Aku berada di sebuah pusat perbelanjaan, menemani Hannah yang sedang memilih milih belanjaan untuk dirumahnya. Tifa mengikutiku dari belakang.
"Kau tidak risih diikuti olehnya terus?" Tanya Hannah ketika sedang melihat minyak.
"Tifa maksudmu?"
Hannah mengangguk.
"Tidak, dia tidak pernah mengganggu privasi ku."
"Tapi dia menggangguku, setiap kali bersama James dia seperti ingin memakannya."
"Kau cemburu?" Tanyaku.
"Tidak!"
Aku tertawa. "Hari ini James tidak menjemputmu?"
Dia menaikkan bahunya. "Mungkin setelah ini, kau kapan-kapan ikutlah makan denganku dan James."
Aku menggeleng. "Aku lebih suka makan bersama suamiku"
"Oh Tuhan, kau sudah sebulan bersamanya tapi masih seperti ini."
"Baru sebulan, Hannah."
"Hannah." Seseorang memanggil nama Hannah, kami menoleh.
"James!" Hannah girang sekali melihatnya.
Aku hanya tersenyum ramah. "Hai, Hazel."
"Hai, James" kataku tersenyum. "Sepertinya tugasku sudah selesai untuk menemani Hannah, sekarang ada kau."
"Kau bisa bersama kami dulu, Hazel."
"Pasti suamiku menunggu di rumah, James. Maaf." Kataku tersenyum.
"Pengantin baru, James. Biarkanlah." Ucap Hannah cuek. "Hazel, aku mau ke toilet sebentar kau disini dulu ya."
Aku mengangguk padanya. Lalu mengalihkan perhatianku pada barang-barang di etalase.
"Sepertinya kau selalu menghindar saat ada aku." Ucap James.
Aku mengerutkan dahi. "Aku rasa kau terlalu percaya diri, James. Atas dasar apa aku menghindar."
"Mungkin suamimu yang terlalu mengatur hidupmu."
Aku terkejut mendengarnya. "Maaf, Mr. Arthur. Aku menghormatimu karena kau pacar temanku, tapi jika ku menyinggung suamiku, kau sudah diluar batas."
"Sebaiknya aku pergi, ucapkan pada Hannah kalau aku harus pergi lebih dulu." lanjutku.
Aku berbalik, namun tiba-tiba seseorang memegang tanganku cukup keras, memaksaku untuk berbalik.
"Apa yang ku lakukan, Mr. Arthur?" Kataku marah. Tifa sudah siap maju untuk menghabisi nya, namun aku menyuruh untuk menahannya.
"Kau harusnya dapat menghormatiku seperti kau menghormati suamimu. Aku bahkan lebih kaya dari suamimu." Dia meremas tanganku, aku kesakitan berusaha untuk melepaskannya.
Tifa sudah tidak sabar, dia menendang kaki James dan memiting tangannya dibelakang. Aku mundur.
"Aku rasa kau mabuk, segeralah minta maaf saat kau sadar." Ucapku sambil menggeleng kepala. "Ayo, Tifa! Lepaskan dia." Perintahku sambil berjalan ke arah mobil.
"Tifa, cari tahu siapa James Arthur sebenarnya? Pasti ada motif lain dia mendekati Hannah, aku curiga dia mengincarku."
"Baik, Mrs. Sephiroth."
Tifa mebukakan mobil untukku, lalu naik di bangku pengemudi. Aku melihat tanganku, muncul bekas kemerahan karena remasan James cukup keras, ditambah aku menggunakan gelang di sebelah kanan, gelang itu menggesek kulitku, menjadi kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings On The Bird (COMPLETED)
RomanceBagiku, pernikahan adalah hal yang paling menakutkan. Bagaimana bisa kau hidup selama berpuluh-puluh tahun dengan orang yang sama tanpa merasa jenuh atau kau bahkan bertahan selama itu untuk tidak membuat kesalahan yang membuat pasanganmu terluka? B...