26 : Bocoran

1K 360 122
                                    

Kalau ada typo dan salah kata, harap beritahu ya

.
.
.
.

Selamat membaca

.
.
.
.

👻 [New Version] 👻

.
.
.
.

[][][][][][][][][][][][][][][][][][]

Masih belum ada kejelasan mengapa Pita sampai tega mendorong Evan dari tangga sekolah hari itu.

Hanya berupa pengakuan saja yang Ali dapatkan dari Pita selama berkunjung di rumah gadis itu sebelum dirinya benar-benar ditendang keluar.

Yang pastinya, Ali tahu bahwa Pita tak akan mungkin melakukan tindakan tersebut apalagi sampai membahayakan orang lain jika ia tidak memiliki alasan tertentu untuk melakukannya. Dan alasan itu lah yang masih belum Ali ketahui.

Ali merebahkan dirinya di atas sofa dengan posisi kepala yang ia letakkan di pegangan sofa tersebut. Atensinya menatap datar atap rumahnya dengan memikirkan banyak masalah yang belum terselesaikan.

Sepoi-sepoi angin yang sejuk menerpa kulit Ali. Membuat kedua matanya mengerjap beberapa kali hingga semakin lama semakin berat. Mata lelaki itu mulai terpejam. Hanya saja belum lama kemudian sebuah teriakan berhasil membangunkannya kembali.

"OM ALIIII?!!" Caca berteriak tepat di telinga Ali. Sontak hal tersebut membuat telinga Ali berdengung disertai rasa pusing di kepala.

"Apa sih apaa?!" balas Ali yang sudah gregetan bukan main. Matanya kini terlihat sayu karena menahan kantuk.

"Apakah Om udah beli kaset pororo buat Caca? Katanya kemarin Om Ali mau beliin Caca kaset pororo kalo Caca nurut."

"Iya! Nanti gue beliin. Sekarang gue mau tidur dulu."

Caca menipiskan bibirnya kesal. "Tapi Caca maunya sekarang! Buruan dong, Om!"

Tubuh Ali terguncang ke kanan dan kiri dengan hebat. Caca masih setia menggoyangkan lengannya sambil terus merengekki kaset pororo.

Tangan Ali terangkat dan dikibaskan berkali-kali, menghentikan aksi Caca saat itu lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya yang terasa penat.

"Mau ke mana, Om?" tanya Caca sambil jinjit-jinjit.

"Mau ngayal dulu di kamar mandi," jawab Ali yang semakin lama semakin jauh dari pandangan.

Belum berakhir sampai di situ, rupanya Caca masih mengikuti dan kini berdiri di depan pintu kamar mandi yang baru saja Ali masuki.

"Apakah habis ini Om Ali bakal beliin Caca kaset pororo?" Caca menepelkan telinganya ke pintu, menunggu jawaban dari Ali. "Jangan PHP ya, Om! Itu pelecehan namanya," lanjut Caca saat merasa dirinya dikacangi, tetapi ujung-ujungnya dikacangi lagi.

"Ada lho Om orang yang meninggalnya nggak boleh bawa pasangan akibat kebanyakan PHP di masa hidupnya."

"Ya terus ... lo pikir orang meninggal mau bawa pasangan buat apa? Lo kira mereka mau kondangan? Atau nikah di akhirat?" balas Ali dengan kesal, kini ia tengah menyampo rambutnya dengan shampo life boy di dalam sana.

Sebuah tendangan yang cukup keras di pintu kamar mandi berhasil mengagetkan Ali. Tanpa ditanya pun, ia sudah tahu siapa pelakunya. Caca rupanya kesal, jadi ia memilih melampiaskan emosinya melalui pintu. Saat dirasanya kurang, hantu itu akhirnya ikut mematikan stop kontak air ketika Ali sedang membutuhkannya untuk membilas busa shampo yang sudah menjalar sampe ke mata.

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜𝗜 [𝗡𝗲𝘄 𝗩𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang