Eighteen - An Usual Place

3.1K 356 10
                                    

Kami sudah siap untuk pulang, berharap semua akan lebih mudah saat kami bersama dirumah. Aku menatapnya yang sedang duduk di sofa sambil memainkan hp.

"Apa yang kau fikirkan?" Tanyaku penasaran.

"Tidak ada. Hanya... semua hal ini terlalu tiba-tiba untukku."

"Aku tau itu akan sulit bagimu. Kita akan pelan-pelan." Aku meyakinkannya sekaligus meyakinkan diriku sendiri bahwa kami akan pelan-pelan.

Barret dan Tifa muncul dari pintu, membawa barang-barang kami yang sudah siap. Lalu aku berjalan beriringan dengan Cloud. Kami keluar lobby rumah sakit, beberapa perawat tersenyum kepadaku. Aku melihat Barret sudah siap membukakan pintu untukku dan Cloud.

Cloud masuk terlebih dulu disusul dengan ku, aku tersenyum pada Barret. Selama perjalanan kami hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku tidak mengerti apa yang dia pikirkan, mungkin sesuatu yang aneh pulang ke rumahnya bersama orang asing.

Tak jarang dia melihat ke hp nya, seperti menunggu seseorang untuk mengabarinya. Atau sebenarnya dia berharap seseorang menjemputnya? Apakah orang itu Sharon?

"Apa ada yang ingin kau makan saat sampai?" Tanyaku untuk membuka pembicaraan.

Dia menoleh padaku. "Aku ingin lasagna, Eli pasti bisa membuatnya."

"Aku akan coba buatkan."

"Kau bisa masak?"

"Aku belum pernah masak untukmu sih, kau tidak pernah mengizinkan, jadi sekarang aku mau coba."

"Baik lah, terserah."

Obrolan kami berhenti saat mobil memasuki basement, kami menaiki lift dan sampai di apartemen. Eli sudah menyambut kami di depan pintu.

"Selamat datang, Mr dan Mrs. Sephiroth."

"Terimakasih, Eli." Aku memberikan coat yang kupakai kepada Eli. Begitu juga dengan Cloud.

Cloud melihat apartemennya, sepertinya dia mencoba membandingkan dengan tiga tahun lalu.

"Tak banyak yang berubah." Ucapnya.

Dia naik keatas tangga, aku mengikutinya dari belakang, dia berjalan menuju kamarnya. Tanganya membuka pintu, dia masuk dan memandang sekeliling.

"Ada aroma mu disini."

"Ini kan kamar kita, jadi pasti ada aroma parfum ku disini."

Dia seperti berpikir keras. "Untuk sementara waktu aku akan tidur ditempat lain."

"Kenapa?"

"Aku tidak nyaman tidur dengan orang asing."

Aku menghela napas. "Kau benar-benar tak mau mencobanya?"

"Tidak. Aku tidak nyaman." Ucapnya dingin.

Aku mengangguk. "Aku akan pindah kamar saat tidur, kurasa kau lebih baik tetap tidur disini selama pemulihan."

"Baiklah, jika itu maumu."

"Aku akan memasak lasagna untukmu, aku akan menunggumu di meja makan 15 menit lagi."

Dia mengangguk tanpa melihatku, sambil melihat kesekeliling kamarnya.

Aku turun kedapur untuk memasak, Eli membantuku, namun aku merasa mual tiba-tiba ketika mencium bau daging cincang yang masih mentah, aku memuntahkan semua isi perutku ke westafel cucian piring.

"Hazel, kau tak apa?" Tanya Eli.

"Aku baik-baik saja." Ucapku, melanjutkan apa yang ku kerjakan.

The Wings On The Bird (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang