4 : Aneh

2K 544 110
                                    

Nggak ada pertanyaan.

.
.
.
.
.
.

Langsung baca aja:*

.
.
.
.
.
.

Kalau ada typo dan salah kata harap diberitahukan.

.
.
.

👻[ New Version ]👻

.
.
.
.
.
.

[][][][][][][][][][][][]

"Pita?! Pit? ... lo budeg apa tuli, nyet?" panggil Ali seraya menggedor-gedor pintu rumah Pita tak sabaran.

Sudah cukup lama Ali memanggil nama Pita dan mengetuk pintu rumah gadis itu seperti seorang suami sedang menggerebek istrinya yang berselingkuh di dalam rumah.

Sudah berpuluh-puluh menit Ali menunggu dan memanggil Pita. Namun, siempunya rumah seolah tak memiliki telinga untuk mendengar segala teriakan Ali yang bahkan kerongkongannya sampai terasa sakit begini.

"Halo, Om... ada setan di sini," sapa Caca yang tiba-tiba nongol dengan riang gembira. Merasa ada yang berbeda dari hantu satu ini, Ali akhirnya mengintip kecil sesuatu yang janggal.

Dan benar saja! Ternyata Caca memang sedang menggendong tas ransel yang bergambarkan dirinya, sundel blo'on, wewe gembel, dan suster headshot di balik punggungnya. Mereka berdandan seperti ibu-ibu kondangan, backgroud-nya pun hanya berupa kandang sapi beserta kumpulan sapi-sapinya.

Entah niat hantu ini ingin pamer atau memang ingin menjatuhkan harga dirinya dengan sendirinya.

"Tas baru ya, Ca?" sindir Ali.

"Iya, Om. Alhamdulillah. Tuk dipake di hari Raya," balas Caca sambil nyengir kuda.

"Terus kenapa dipake? Kan belum raya."

"Ya nggak papa, Om. Kalo Caca tinggal takutnya dimakan rayap."

Ali meraup wajahnya frustasi. Berusaha bersabar dan tetap mengiyakan ucapan Caca. Biar cepat no debat, no kecot, titik no bacot!

"Lo ngapain ke sini?" tanya Ali pada Caca.

"Caca mau minta tolong sama kak Pita, Om."

"Bisa-bisanya lo manggil Pita 'kakak' tapi giliran manggil gue pake sebutan 'Om'. Setan jablay lo emang." Ali berkacak pinggang.

Tanpa sadar, Ali tengah diperhatikan oleh sepasang suami istri yang merupakan tetangga Pita. Mereka tampak iba pada Ali, beranggapan bahwa sepertinya lelaki itu memiliki gangguan jiwa dan mental sampe-sampe berbicara sendiri.

"Dia kenapa, Mas?" tanya sang istri, penasaran. Ia mempertanyakan Ali kepada sang suami yang berdiri di sampingnya.

"Stres kali dia, Ma. Kebanyakan makan nasi," jawab sang suami.

"Si Mas ini! Stres ya, Mas? Mas juga makannya nasi. Semua orang juga makannya nasi. Ya kali makannya keju, tikus yang ada."

"Sejak kapan tikus suka makan keju, Ma?"

𝗜𝗻𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗞𝗲𝗿𝗲𝗻 : 𝗜𝗜 [𝗡𝗲𝘄 𝗩𝗲𝗿𝘀𝗶𝗼𝗻] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang