Day 18

47 17 6
                                    

"Iyay.. Parah ada titipan."

"Lah kok parah?"

"Parah banget pokoknya."

"Apanya yang parah? Barangnya rusak? Atau apa?"

"Gila.. ini sih gila parah."

"Apa sih ih? Bikin penasaran aja."

"Sini-sini ke belakang asrama ya."

"Aelaah.. harus kebelakang asrama?"

"Iya harus."

"Okay deh."

Aku mengikuti ke belakang asrama. Sepi, tidak ada siapapun disana.

"Apa sih apa?"

"Tara.." sebuah surat kecil.

"Hah? Buat aku? Dari siapa?"

"Coba tebak?"

"Ya mana tau aku."

"Sini.. sini.." di mencoba berbisik mendekatkan mulutnya ke telingaku.

"Kak Ghazi.."

"Hah? Apa-apaan? Gak gak gak mau nerima aku, balikin lagi."

"Iyay.. ini amanah."

"Gak mau."

"Setidaknya baca yay.. plis!!"

"Okay ku baca." Tapi boong

***
"Tolong.. kembaliin surat ini, aku gak pantes mendapatkannya."

"Apa yang harus aku katakan?"

"Gak ada."

"Iyay aku serius."

"Aku juga serius! Tinggal kembaliin aja udah beres."

"Kenapa sih Yay? Sewot gitu? Apa sih di dalam surat itu?"

"Gak penting."

"Ish.."

"Maaf Salsa.. aku bukan seperti yang kamu bayangkan. Ada kalanya aku harus bertindak keras, maafkan aku."

"Iya deh iya."

"Please, maaf."

"Okay."

Masih tampak kekesalan di wajahnya.

"Ya udah kalo kamu gak mau ngasihin ke dia, sini sama aku aja. Aku berani kok."

"Gak, aku yang dapet amanah."

"Ya udah deh.. makasih sekaligus maaf ya."

"Okey."

Sebenarnya aku gak mau nyakitin sahabatku ini, tapi keadaan memaksaku untuk bertindak keras. Surat itu awal kebobrokanku di masa depan aku yakin itu.

***
Tring! Tring! Tring!

"Assalamualaikum Aliya..

Kakak udah denger semuanya dari Salsa..
Jujur kakak kecewa. Kakak memiliki niat baik kenapa Aliya gak baca dulu? Kakak gak main-main itu. Kakak tau, Aliya gak baca surat itu kan? Padahal.. ah ya sudah lah. Maaf kakak lancang berbicara seperti ini. Mungkin Aliya paham apa yang kakak bicarakan. Jika paham kakak serahin kembali lagi ke Aliya. Jika Aliya gak paham kakak beri kesempatan Kembali buat Aliya baca surat itu lagi. Kakak titip di Salsa.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh."

"Sekali lagi kakak minta maaf," lanjutnya

"Semoga kamu gak canggung kalo ketemu kakak ya setelah kejadian ini. Makasih."

"Kak.." jawabku.

"Iya?"

"Gak jadi deh."

"Yah, jangan bikin penasaran dong."

"Lupakan."

"Dih, ya udah deh. Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam warohmatullah wabarakaatuh."

Setelah kejadian tersebut ada rasa bersalah yang terus menghantui. Aku terlalu keras pada dirimu sendiri sehingga tak mampu merasakan apa yang orang lain rasakan.

Akhirnya kuputuskan untuk membaca surat yang diberikan Kak Ghazi padaku. Aku menemui Salsa untuk mengambil kembali surat itu.

"Sa, aku mau bawa surat yang dari Kak Ghazi dong."

"Hilih, katanya gak mau."

"Maaf deh, aku ngerasa bersalah banget ma kak Ghazi. Aku mau baca suratnya."

"Makanya Yay, berpikirlah sebelum berkehendak. Biar gak nyesel di kemudian hari tuh."

"Iya makasih ya."

"Nih.." Salsa memberikan seutas kertas tersebut.

"Makasih.."

"Masama.."

Aku membuka surat itu.

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Teruntuk Aliya yang dicintai Allah SWT.. Aamiin YRA

Malam telah larut terbentang sunyi. Dan aku masih berfikir tentang dirimu, ukhty. Jangan salah sangka ataupun menaruh prasangka. Semua semata-mata hanya untuk muhasabah terutama bagi diriku, makhluk Allah yang sangat lemah.

Ukhty, kamu mungkin tahu bahwa aku mencintaimu. Aku ingin mencintaimu karena Allah.

Ukhty, aku takut bila kecintaan ini justru menyebabkan aku terlena pada cinta dunia yang semu dan melupakan tujuan akhir kita. Betapa telah mengkhianati manisnya keimanan itu. Terlebih kita mengetahui bahwa dalam dunia ini ada iblis, kita pun tahu bahwa iman itu naik-turun, kita juga mengerti akan adanya suka dan duka, dan faham di akhirat ada surga dan neraka. Dan terlebih lagi kita tahu, terkadang suatu hal dengan niat yang mulia bisa jadi diakhir berbelok arah, menyimpang bahkan benar-benar berlawanan.

Ukhty, setan tidak akan pernah berhenti menggoda, mengganggu dan menggoyahkan iman manusia. Terlebih aku adalah hamba yang lemah.

Maka ukhty..
sudah saatnya aku mengungkapkan semuanya. Aku ingin menikah denganmu Aliya Yildiz Sayan.
Mau kah kamu bersedia?

Jika bersedia, aku akan segera mengkhitbahmu dengan izin Allah SWT.

Maaf jika perkataanku terlalu lancang. Namun sebenarnya itulah yang ingin aku sampaikan pada ukhty.

Iya dan tidak jawabanmu, insyaallah aku akan menerimanya dengan ikhlas..

Terima kasih sebelumnya.

Dari Hamba yang berlumur dosa
Muhammad Ghazi Al-Farizi

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh



Alhamdulillah.. udah update lagi nih guys

Happy reading

30 Hari Bersama GhaziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang