Thirteen - Need You

4.1K 421 35
                                    

Matahari memaksa mataku untuk terbuka, kepalaku pusing sepertinya efek hari kemarin aku terlalu lelah. Mataku terbuka perlahan, menyadari aku masih sendiri dikamar. Cloud belum pulang.

Aku bangun, berdiri untuk mencuci muka, karena kejadian semalam bahkan aku lupa untuk mandi. Aku melihat hpku. Tak ada pesan ataupun telepon dari Cloud, membuatku sedih.

Selesai mandi aku turun ke lantai bawah, hari ini aku tidak berangkat kerja. Aku butuh istirahat, saat akan turun dari tangga sayup-sayup aku mendengar suara Cloud. Benarkah?! Kakiku langsung bergerak menuruni tangga.

Aku melihat Cloud sedang berbicara dengan Barret, Tifa, dan Joe. Oh itu dia! Benar itu dia! Apakah aku bermimpi? Apakah ini nyata? Aku berjalan perlahan menghampirinya, takut ini hanya mimpi dan dia akan menghilang.

Tifa, Barret, dan Joe, memberi anggukan hormat padaku, membuat Cloud berbalik melihat ku. Mataku sudah berkaca-kaca, menghambur ke pelukannya.

"Kalian boleh pergi." Ucapnya.

Dia memelukku, mengangkatku, membawaku ke sofa, aku duduk di pangkuannya, meringkuk dipelukannya. Menangis, air mata ini entah untuk rindu, takut, bercampur kesadaran bahwa aku begitu membutuhkannya.

Dia mencium kepalaku, tenggelam dalam rambutku. "Ssst... aku disini." Dia terus berbisik di telingaku. "Semua akan baik-baik saja."

Kata-kata itu bagai sihir untukku, berhasil meredakan tangisku, menyandarkan kepalaku di dadanya, dia mengelus lembut rambutku. Aku bagaikan anak kecil yang membutuhkan gendongan orang tuanya, berlindung di balik tubuh kokoh yang membuatku nyaman.

"Maafkan aku terlalu lama meninggalkanmu."

Aku menggeleng. "Aku terlalu cengeng."

Kedua tangannya memegang wajahku, membuat aku melihat wajahnya. "Apa kau baik-baik saja?"

Aku mengangguk, dia menyipitkan mata. Tangannya ke bawah menyentuh leherku. "Ini tidak baik-baik saja."

"Ah ya, aku lupa itu." Katanya tersenyum bodoh.

"Apa sakit?" Katanya.

"Tidak." Ucapku, dia menekan luka di leherku pelan membuatku meringis.

Dia menggeleng. "Itu sakit namanya, Mrs. Sephiroth."

Aku mengalungkan tanganku di lehernya, mengecup bibirnya. "Semua tidak sakit karena ada kau."

Dia tersenyum, menggesekkan hidungnya padaku. "Kau sekarang pintar marayu ya."

Aku tersenyum. Suara deheman seseorang menyadarkan kami. Kami melihat ke arah suara itu berasal, ada Barret disana. Kulihat Cloud memasang wajah tak suka karena dia mengganggu waktu kami.

"Maaf Mr & Mrs. Sephiroth. Detektif Calr datang untuk bertemu anda berdua."

Aku mencengkram baju Cloud, dia mengelus lembut lenganku. "Tak apa, ada aku disini." Aku mengangguk pelan.

"Bawa dia kesini." Ucap Cloud dan dijawab dengan anggukan oleh Barret.

Aku membetulkan posisi duduk disebelah Cloud, kulihat Detektif Carl datang dengan seorang wanita, sepertinya asistennya. Wanita itu cukup cantik dengan rambut berwarna emasnya.

"Selamat Pagi Mr dan Mrs. Sephiroth." Ucapnya menjabat tangan kami.

"Ya, Selamat pagi." Balas Sephiroth dan aku hanya tersenyum.

"Kami telah mengintrogasi Aidan mengenai alasannya kesini." Ucapnya saat duduk. "Ada beberapa hal yang mengejutkan untuk saya."

"Apa itu?" Tanya Cloud.

The Wings On The Bird (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang