Diharapkan untuk membaca Indigo Keren yang pertama terlebih dahulu.
.
.
.Ada yang nunggu Indigo Keren new version?
.
.
.
.
.
.
.👻[ New Version ]👻
.
.
.
.[][][][][][][][][][][]
"Aman kagak?"
Tuyul Jon langsung melongokkan kepalanya keluar kamar saat Tuyul No mempertanyakan.
"Aman, Bos," jawab tuyul Jon sambil cengengesan dan mulai membuka kantung kreseknya lebar-lebar.
"Duitnya ambil yang banyak ya, Bos. Besok malem ada organ. Gue mau nyawer soalnya," kata tuyul Jon saat tuyul No mulai memasukkan uang-uang dari dalam laci ke kantung kresek yang dipenggang tuyul Jon.
"Siapa yang nikah?" tanya tuyul No.
"Juliet sama Pocong Ahmad."
"Caca ikut?"
"Dia mah nggak usah ngikut juga pastinya ada di sana, Bos. Kan dia jadi pagar beteknya."
Tuyul No manggut-manggut sambil menyengir tanpa sebab. Memikirkan si kampret Caca membuat dirinya mendadak salah tingkah.
Selang beberapa menit, keduanya selesai merampas beberapa uang buluk dari dalam laci si tampan Ali.
"Udah, nih. Balik, yok!"
"Ayok!"
Tuyul Jon dan tuyul No serempak berbalik sambil mata keduanya masih mengawasi uang yang terkumpul di dalam kresek. Barulah saat keduanya mendongak, kresek tersebut terjatuh karena saking kagetnya mereka mendapati Ali yang sudah duduk bersila di depan pintu kamar.
"Udah selesai nyolongnya, Beb?" tanya Ali sambil tersenyum smirk.
Kedua tuyul itu merinding seketika mendengar sapaan dari Ali—lelaki Indigo yang sudah mendapati kemampuan tersebut dari bawaan lahir seperti halnya ketampanan yang ia miliki.
"Kalo nyai Pita tahu pasti seru, nih," lanjut Ali.
Ali sudah berdiri dan menggenggam ponselnya. Menunjukkan nomor Pita ke hadapan mereka dengan harapan agar mereka berdua takut. Tetapi bukannya takut, kedua tuyul itu justru saling memandang satu sama lain dengan tatapan bingung.
"Siapa, tuh, Bos?" tanya tuyul Jon pada tuyul No.
"Bentar-bentar, gue baca dulu," Tuyul No menarik napas banyak-banyak, matanya kemudian memicing menatap nama di layar ponsel tersebut, "pe i Pi... te a Ta—"
"Linta!" sahut tuyul Jon.
"Cinta, Jon," ralat tuyul No tanpa menyadari betapa pintarnya dia.
"Assalamualaikum, Pit—"
"OH NO!" Kedua tuyul itu kompak membekap mulut Ali.
"Jangan laporin ke Pita, Bang."
"Iya... nih, nih. Kita balikin duit Abang." Tuyul No mendorong kreseknya ke pelukan Ali.
Ali melepaskan diri dari bekapan kedua tuyul itu. "Bunganya mana?"
Betapan sialannya Ali. Sudah untung uang aman malah sempat-sempatnya menagih bunga kepada dua tuyul yang jelas-jelas bukan bank.
"Tadi kita niatnya nyolong, Bang. Bukan minjem duit." Tuyul No mengelus dada. "Udah, lah. Sekian aja dari kami, Wasallam! Bhay!"
Tuyul No pun melayang di udara, disusul tuyul Jon yang langsung ngakak membuat Ali berjengit kaget sambil memegang kreseknya erat-erat.
"Sialan, tuh, setan," lirih Ali sambil mengusap dadanya yang masih berdebar hebat.
Samar-samar, Ali masih bisa mendengar ghibahan kedua tuyul itu meski mereka sudah jauh.
"Nanti kita nyawernya gimana, Bos?"
"Ngutang dulu."
[][][][][][][][][][][]
.
.
.
.[ Main Cast ]
New Cast
[ Pitaloka Oncella ].
[ Ali Refaldi ]
.
[ Evan Denis Saputra ]
Ganti nama karena apa? Karena Evan yang dulu bukanlah yang sekarang~
[][][][][][][][][]
Sampai jumpa diupdate-an selanjutnya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜𝗜 [𝗡𝗲𝘄 𝗩𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻] ✔
Humor𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐝𝐢𝐩𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭, 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. [Cerita ini adalah cerita Indigo Keren dengan versi baru. Yang artinya cerita ini bisa berdiri sendiri tanpa dikaitkan dengan cerita Indigo Keren yang p...