Aku merasakan tangan seseorang menyentuh rambutku, membuat mataku terbangun. Aku terkejut mendapatkan gerakan tangan Cloud, matanya masih terpejam namun tangannya bergerak.
Tanganku segera menangkap tangannya, memberikannya kehangatan. Matanya terbuka perlahan, melihat sekeliling. Aku tersenyum kearahnya.
"Cloud, kau sadar!" Ucapku sambil berdiri menggenggam tangannya.
Dia terlihat begitu bingung menatapku, matanya menyiratkan penuh tanda tanya. Bibirnya mulai bergerak. "Kau siapa?"
Aku mengaga lebar, tak percaya dengan apa yang ku dengar. Apa yang dia katakan? "Cloud, kau tidak mengenalku?"
"Kau siapa?" Mulutnya terbuka lagi, aku langsung memencet tombol panggilan untuk suster.
Kulihat pintu terbuka, seorang suster berlari kecil. "Cloud sadar, tapi dia tidak mengingatku." Kataku panik.
"Mrs. Sephiroth, Dr. Berry sebentar lagi tiba, ada harus menenangkan diri dulu, saya dan Dr. Berry akan menangani hal ini."
Aku mengangguk sambil menatap Cloud yang masih menatapku bingung. Tanganku terlipat di depan dada, ku gigit kuku ibu jariku.
Dr. Berry datang dengan semua perlengkapan memeriksa Cloud, dari matanya sampai luka di kepalanya. "Mr. Sephiroth, anda mengingat tahun berapa ini?"
Dia mengangguk. "2017." Dr. Berry menoleh ke arahku.
Aku menggigit lebih kencang kuku ibu jariku, panik melihat apa yang terjadi.
"Mr. Sephiroth, sekarang adalah tahun 2020."
"Apa yang menimpaku? Apa aku koma selama itu?" Cloud bertanya bingung pada dokter.
"Anda tidak sadar 3 hari dan ini istri anda. Mrs. Sephiroth."
"Apa aku sudah menikah?" Cloud makin bingung.
"Tak usah terburu-buru, saya rasa anda butuh waktu untuk menyesuaikan keadaan. Saya harus berbicara dengan Mrs. Sephiroth diruangan."
Aku menoleh pada Cloud, mencari celah apa dia sedang mengerjaiku, mengingat jiwa usilnya. Namun tidak, yang kulihat hanya kebingungan yang ada di wajahnya. Aku mengangguk dan mengikuti Dr. Berry keruangannya.
Dr. Berry membuka lembaran rekam medis Cloud. "Ini hal yang wajar, Mr. Sephiroth mengalami hilang ingatan jangka waktu pendek."
"Apa bisa disembuhkan?"
"Akan kembali berangsur-angsur, jangan terlalu memaksakan, karena jika dia merasa terpaksa kemungkinan dia bisa kehilangan semua memorinya."
Aku menghela nafas. "Apa yang harus ku lakukan?"
"Lakukan aktifitas seperti biasanya, aku sudah memeriksanya dan semuanya baik-baik saja, kemungkinan dua atau tiga hari lagi bisa pulang."
"Baiklah dok, aku bersyukur dia sudah kembali."
Dr. Berry tersenyum ramah. "Aku yakin dia akan kembali padamu seutuhnya."
"Terima kasih, Dr. Berry." Kataku sambil menjabat tangannya dan keluar dari ruangannya.
Aku berjalan ke arah kamar Cloud, dari luar pintu terdengar suara tertawa dari dalam. Suara tertawa Cloud? Dengan siapa? Aku masuk kedalam, ku lihat ada Sharon disana tertawa bersama Cloud. Tawa itu! Kupikir hanya bersamaku dia bisa tertawa seperti itu. Aku tak pernah melihatnya seperti itu bersama Sharon! Oh tidak! Ada getar aneh yang menyambar di hatiku.
"Hai, Hazel." Sapa Sharon padaku.
"Hai." Kataku berusaha ramah, berjalan kearah sofa.
Aku menatap Cloud. "Apa yang kau rasakan?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings On The Bird (COMPLETED)
RomanceBagiku, pernikahan adalah hal yang paling menakutkan. Bagaimana bisa kau hidup selama berpuluh-puluh tahun dengan orang yang sama tanpa merasa jenuh atau kau bahkan bertahan selama itu untuk tidak membuat kesalahan yang membuat pasanganmu terluka? B...