"Da'watan li ukhtina Aliya Yildiz Sayan, 'alaihalhudur iladiwan al'an mubasyaratan"
~ Panggilan kepada saudari Aliya Yildiz Sayan, kepadanya ke kantor sekarang juga ~
"Eh, kayak kenal suaranya," pikirku.
"Sayan.. di panggil tuh."
"Iya udah denger kok."
"Ekhem.. cie cie."
"Lah kenapa?"
"Pura-pura gak kenal nih."
"Serius.. emang kenapa?"
"Ah, liat aja nanti siapa tuh yang manggil."
"Okay deh."
Aku segera menuruni tangga menuju lantai satu. Ada beberapa santri tengah berlalu lalang.
Lah? Farhan?
"Eh, Sayan.. ini ada titipan."
"Apa ini? Dari siapa?" Sambil memainkan sebuah kotak tak berbungkus.
"Buka aja nanti juga kamu tahu."
Aku mencoba membukanya.
"Eh, jangan disini! Di asrama aja."
"Oalah.. okay makasih ya."
"Sama-sama."
***
Baru saja kubuka pintu asrama, teman-temanku malah mengodaku."Ciee.. yang dapet kiriman."
"Ih apaan, belum tahu juga isinya."
"Dari Farhan ya."
"Gak tahu juga belum kubuka."
"Ish, itu jelas-jelas dari Farhan sadar deh Sayan."
"Mungkin."
"Buka aja sini."
"Eh, gak ah. Di kasur ku aja hehe."
"Kiw.. kiw.. main rahasia nih."
"Hehe nanti juga kalian tahu lah. Kan 'Dinding Pesantren Berbicara' haha."
"Ya udah lah.. sono awas senyum-senyum sendiri."
"Gak janji.. hehe."
Aku segera menuju kasurku yang berada diranjang atas. Penasaran dengan kotak yang aku bawa.
Kucoba memainkan kotak tersebut, menggoyang-goyangkannya.
Klotrak.. klotrak..
"Isinya apaan ya?"
Dari pada makin penasaran saat itu juga kucoba membukanya dengan hati-hati.
Dan ___
Sebuah Botol kaca dengan butiran steropom dan potongan ranting pohon cemara. Kreatif.
Dalam botol kaca bening tersebut di tata seakan-akan musim salju. Dimana ranting cemara seakan pohon cemara yang biasa tumbuh di musim salju. Dan saljunya sendiri dari bubuk sterofom.
Aku sendiri memaknainya sebagai sesuatu keindahan yang membawa kesejukan. Layaknya musim salju, keindahan pepohonan cemara dengan balutan salju dan kesejukan udara didalamnya.Ah, aku suka.
"Tapi ini dari siapa? Nama? Tidak ada. Note? Tidak ada juga. Apakah dari Farhan? Tapi gak mungkin. Terus dari siapa?"
***
Duar!!
"Astaghfirullah.. suka banget ya ngagetin?"
"Hehe maaf, ngelamun terus sih" jawab Dira.
"Hampir jatuh nih botol."
"Wiih.. botol apa tuh? Kreatif nya.." sambil meraih botol tersebut.
"Ett.. tidak boleh di sentuh, haram!"
"Dih Iyay jahat nih."
"Iya dong."
"Liat bentar dong," rayunya.
"Nih."
Dira mencoba menggapainya namun kutarik kembali.
"Ish.. minjem maksudku."
"Tadi kan kamu bilang liat doang."
"Ih Iyay ngeselin nih.. maksud aku minjem napa ih," sambil memonyongkan bibirnya kesal.
"Hehe.. iya nih, tapi jangan sampe pecah. Itu gak ada penggantinya meskipun mau keliling dunia."
"Lah tinggal bikin gampang."
Iya bisa, tapi kenangan tidak bisa dibeli seharga apapun.
"Gak mau pokoknya."
"Iya deh iya."
Dira mengambil botol tersebut dan memperhatikannya dengan teliti.
"Keren sih idenya meskipun sederhana."
"Hehe."
"Ini buatanmu? Atau seseorang."
"Seseorang .. hehe."
"Dih.. Iyay nakal nih."
"Gak kok itu mainan zaman dahulu kala."
"Jangan berbohong!"
"Iya permainan tapi beda caranya."
"Oalah.. gitu tuh?
Alhamdulillah baru selesi
Part 13HAPPY READING
Bantu vote!! Tapi kalo Bisa bantu komen ya hehe
Bantu luruskan
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Ghazi
Teen Fiction🌺 COMPLETED🌺 Tak ada masa yang mampu kubiarkan berlalu begitu saja, semua berarti terutama tentang kamu, Ghazi. Kutulis 30 hari bersamamu karena kutahu seberapa pentingnya kamu untukku. Novel ini kuhadiahkan untukmu yang selalu hadir menemani hari...