Seven - Date

4.8K 507 10
                                    

Aku turun dari kamar menuju ruang makan untuk sarapan bersama Dad sebelum pergi ke kantor, namun betapa terkejutnya aku ada Cloud disana sedang mengobrol dengan Dad.

"Dad." Panggilku.

Cloud melambaikan tangannya padaku, aku berjalan ke arah meja makan dan duduk disamping Dad.

"Kenapa kau kesini?" Tanyaku kepada Cloud.

"Cloud menjemputmu untuk berangkat bersama."

"Oh Tuhan, kau tidak sabar ya. Padahal kurang dari 7 hari lagi kita menikah dan kau akan selalu bersamaku ke kantor."

Cloud tertawa. "Lihat Ray, anak gadismu galak sekali."

Dad tertawa, aku cukup terkejut mendengar panggilan Cloud pada Dad. Sejak kapan Cloud memanggil nama depan Dad? Sejak kapan dia sedekat ini dengan Dad?

"Makanlah, Hazel. Biar kau bisa segera pergi kekantor."

Aku mengangguk, segera ku makan roti dan minum jus ku. Lalu Cloud dan aku berpamitan pada Dad sebelum pergi ke arah pintu keluar. Ku lihat ada dua mobil audi hitam di luar rumahku. Didepannya ada seorang wanita berusia 30 tahun, berkulit gelap, berambut pendek, memakai pakaian rapi; jas dan celana panjang. dia berdiri di samping Barret.

Mereka menghampiri kami.

"Mr. Sephiroth, Ms. Lockhart" Sapa Barret.

"Hazel, kenalkan ini Tifa." Ucap Cloud menunjuk wanita disamping Barret. "Dia akan menjagamu dan pergi bersama mu.

Aku menatap Cloud tidak percaya. "Kau memberiku bodyguard?"

"Demi keamanan mu. Joe akan tetap menjadi supirmu."

Aku menggeleng ngeri. "Kau memberikan Joe dan Tifa untuk menjagaku?"

"Demi keamanan, Hazel."

Aku hanya bisa menghela nafas mendengar apa yang Cloud katakan. Lalu masuk ke kursi belakang audi yang terparkir di depan, diikuti oleh Cloud. Barret masuk di kursi pengemudi dan menginjak gas. Aku mencoba melirik ke mobil belakang disana ada Joe dan Tifa.

"Kau harusnya bahagia calon suamimu menjemputmu."

Aku menoleh padanya. "Tidak bila dia hanya ingin memenjarakanku."

"Kau tidak di penjara, Hazel. Kau bebas."

Aku memutar bola mataku.

"Percayalah, ini karena kejadian kemarin. Aku tak mau terulang lagi, bila situasi aman, aku akan membiarkan mu hanya diantar oleh Joe."

Aku menatapnya, tersentuh, akan sikapnya yang berusaha melindungi ku. "Ya, terimakasih, Cloud."

Dia mengangguk tersenyum. "Oh ya! Aku punya sesuatu untukmu."

"Apa?" Kataku penasaran.

Dia memberikan sebuah amplop panjang padaku, aku mengambilnya dan tak sabar untuk membukanya. Sebuah tiket operah, untuk hari jumat. Oh... aku menatap Cloud tak percaya.

"Benarkah?" Kataku tersenyum senang kepadanya.

"Apa kau bahagia?" Tanyanya.

"Kau benar-benar orang gila, Cloud. Tentu!" Kataku menghambur dipelukanya.

"Jadi aku dimaafkan?" Bisiknya.

Aku melepas pelukanku dan pura-pura berpikir. "Ya, bolehlah." Kataku sambil tertawa. "Jadi ini kita ngedate?"

"Bisa dibilang seperti itu."  Katanya cuek.

"Date pertama, satu hari sebelum menikah." Kataku mengejeknya.

The Wings On The Bird (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang