Aku bersiap untuk berjalan-jalan di pagi hari, sepertinya olahraga dapat membuat mood ku lebih baik. Selesai mandi dan berganti baju aku menuruni tangga, ku lihat Eli sudah ada didapur menyiapkan sarapan.
"Pagi, Eli." Ucapku padanya.
"Pagi, apa kau mau sarapan?" Tanyanya.
Aku menggeleng. "Aku mau ke Central Park pagi ini."
"Kau sendiri?" Suara dari belakang membuat ku menoleh.
"Ya." Ucapku singkat.
"Tidak mengajak Tifa?"
"Mungkin." Jawabku singkat sambil berlalu ke arah lift.
Aku masuk ke dalam lift, membalikan badan untuk memencet tombol turun. Kulihat Cloud masih berdiri disana, menatapku. Matanya birunya seolah tak rela aku pergi, kalau ini dalam keadaan normal mungkin aku sudah berlari untuk memeluknya. Namun tidak, aku masih marah padanya soal beberapa hari yang lalu.
Pertama soal menganggap anak yang ku kandung bukan anaknya, yang kedua adalah menyuruhku menggugurkannya. Dia memang sudah gila.
Kuputuskan ke Central Park dengan berjalan kaki, lagipula aku memang ingin olahraga. Ku pasang airpods di telingaku, berjalan sambil melihat sekitar. Manhattan kota yang sibuk walaupun sepagi ini, pedagang-pedagang mulai berjualan di pinggir trotoar. Taxi kuning mulai memadati jalanan, suara klakson masih terdengar walaupun aku memakai airpods.
Aku melihat seorang laki-laki seumuran ayahku sedang berjalan terlihat terburu-buru. Dia tidak melihat ada orang yang menaiki sepeda dari samping kanannya, dengan cepat aku menariknya agar terhindar dari sepeda itu.
Dia terkejut saat melihat ke arahku, seperti melihat hantu. Dia mundur perlahan dan berlari menjauh. Aku mengerutkan dahi, entah apa yang dia lihat? Apa ada sesuatu di wajahku?
Segera ku ambil hp ku lalu membuka kamera depan, wajahku masih terlihat baik-baik saja. Hanya sedikit berkeringat. Aku mengangkat bahuku, dasar pria aneh. Melanjutkan perjalanan ku untuk sampai Central Park.
Central Park pagi hari cukup ramai, banyak orang berolahraga atau hanya sekedar menemani anjing mereka untuk jalan-jalan. Aku mulai berlari kecil sambil mengikuti alunan lagu if the world was ending - Julia Michaels & JP Saxe.
But if the world was ending
You'd come over, right?
You'd come over and you'd stay the night
Would you love me for the hell of it?
All our fears would be irrelevant
If the world was ending
You'd come over, right?
The sky'd be falling and I'd hold you tight
And there wouldn't be a reason why
We would even have to say goodbye
If the world was...Aku terkejut tiba-tiba seseorang berlari kecil disampingku dengan anjing putih ras border collie. Membuat ku menoleh kearah laki-laki berkaos biru dongker. Dr. Steve?
Dia tersenyum ramah padaku, aku mematikan tombol airpods di telingaku. Membukanya dan membalas senyumnya.
"Hi, Mrs. Sephiroth."
"Hi, Dr. Steve. Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku masih berlari kecil.
"Menemani Robert berjalan-jalan."
Aku melihat kearah anjing putih yang terlihat gagah itu. "Namanya Robert?"
"Ya, nama yang tampan kan seperti wajahnya."
Aku tertawa. "Saat kau bilang robert, aku teringat dengan pemain twilight saga Robert Pattinson."
"Memang se-tampan itu kan Robertku?"
Aku tertawa. "Ternyata kau lucu juga ya, Dr. Steve."
"Kau sendirian disini?"
"Ya, eh tidak deng. Ada bayiku di perut."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings On The Bird (COMPLETED)
RomanceBagiku, pernikahan adalah hal yang paling menakutkan. Bagaimana bisa kau hidup selama berpuluh-puluh tahun dengan orang yang sama tanpa merasa jenuh atau kau bahkan bertahan selama itu untuk tidak membuat kesalahan yang membuat pasanganmu terluka? B...