Prolog

12.3K 650 14
                                    

Burung-burung berterbangan meninggalkan tangkai yang dihiasi oleh daun-daun hijau, musim telah berganti namun hati ku tetap tidak pernah kembali sama. Akankah cinta sejati itu memang ada? Ataukah hanya buaian orang-orang yang dimabuk kasmaran saja?

Aku menatap sendu pasangan tua yang sedang bermesraan di taman, tatapan penuh cinta yang mereka lontarkan satu sama lain, senyum mengembang dari wajah keduanya, menandakan bahwa mereka memang bahagia.

Sayangnya aku tidak punya contoh cinta seperti mereka, kedua orang tua ku bercerai dan calon suamiku menikah dengan wanita lain, beberapa hari sebelum pernikahan berlangsung. Menjadikanku orang yang begitu takut akan pernikahan.

Seseorang duduk disebelahku, kami menatap pasangan tua itu bersama.

"Bagiku, pernikahan adalah hal yang paling menakutkan. Bagaimana bisa kau hidup selama berpuluh-puluh tahun dengan orang yang sama tanpa merasa jenuh atau kau bahkan bertahan untuk tidak membuat kesalahan yang membuat pasanganmu terluka?" Aku seperti berbicara sendiri pada angin.

"Maafkan aku, aku tidak bisa memberikan contoh pernikahan yang baik kepadamu, Nak." Laki-laki di sebelahku menarik napas panjang lalu mengeluarkannya. "Aku pernah membaca, A husband and wife must function like the wings on the bird. They must work together or the marriage will never be off the ground."

"Aku terlalu takut. Aku tidak bisa."

Tangannya terulur untuk mengelus rambutku perlahan. "Maafkan aku, Nak."

The Wings On The Bird (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang