue menyalimi tangannya.
"Pagi, juga, nak Ran. Krisna sama Kim udah cerita soal kamu, makasih ya kamu udah mau ngajakin Kimira jalan-jalan. Tante seneng banget."
Kayaknya to the point ala Krisna sama Kim ini turunan dari Ibunya, deh. Beneran gas nggak pake basa-basi banget, man!
"Iya, tante. Sama-sama."
"Oh iya, kata Kim kamu anaknya Bu Salma, kan? Salam, ya, buat Ibu kamu. Ibu kamu suka cerita soal anaknya yang suka jalan-jalan ke luar negeri pas lagi arisan, eh taunya Krisna sama Kim udah kenal sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Travelove Streaming
عاطفيةAku pernah sangat mencintai karirku. Pergi pagi pulang malam, lembur, sering membawa pekerjaan ke rumah hingga diopname selama seminggu pun nggak pernah membuatku jera. Kalau hal-hal menyangkut diriku saja nggak pernah kuambil pusing, kenapa aku har...