Semilir udara pagi menyentuh lembut kulit ini. Nyanyian jangkrik berkolaborasi dengan gesekan dedaunan yang saling bergesekan, tenang. Lantunan ayat suci menggema menyejukan.
"Dira.. ayok ke halaqoh."
"Kuy."
Dengan memakai mukena lengkap bersama Al-Qur'an dalam dekapan dan buku muthabaah tahfidz mengiringi menuju tempat halaqoh.
"Alhamdulillah udah pada hadir ya, mari kita buka Halaqoh subuh kali ini dengan ucapan basmalah bersama-sama."
"Bismillahirrahmanirrahim.."
"Silahkan yang mau pertama maju."
"Aku aja deh kak," ucapku.
"Silahkan Iyay."
"A'udzubillahiminassyaitoonirajiiim.. _bla ba bla_"
Setoran selesai
"Kak aku pengen metik jambu ya."
"Iya monggo.."
"Asyik!"
"Iyay tunggu aku setoran dulu."
"Ya udah setoran aja dulu," Sambil menengadah melihat juga memilih jambu mana yang akan di petik.
Selang beberapa menit jambu-jambu yang matang telah terkumpul, hanya bermodalkan gagang sapu injuk.
"Hei .. banyak nih, pada mau gak?"
"Uwu.. makasih Iyay."
"Sama-sama."
Kami pun menyantap bersama-sama jambu tersebut sambil terus bergiliran menyetorkan hapalan.
"Eh, eh. Ada yang tau gak?" Tanya Kak Aisyah.
"Apa tuh kak?"
"Ada yang mau nikah loh salah satu anggota halaqoh ini."
"Hah? Siapa tuh?"
"Risa? Meli? Iyay?"
"Nah itu.."
"Risa?"
"Bukan."
"Meli?"
"Bukan."
"Wah.. Iyay.. kamu mau nikah? Kok gak bilang-bilang."
"Semuanya juga mau nikah kan? Emang ada yang gak mau?"
"Ih serius! Kamu bentar lagi nikah?"
"Ih bohong kak Aisyah mah."
"Yah, kak Aisyah. Yang benar.. huhu."
"Iya, serius kakak mah. Eh, gak tau sih. Hehe."
"Kakak!" Semua berteriak.
"Tanyain aja Iyay, biar pasti. Iya kan Yay?"
"Hahaha, iya deh kak."
"Iya deh apa nih? Nikah?"
"Yeu, bukan itu."
"Nanti juga kalo mau nikah pasti aku undang kok, dah ah jangan bahas itu."
"Widih, bau-bau nikah muda nih."
"Aamiin allahuma aamiin."
Setelah perbincangan tersebut akhirnya kak Aisyah menutup halaqoh pagi tersebut.
"Baik, kita cukupkan sekian halaqoh tahfidz di pagi hari ini. Semoga apa yang telah disetorkan tidak lupa atau dilupakan dikemudian hari. Aamiiin allahuma aamiin."
"Kita tutup dengan ucapan hamdalah dan do'a kafaratul majlis."
"Alhamdulillah.. Subhanaka.."
Semua mengantri menunggu giliran bersalaman dengan kak Muhafidzhah. Bahkan beberapa ada yang minta didoakan untuk dilancarkan hapalan dan murajaahnya.
Tinggal aku yang terakhir. Semua sudah pergi mendahului.
"Iyay, tunggu dulu. Jangan dulu pulang!"
"Baik kak."
Kak Muhafidzhah masuk kedalam kamarnya, seperti hendak mengambil sesuatu. Aku menunggunya diluar kamar.
"Ini Yay, ada titipan. CV ta'aruf dari Kak Ghazi."
Masyaallah, dia benar-benar serius ingin menikah denganku.
"Oalah, ini yang membuat kakak bilang aku akan menikah dalam waktu dekat ini."
"Hehe, iya."
"Hehehe, aku belum pasti juga sih. Iya atau tidak."
"Padahal terima aja, kakak tahu kok dia baik orangnya."
"Em, insyaallah kak."
"Okay, ingat Iyay. Kesempatan hanya datang satu kali, bisa datang untuk kedua kali namun kemungkinan kecil untuk datang kembali."
"Baik kak, Terima kasih nasihatnya."
"Sama-sama."
"Ya udah kak aku pergi dulu ya kak. Soalnya pagi ini ada Mata kuliah."
"Keysip."
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam warohmatullah wabarakaatuh."
Alhamdulillah update lagi 🤩
Yuk jangan ketinggalan ceritanya. Detik-detik ending nih hehe
Jangan lupa vote and Comment ya🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Bersama Ghazi
Novela Juvenil🌺 COMPLETED🌺 Tak ada masa yang mampu kubiarkan berlalu begitu saja, semua berarti terutama tentang kamu, Ghazi. Kutulis 30 hari bersamamu karena kutahu seberapa pentingnya kamu untukku. Novel ini kuhadiahkan untukmu yang selalu hadir menemani hari...