Jangan lupa vote dan coment 📣
Selamat membaca✨
• • •
Raka menuntun Bulan yang terus meracau tak jelas, sedangkan Cintya dan Chitra sudah dibaringkan dikamar tamu dan kamar Bella dikamar Bulan.
Raka menaruh Bulan dikasur dengan kasar, "Untuk kesekian kalinya gue bilang lo nyusahin, Lan!" ucap Raka pada Bulan yang tengah terlelap.
Raka mencondongkan tubuhnya lalu menyibak rambut yang menutupi wajahnya, jika kalian mengira setelah ini Raka berkata 'Lo cantik!' kalian salah besar dan akan kecewa, Raka hanya memastikan dahi yang tadi tidak memar jika memar besok Bulan akan mengoceh meminta tanggung jawab atas dahinya yang memar.
"Uh, untung nggak memar." Raka langsung berjalan mendekati teman-temannya yang sedang bersantai.
"Gue balik," baru saja akan melangkah suara Gabriel dan Arsen membuat Raka memutarkan tubuhnya.
"Kita nebeng lo ya?" Raka hanya mengangguk dan langsung berjalan menuju pintu apartemen.
Chiko merangkul bahu Raka, "Gimana tadi sama eneng Ulan?" pertanyaan Chiko membuat Raka menyikut perut Chiko.
"Satu kata buat dia 'Nyusahin' pake banget malah," ucap Raka yang sudah masuk kedalam mobil, Arsen dan Gabriel hanya menggeleng heran melihat Raka terus menggerutu, namun berbeda dengan Chiko yang sedang tertawa terpingkal.
Saat sampai diclubbing Raka langsung berpamitan kepada tiga temannya "Gue duluan!" sedangkan Arsen, Chiko dan Gabriel menatap kepergian Raka sambil terkekeh.
"Gue orang yang pertama ketawa kenceng pas tau Raka suka sama Bulan," ucap Chiko yang sudah tertawa seraya mengenakan helm.
"Gue dukung aja, kalo salah satu dari mereka saling suka." sahut Gabriel, "Gue duluan." Gabriel langsung meninggalkan kedua temannya.
Arsen terkekeh "Semoga aja tuh anak kena azab." Chiko menatap Arsen bingung, "Azab, iya azab suka sama Bulan." Arsen langsung tertawa terbahak, Chiko menggelengkan kepala.
• • •
Raka memarkirkan mobilnya kedalam garasi, ia menatap jam hitam yang melingkar ditanganya.
"23.56 wib. Udah malem banget, pantes sepi." gumamnya saat memasuki rumahnya, lalu Raka menaiki satu persatu anak tangga ditengah anak tangga suara Andre–Papa Raka membuat Raka harus memutar badannya menghadap Andre.
Raka tersenyum seraya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal "Eh, Papa, Raka kira udah tidur." Raka menyalimi tangan Andre.
"Cengar-cengir kamu! Darimana jam segini baru pulang?!" tanya Andre sedikit meninggi.
"Oh itu, abis main Pah." ucap Raka, "Emang Mama nggak bilang kalo Raka main?" tanya Raka.
"Bilang, aturan kalo kamu tau besok kamu sekolah jangan main sampai jam segini, Rakasha."
Raka mengerutkan bibirnya, "Raka'kan cowok Pa, masa main pulangnya jam delapan. Emangnya Raka anak perawan apa?" Andre justru terkekeh mendengar ucapan Raka "Iya, kamu kan anak perawan Papa sama Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
RABULAN
Teen Fiction⚠️DO NOT IMITATE MY WORK⚠️ -plagiarism go away, please- •cover by : pinterest Ini adalah kisah Bulan Raka, bukan Bulan Bintang atau lainnya. Kisah persahabatan, ralat mereka berdua bukan sahabat melainkan MUSUH. Iya musuh! Musuh bebuyutan itu juga...